Matahari mulai menampakkan sinarnya yang masih terasa hangat saat menerpa tubuh. Suara ayam mulai bersaut - sautan pertanda jika hari baru akan segera dimulai. Sepasang suami istri yang baru saja terbangun terkejut saat mendengar suara tangisan bayi yang terasa sangat dekat dari kamarnya. Dengan tergesa mereka segera mengecek keluar rumah, dan betapa terkejutnya saat melihat ada bayi mungil yang kulitnya masih berwarna merah, sedang menangis di depan rumah mereka. Dengan sangat hati- hati, sang istri yang bernama asih, segera menggendong bayi tersebut. Dilihatnya bayi tak bersalah itu dengan mata yang berkaca - kaca.
" Anak siapa ini pak, kok tega sekali ibunya" Ucap asih dengan suara parau.
" Lebih baik kita lapor pak rt saja bu, kasian bayi ini" Jawab danang.
" Iya Pak, sekarang kita bawa masuk dulu aja, pasti dia kedinginan "
"Iya bu" Mereka segera masuk ke dalam rumah dengan bayi di gendongan asih.1 minggu kemudian
setelah danang melaporkan bayi yang tak bersalah itu, akhirnya ketua rt membuat 2 pilihan, yaitu bayi tersebut akan diserahkan kepada panti asuhan ataupun diasuh oleh asih dan danang. Karena mereka berdua memang belum dikaruniai keturunan, asih dan danang sepakat untuk mengasuh anak tersebut, dan mengurus semua surat - surat untuk anak tersebut. Alangkah bahagia nya asih saat mengurus bayi cantik yang tidak mempunyai ibu itu. Dengan sangat telaten asih dan danang merawat bayi tersebut dengan sangat tulus. Bayi tersebut diberi nama Jihan Larasati. Seluruh keluarga asih dan danang juga turut mendukung apa yang telah danang dan asih lakukan. Jihan selalu mereka anggap seperti anak kandung mereka sendiri. Ia dibesarkan oleh keluarga yang terbilang cukup, hingga pada akhirnya Jihan telah berumur 5 tahun."Jihan ayo makan dulu" Ucap asih dari dalam rumah.
" Iya bun sebentar " Balas Jihan yang sedang bermain bersama teman nya, Syifa.Jihan tumbuh menjadi gadis cantik yang penurut. Ia tidak pernah membantah ucapan kedua orang tua nya. Jihan juga anak yang sangat periang, ia jarang menangis, dan hal itu merupakan suatu anugrah bagi asih dan danang.
" Aku masuk dulu ya, nanti kita main lagi" Ucap anak kecil itu sambil melambaikan tangannya pada syifa.
" Dadaah"balas syifaJihan segera masuk ke dalam rumah untuk mencuci tangan dan bergabung dengan kedua orang tuanya dimeja makan.
" Ayah enggak kerja? " Tanya Jihan
" Enggak nak, kan ini hari minggu " Jawab danang sambil tertawa.
" Oiya Jihan lupa"
" Dah yuk dimakan dulu" Tegur asih seraya mengambilkan nasi di piring danang dan Jihan.
" Iya bun" Jawab Jihan patuh.
Selesai makan Jihan membantu asih dengan membawakan piring kotor menuju dapur. Asih yang melihat itu pun sangat bersyukur, karena mereka memutuskan untuk merawat Jihan. Namun sampai saat ini mereka masih belum mengetahui siapa orang tua Jihan sebenarnya. Asih dan danang terlalu takut untuk memberi tau Jihan jika mereka bukanlah orang tua kandung Jihan. Asih dan danang percaya jika Jihan adalah malaikat kecil yang sengaja dikirimkan untuk melengkapi keluarga kecil mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
sendu
Teen FictionSering kali kita merasa jika hidup mengecewakan, banyak hal yang dirasa tidak akan pernah membuat bahagia. Serta kehilangan orang - orang terdekat akan selalu menjadi pukulan terberat dalam hidup. Hingga kita tidak menyadari jika rencana Tuhan adala...