MULAI KEPO

51 26 2
                                    

"Ada apaan di Kasablanka weh?" Yudi sambil kebingungan mencari pistolnya.

"Bagi-bagi cewek cakep, ya pasti ada masalah lah," ucap Fatih lalu meninggalkan Yudi sendiri di markas.

"YUD, LO LAMA BANGET BUSET DAH, NYARI PISTOL APA NYARI KODOK SIH GUSTI," Afandi seperti memarahi anaknya sendiri.

"KEBURU PADA MATI ORANGNYA BEGO, NTAR LO YANG GUE SURUH BEGADANG SENDIRI," ujar Arles.

"IYA-IYA INI UDAH,"

Mereka terlambat saat tiba disana, banyak pengunjung yang tak bersalah menjadi korban. Afandi sebagai ketua timnya sampai geleng-geleng, bukan karena Napi-nya tapi karena orang yang kena tembak itu cantik-cantik.

"Semua masuk gue tunggu di mobil," ujar Fatih.

"Lo mau gue aduin ke Vivi?" ancam Afandi.

"KOK LO GITU BANGET SIH SAMA GUEE?!"

"Habis ini mencar. Arles, Fatih, sama Andre lewat pintu utama. Faris, Yudi, gue lewat parkiran," ujar Afandi

"SIAP,"

"Biarkan kami pergi atau aku akan melukai gadis ini," Roy mengganti senjata apinya menjadi pisau dan mendekatkan pisau itu ke leher Adel, seperti di drama-drama biasanya.

"Sudah banyak korban yang kalian buat, tolong jangan menambahi lagi, " ujar Arles sembari menatap tajam para Napi itu.

"Bisa gak tidur sebulan gue gara-gara ini," Andre bermonolog.

"AH BANYAK NGOMONG LO," Cipto menembak Sinta dan Jina yang bersebelahan.

"Vivi sembunyi!" ujar Fatih memperingati.

Adel yang mendengar suara tembakan pun sontak membuka mata dan mulutnya bersamaan.

"Pan, mereka nembak lagi tuh," Faris memberitahu.

"Kuping gue normal Ris santai," jawab Afandi yang masih terus mengendap-endap bersama rekan kerjanya.

"Jauh banget gusti capek gue," keluh Yudi.

"Nah sampe, kita tembakin dari sini. Ada 19 orang, nembak sebanyak-banyaknya yang paling banyak ntar gue kasih hadiah," ujar Afandi

Aksi tembak tembakan pun terjadi. semua Narapidana telah tertembak (dengan bantuan polisi di pintu utama). Adel yang merasa pisau di lehernya semakin mengendor pun langsung berbalik badan dan mendorong badan Napi itu kebelakang.

Dari kejauhan Adel melihat di belakang Afandi ada orang yang sedang mengacungkan pistol dan tersenyum kearahnya. Sontak Adel mengambil pistol Napi yang tertembak tadi dan . .

DOR!

Adel terlambat, baju yang tadinya berwarna coklat biasa sekarang berubah menjadi coklat tua. Ternyata masih ada satu orang yang bersembunyi di lantai 4 tempat ia tertembak. Faris yang menyadari hal itu langsung menembak balik dan mencoba membangunkan Afandi.

"Jangan mati dulu pan, gue masih banyak dosa sama lo," Yudi akting terisak

"Lo apaan sih ah, cepet bantuin angkat dia kita bawa ke bawah," komentar Faris

"Ambulannya kok gak dateng-dateng sih," omel Adel

"Vi, kamu gak pa-pa kan?" tanya Fatih sambil memegang kedua bahu pacarnya itu.

"Gak pa-pa sayang," Vivi membalas dengan pelukan.

"WEH ENAK DOANG PATIH MAH," ejek Faris dan Arles bersama seraya ber-tos ria.

Mobil ambulans dan polisi bantuan datang. Para Napi sudah di angkut para polisi dan sebagian pengunjung sudah di bawa ke rumah sakit termasuk Afandi.

"Vi, lo tau gak? Polisi yang ketembak tadi kasian ya" Adel menopang wajahnya di atas kasur.

"Ah itu, namanya Afandi. Dia itu lulusan terbaik 6 tahun lalu. Jabatannya sekarang AKP. Dia ketua tim Eagle, semua polisi yang bantuin kita itu anggota Eagle termasuk pacar gue," jelas Vivi

"Lo suka yaa, ngaku Ca!"

"Sok tau banget bocah," Adel meninggalkan Vivi sendiri di kamar.

"CACA LO BISA GAK SIH SOPAN DIKIT SAMA GUE, GINI-GINI JUGA KAKAK LO,"

. . .

vote dan komennya jangan lupa ya kak!

ADELSAV CASIYALA
GALENDRA AFANDI

-20 apr 2020

CASABLANCATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang