Destination ▪ 1

101 17 0
                                    

Dalam hidup, setiap orang selalu memiliki tujuan. Arah tempatnya berpikir, disini seharusnya aku berada. Dan disini harusnya aku pergi. Nyaris setiap manusia yang berpikir, akan memiliki tujuan pada cinta, ataupun cita-cita. Dalam keluarga dan dalam pertemanan, ada kalanya tujuan itu berbeda namun bisa jadi sama.

Sesekali kita akan menemukan bahwa tujuan yang kita miliki sama dengan tujuan orang-orang terdekat kita. Ketika itu terjadi, beberapa orang akan kehilangan rasa percaya dirinya. Bukan karena tak yakin dirinya akan meraih tujuan tersebut. Namun karena merasa ragu apakah itu benar yang menjadi tujuannya. Atau sekedar sesuatu yang menarik perhatian, karena dia selalu mendapati hal tersebut dari orang terdekatnya.

Apabila hal ini terjadi, diperlukan ketenangan hati untuk kembali berpikir. Sebab salah memilih tujuan, sama dengan salah melangkah. Karena itulah seseorang dituntut fokus dengan tujuannya, agar dapat meraih tujuan tersebut dengan benar. Sehingga diujung perjalanan meraih tujuan itu, tak akan terucap kata menyesal.

°•°•°•°

Sebuah irama dari ruang musik menarik perhatian Changkyun. Dengan gerakan kaki teratur, pria mungil itupun menggerakkan kaki keruangan tersebut. Setelah mengintip, Changkyun tersenyum. Sosok Jooheon yang tengah serius memainkan alat musik ditangannya adalah alasan pria manis tersebut membentuk kurva diwajahnya. Sempat terdiam sesaat didepan pintu, Changkyun memutuskan masuk kemudian. Segera dia duduk dihadapan Jooheon, membuat pria berdimple manis itu segera menghentikan aktivitasnya.

"Hey Kkung." Sapaan hangat Jooheon hanya dibalas oleh senyum lebar Changkyun.

"Lagumu bagus hyung." Punji Changkyun yang membuat senyum terkembang diwajah Jooheon.

"Benarkah?" Ada pancaran kebanggaan dalam netra Jooheon yang tertangkap mata Changkyun.

"Eoh...bagus...sangat bagus." Puji pria Im itu lagi.

"Syukurlah kalau laguku terdengar bagus. Aku bergadang menyelesaikannya, jadi aku sedikit khawatir jika ini terdengar jelek. Karena aku membuatnya dalam waktu singkat." Jooheon mengurai tawanya diujung kalimat.

"Kau membuatnya dalam satu malam?" Changkyun menatap takjub Jooheon.

Anggukan Jooheon membalas ucapan Changkyun. Menjadikan sang lawan bicara semakin nampak kagum padanya.

"Hyung apa kau jenius, bagaimana bisa kau menciptakan musik bagus dalam semalam?" Masih dengan ekspresi yang sama, Changkyun berujar.

"Eyyy.....kau mau mengejekku ya." Jooheon tertawa pelan.

"Aku memujimu hyung." Sambut Changkyun yang justru semakin membuat tawa Jooheon semakin berderai.

Changkyun mengerucutkan bibirnya karena mendapati hal itu.

"Hyuunggg....aku seriuuuus..." Melipat tangan didepan dada, Changkyun memasang ekspresi kesal.

"Yaaa...aku tahu Kkung....aku tahu kau serius." Coba menghentikan tawanya, Jooheon berujar.

"Lalu kenapa kau menertawakan penilaianku padamu." Changkyun masih terlihat kesal.

"Itu karena...apa yang kau katakan terdengar sedikit aneh dan cukup asing ditelingaku." Jooheon sudah berhasil menghentikan tawanya, kini senyum terkembang diwajah pria berdimple tersebut.

Changkyun memasang wajah bingung, membuat Joohein segera menjelaskan maksudnya.

"Seorang siswa pintar yang selalu mendapat nilai terbaik tiba-tiba menyebutku jenius. Kupikir...pujian itu terdengar seperti sesuatu yang tak nyata. Dan....yaaa....itu aneh, karena...aku tak berpikir bisa jadi jenius hanya karena mampu membuat musik dalam semalam." Senyum masih menghias wajah Jooheon.

"Kenapa? Apa kau pikir jenius itu harus selalu tentang sains?" Balas Changkyun yang membuat senyun diwajah Jooheon menghilang.

"Semua orang jenius dalam bidangnya hyung. Dan kau...kupikir kau jenius dalam bidangmu. Jadi jangan merasa aneh karena pujian yang kuberikan. Karena kau memang jenius, dan kau keren." Lanjut Changkyun yang kembali membuat Jooheon menarik senyum diwajahnya.

"Begitu ya?" Anggukan Changkyun membalas ucapan Jooheon tersebut.

"Baiklah kalau memang seperti itu. Berarti aku memang jenius, karena yang mengatakanku jenius adalah orang jenius." Senyum lebar Jooheon mengakhiri ucapannya. Menjadikan Changkyun ikut mengukir senyum diwajahnya membalas ucapan tersebut.

"Mainkan lagi hyung..." Pinta Changkyun yang dibalas anggukan Jooheon.

Kembali musik yang memikat hati Changkyun menyapa telinga sang pria mungil.  Membuatnya secara perlahan mulai jatuh hati pada setiap nada yang Jooheon mainkan. Tanpa sadar pikiran Changkyun terus mengurai pertanyaan tentang,  bagaimana musik sebagus itu bisa tercipta. Dan apa saja yang harus dilakukannya untuk menciptakan nada yang sama bagusnya dengan milik Jooheon.

Namun saat pertanyaan-pertanyaan baru tentang musik mulai memenuhi setiap bagian kepalanya. Changkyun mulai merasa gusar. Untuk alasan yang bahkan tidak dipahami oleh otak jeniusnya, Changkyun mulai merasa resah. Saat tanpa sengaja sang pria mungil mengumamkan nada-nada manis yang tak pernah sedikitpun meluncur dari bibirnya.

°•°TBC°•°

Sorry for Typo
Thanks for Reading & Votement

🌻Haebaragi🌻

Catatan Akhir Sekolah | Buku 3 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang