2 (Kisah yang kita simpan)

442 27 0
                                    

"Kau lihat Jongin? Aku rasa aku belum melihatnya sejak acara dimulai." tanyanya pada Soo Jung.
Soo Jung memutar bola matanya. Ia melihatnya tadi, tapi sudah tidak tahu dimana manusia satu itu saat ini. "Soo Jung-ah." tegur Junmyeon mematikan tatapan kosong Soo Jung. "ah? Em, aku tidak melihatnya juga.

Jongin keluar dari taksi, dan turun di sebuah perumahan. Ia tidak tahu tempat apa itu. Berdasarkan maps yang dibukanya, jika turun di sekitar perumahan itu, ia hanya perlu berjalan sedikit hingga menemukan pantai di sana. Setelah tiba, ia menghembuskan napasnya. Melihat ke sekitar. Sepi, hanya ada dirinya di sana. Ia bergidik, angin malam membuatnya kedinginan di tempat yang dikelilingi laut itu. Belum lagi, jasnya yang tidak begitu tebal untuk membuatnya hangat. Ia terus saja berjalan, sedikit hal di kepalanya cair. Karena yang ia pikirkan saat ini adalah, dimana dia.

Ia tak menjumpai pantai. Hanya ada sungai yang mengalir di bawah jembatan putih tempatnya berdiri. Ia berhenti berjalan. Mendirikan dirinya di sisi jembatan, melihat sungai yang tak mendapat cahaya lampu, gelap. Tangannya ia pangku di tiang jembatan, kini, pikirannya kembali. Jung Soo Jung, wanita itu mengambil alih isi kepalanya. Senyumnya, wajah tekuknya, tawanya, diamnya, semuanya, mampir di kepalanya.

"Joh-a hae, Soo Jung-ssi."
Krystal tebelalak, kemudian tersenyum. Jongin pun tersenyum lebar, tulus, di bawah payung yang dijatuhi hujan.
Pikirannya terbang ke masa tiga tahun yang lalu, di depan halte bus yang tak ada siapa-siapa selain mereka.

Jongin tersenyum getir, memicingkan bibirnya. Sedikit merasa, lucu, layak ditertawakan.
"aaaaaarrrggghhh.... Aaaarrrrrrrggghhh." teriaknya. Ia tersengal, mengambil napas pelan-pelan.

Tak jauh, beberapa meter darinya, seorang wanita bermantel coklat lembut mengalihkan pandangannya ke arah suara. Air matanya dihapus pelan-pelan sambil menyipitkan mata, berusaha melihat seseorang yang sedang berdiri dengan setelan yang rapi. Matanya sembab. Ia kemudian mendekat ke arah laki-laki itu.
"Anda, baik-baik saja?" Tanyanya setelah sampai di dekat Jongin.
Jongin berbalik, mendengar suara dari belakang punggungnya. Matanya mendapati wanita yang tak lebih tinggi darinya, mata sembab, rambut terkuncir namun terlihat berantakan.
"permisi?" tegur wanita itu lagi.
"ne?" ia pun tersadar.
"ah, kenapa?" lanjutnya.
"anda baik-baik saja?" wanita itu mengulang pertanyaan nya.
"enggg, anda sendiri tidak terlihat baik-baik saja ahgassi. Urus saja diri anda sendiri." jawab Jongin tak bersemangat. Ia membalikkan badannya, meninggalkan wanita itu sendirian, disana.

.....

Junmyeon, laki-laki itu nampak sibuk di balik layar komputer nya. Matanya tak teralihkan, jemarinya sibuk mengetik di papan keyboard komputer.

Tok tok tok.
Pintu terbuka pelan, "dari mana saja kau Kai? Kau tau ini,..." ia tidak meneruskan kalimatnya saat mengangkat wajah dan mendapati seorang laki-laki tua dengan uban di beberapa bagian rambutnya. Suho terbangun, membungkuk.
"Maaf, daepyeonim. Saya kira Anda Kai." ujar Suho kaku.
"Kai tidak masuk kantor?" lelaki tua itu duduk di sofa, disusul Junmyeon. "iya, Pak. Tidak biasanya. Dia juga tidak memberi kabar sejak kemarin."
"apa dia tidak datang di pertunangan mu?"
"eee, sepertinya tidak. Karena saya ataupun Soo Jung tidak melihat nya."
Lelaki itu mengangguk paham.
"Suho-ya."
"ne?"
"sepertinya, mereka berdua belum menceritakan nya kepadamu."
"ne? Mereka berdua? Nuguyo?" Suho terlihat bingung.

-
Terimakasih Sudah singgah. Semoga suka, dan menantikan bagian selanjutnya. Sampai ketemu hari Selasa. Jangan lupa votenya teman-teman. Jika perlu, dikomen ya, biar author tau tanggapan kalian seperti apa.

The Words I Want You To HearTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang