Imam

239 25 1
                                    

Pak Rudi dan lain-lain (4)

Ibu negara
|Brian, Handika, mama cuma mau mengingatkan
|Yang ijin pulang malem cuma papa aja ya

Bukan abang gue
|Yaampun maa abang lagi otw nih

Pak presiden
|Abang, adek
|Pulang nak

Bukan abang gue
|Abang on the way pa
|Adek tuh, masih maen kayaknya

Ibu negara
|Kamu otw mana, Brian

Bukan abang gue
|Otw jalan ke motor ma
|Abang gak bohong

Pak presiden
|Abang, abang
|Adek mana nih?

Bukan abang gue
|Adek masih main kali pa
|Marahin aja entar

Ibu negara
|Brian, pulang
|Gausah maen hp lagi

Bukan abang gue
|Astaga iyaa ma

Ibu negara
|Brian

Pak presiden
|Adek?

Ibu negara
|Si Handika lagi gak aktif pa

Pak presiden
|Yaudah, nanti kalo udah aktif bilangin ya ma
|Langsung pulang
|Adek, pulang

|Wah,apanih kok rame
|Eh
|Yaampun Handika ganteng udah sampe rumah nihhhhh

Pak presiden
|Bagus




Han berjalan memasuki rumahnya sembari fokus pada ponselnya. Membalas pesan-pesan masuk dari grup kelasnya setelah membuka grup chat keluarga.

"Ma, adek pulang nih"kata Han begitu melewati ruang tengah, menaiki tangga. Berjalan menuju kamarnya.

"Mandi dek"terdengar ucapan mama dari arah kamarnya. Handika tidak menyahut, berjalan memasuki kamar. Menuruti ucapan mamanya.










Handika sedang menonton you*tube di ponselnya saat adzan maghrib berkumandang, disusul teriakan mama.

"Brian, Handika, udah maen hp-nya! Sholat!"teriak mama

"Iya ma, Brian gak lagi maen hp juga"terdengar suara Brian dari kamar sebelah. Handika mencibir,tidak percaya dengan ucapan abangnya itu.

"Handika, Brian!"teriak mama lagi, karena kedua anaknya itu tak kunjung keluar kamar sampai adzan maghrib selesai.

Handika berdecak, mem-pause video yang sedang di tontonnya. Meletakkan ponselnya di atas kasur begitu saja, berjalan keluar kamar. Menuju kamar mandi.

"Eh, apa-apaan lo? Minggir, gue duluan!"seru Brian saat melihat adiknya sebentar lagi mencapai pintu kamar mandi.

"Dih, sapa lo suruh gue minggir? Siapa cepat dia dapat!"Handika balas berseru, tergesa menuju pintu kamar mandi. Namun Brian sigap menyusul, alhasil mereka ribut di depan pintu kamar mandi.

"Minggir gak lo?!"ancam Brian, mendorong tubuh Handika di sisi kirinya. Handika tak mau kalah, tangan kirinya mencengram daun pintu kamar mandi. Kedua kakinya memasang posisi kuda-kuda agar tak bergeming saat didorong oleh Brian.

"Eh sadar diri lo anjer, lo gendut"maki Handika saat Brian terus mendorong Handika dengan tubuhnya

"Gua gak gendut anjer, elo tuh yang cungkring!lemah lo!"Brian balas memaki, tidak terima

"Gue ideal ye, anjir!"

"Ck, minggir lo cepet!keburu iqamah!"

"Lah elo yang minggir, gue duluan!" Handika tetap tidak mau mengalah, tentu saja. Dia yang pertama datang, mana mau dia mengalah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 18, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Abang ||Young K | Han JisungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang