WARNING!!
Banyak kata-kata kasarnya yang dibawah umur jangan baca.***
Happy reading ❤
Bel pulang sekolah akhirnya berbunyi. Murid yang patuh dan teladan langsung pulang kerumah. Namun banyak yang masih menetap disekolah. Ntah itu memakai wifi sekolah untuk bermain tiktok, mengerjakan tugas dari guru, memasang snapgram di instagram, dan lainnya.
"Cek cek test, oke bagus, Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh." semua murid yang mendengarnya langsung menuju kearah asal suara mic tersebut.
"Disini saya hanya ingin memberitahukan kepada seluruh murid dan bapak ibu guru yang masih disekolah diharapkan segera pulang! Kare-" ucapan ketua osis itu pun terpotong oleh salah satu murid.
"Ada apa emangnya disuruh pulang?" tanyanya.
"Makanya orang ngomong tuh jangan suka dipotong-potong dengerin dulu!" murid itu pun bungkam dan merasa malu.
"Oke saya lanjutin, karena nanti bakal ada perang disini! Kalian gak mau kan kena imbasnya? Pulang sekarang! Saya hitung satu sampai sepuluh. Satu-" semua murid kocar-kacir kekelasnya masing-masing untuk mengambil tasnya lalu langsung bergegas pulang.
"Dua-." tak kalah panik, guru juga langsung keruangannya untuk mengambil barang-barang mereka masing-masing. Sampai ada yang kepleset, jatuh, dan sebagainya.
Sia tidak mendengarkan pengumuman tersebut, karena ia sedang di bagian lab paling belakang. Sia yang baru keluar lab pun melihat semua orang berlarian kesana kesini kebingungan.
"Eh eh, ada apaan sih? Ko pada panik gitu?" Tanya Sia pada salah satu murid yang ia tahan tangannya.
"Mending lo cepet pulang! Hari ini ada tauran disini!"
"Tauran?" Sia mengerutkan keningnya.
"Iya! Yaudah gue pulang duluan ya!, cepetan langsung pulang!!" Tak lama murid itu keluar Sia pun mengikuti murid tersebut kearah pintu depan gerbang sekolah.
"OH IYA ANJIR! TAS GUE MASIH DIKELAS!" Sia menepuk jidatnya lalu langsung menuju ke kelasnya yang dilantai dua.
"sembilan- sepuluh. Oke semua sudah aman kap!" ucap Adi lewat mic. Adi tidak sadar bahwa Sia berada di lantai dua.
"Yakin? coba periksa di lantai atas, bawah, kantin, toilet!"
"Sepi gini kap, adanya kita-kita aja." ucap Gavin.
"KAP! DEMETRIUS SUDAH DIDEPAN GERBANG!" teriak salah satu anggota Reaves.
"OKE SEMUA SIAP-SIAP! SALING MENJAGA SATU SAMA LAIN!" ucap Kenzie sang kapten.
"SIAP KAP!" Semua anggota Reaves yang berada didalam sekolah menghampiri anggota Demetrius yang siap bertempur.
"Gimana? Siap kalah lagi?" Tantang David dengan senyuman sinis.
"Cih! jangan terlalu percaya diri! SERANG!!" Ucap kapten Demetrius.
Bugh!
David terkena pukulan dadakan dari anak buah Demetrius yaitu Satria.
"Najis! Mainnya dadakan kayak tahu bulat!" David maju lalu melayangkan tangannya mengenai pelipis Satria hingga mengeluarkan darah segar.
"ANJING!" Satria menyerang David dengan balok kayu yang ia taruh dibawah aspal tadi.
"Eits. Kurang beruntung anda kali ini." David mengambil alih balok kayu tersebut lalu memukul punggung Satria hingga Satria terjatuh.
Sia melihat semua itu, Sia takut, ia menggigit kuku jarinya merasa bingung harus pulang lewat mana?. Terlintas pikirannya kepada pintu belakang sekolah. Sia pun bergegas untuk pulang melewati pintu belakang tersebut karena pintu gerbang depan sudah dipenuhi oleh Reaves dan Demetrius yang sedang berperang.
Namun keberuntungan belum memihak kepada Sia, ada beberapa anak Demetrius dipintu belakang sekolah. Sia membelalakan matanya kaget, semua mata menatap Sia seperti ingin menerkamnya.
"Eh eneng cantik, mau kemana neng?" Kevin- anggota Demetrius mendekati Sia.
"Jangan dekat-dekat!" Sia menjauhi dirinya dari mereka, mukanya pucat pasi menahan rasa takut.
"Aduh galak banget sih neng! Nanti abang gigit nih." ucap salah satu anggota tersebut membuat gelak ketawa yang menakutkan bagi Sia.
"Eh mau kemana hah?!" Kevin mencegat Sia yang ingin kabur.
"Lepasin gue!" tangan Sia dipelintir kebelakang.
"Dengerin ya! gue gak bisa lepasin mangsa yang dateng sendiri ke pemangsanya! hahaha." Sia mendorong Kevin dengan kekuatan yang ada.
"TOLO-EUMM!!" mulut Sia di tutup dengan kain dari belakang dan tangannya diiket dengan tali sekencang-kencangnya.
"JANGAN TERIAK-TERIAK!" Sia dibekap sampai dirinya pingsan dan dibawa ke markas mereka.
Ting!!
Pesan
Nomor tidak dikenal
Hahaha!! Temen sekolah kalian ada sama gue! Dateng dan berlutut didepan kita semua atau gue bunuh nih temen lo?! cewek nih bisa gue apa-apain juga hahaha! Cepet datang kemarkas gue sebelum terlambat!."ANJING!! BANGSAT!! PENGECUT LO SEMUA!!" Kenzie melayangkan tinjunya ke perut rivalnya itu berkali-kali hingga terjatuh tak berdaya.
"Udah kap! Dia bisa mati!!" semua anggota reaves menahan Kenzie.
"BUBAR! KITA TUNGGU KEDATANGAN KALIAN SEMUA! HAHAHA." ucap ketua demetrius- Daniel.
Keheningan memasuki markas Reaves. Biasanya yang ramai dengan tawaan dan candaan. Sekarang sepi, tidak ada yang berani buka mulut. Semuanya diam dan terus menunduk tidak berani menatap mata Kenzie untuk sekarang.
"PUAS KALIAN? ITU NYAWA! BUKAN MAIN-MAIN!" Kenzie menendang kaleng hingga terpental jauh.
"Maaf kap."
"TERUS DENGAN KATA MAAF BISA BIKIN ORANG YANG GA BERSALAH SELAMAT HAH?!" Kenzie mencengkram kerah Gavin lalu mendorongnya hingga Gavin kehilangan keseimbangannya.
"Gue tau gimana." Semuanya menoleh ke arah Adi.
***
bodo ah pendek, soalnya besok up lagi AHAHAHAHA.
cerita ini ditulis 748 kata ❤.
KAMU SEDANG MEMBACA
ADHYASTHA
Teen FictionAlyssia Mischa Sashikirana, dia cantik, baik, dan pintar. Banyak yang menaruh hati kepadanya, namun tak ada satu pun yang mendapatkan hati Alyssia. Adhyastha Abraham. Biasa dipanggil Adi. Adi selalu berjuang untuk mendapatkan Sia. Sudah berbagai car...