Fikri Agustin, lahir 27 Agustus 1999 di tengah panasnya perang saudara antara RI dan Gerakan Aceh Merdeka. Dari seorang lelaki yang berprofesi sebagai sipir di Rutan kota Langsa, Aceh, dan dari seorang ibu rumah tangga yang memiliki jiwa yang besar. Merupakan anak keempat dari tujuh bersaudara, takdir menetapkan bahwa seluruhnya bergender laki-laki.
Tumbuh di tengah-tengah kriminil di dalam Rutan, melihat perenungan dari 1001 narapidana. Entah ini cara Tuhan mengajarkan untuk jadi pribadi yang tegar dan tahan banting.
Serta melalui tumpukan kepahitan hidup yang dimulai sejak kepulangan abadi dari seorang ayah kepada Yang Maha Kuasa. Rentetan peristiwa dilalui dengan tangisan dan tak jarang harus dihadapi dengan kepalan tangan.
Keterbatasan ekonomi memaksa ia harus hidup di tengah-tengah mimpi buruk dari setiap anak. Panti Asuhan. Kemudian beranjak dewasa dengan keadaan yang mengucilkan dirinya.
Layaknya kondisi Survival, ia harus terus bertahan dengan peralatan seadanya, yaitu hati yang tegar dan mimpi-mimpi. Aneh bukan?
Bagaimanakah ia akan bertahan di tengah badai kehidupan? Mari kita lihat!
KAMU SEDANG MEMBACA
Pahitnya Hidup
RandomLahir di tengah dentuman peluru, tumbuh di tengah-tengah kriminil dalam penjara kemudian dipaksa dewasa oleh keadaan pahit yang bertubi-tubi. Cerita akan saya update setiap hari senin, agar tulisan yang saya suguhkan dapat lebih mudah dipahami dan m...