CHAPTER 8

7.9K 771 49
                                    

"Yoora, barang-barangmu sudah lengkap?" Perempuan Lee itu menghela napasnya panjang lalu mengangguk pelan sambil menatap kedua mata Jimin yang juga tengah menatap dirinya. Jimin menyuruh gadis itu untuk tinggal di rumahnya selama beberapa hari. Yoora yang sebenarnya sudah tidak tahan tinggal bersama Jungkook, akhirnya memutuskan untuk tinggal di rumah Jimin walaupun hanya beberapa hari.

Rasanya aneh akan meninggalkan Jungkook, pun juga ia sedikit takut untuk tinggal bersama Jimin. Tapi, rasa takutnya lebih banyak jika ia tinggal bersama Jungkook. Entah apa yang ia pikirkan sampai ia berani untuk mengambil keputusan—tinggal di rumah Jimin.

"Maafkan Jungkook Ahjussi sudah membuat wajah mu dipenuhi dengan luka. Aku jadi takut jika wajah tampan mu itu berbekas karena terdapat luka, nanti aku akan mencoba mengobatimu, ya ..." Pipi Jimin memerah setelah mendengar Yoora yang tengah memuji dirinya, pria Park itu tidak bisa menyembunyikan wajahnya yang memerah dari si gadis yang berada di hadapannya. Yoora pun menyadari, dan dia hanya bisa terkekeh melihat wajah Jimin yang memerah karena dirinya. Lucu sekali Jimin ini.

"Yoora, mengapa kau memanggilku dengan sebutan Ahjussi? Bukankah aku masih terlihat muda?" tanyanya sambil fokus menyetir. Ia bertanya dengan serius, karena panggilan itu cukup mengganggunya. Ia tahu jika ia tidak muda lagi, tapi lihat lah wajahnya yang baby face, sangat aneh jika dirinya dipanggil dengan sebutan Ahjussi, padahal wajahnya tidak tampak seperti panggilan tersebut.

"Aku tidak tahu, aku tidak memiliki alasan untuk menjawab." ucap Yoora, ia jujur mengenai hal ini. Mau memanggil dengan sebutan Oppa pun rasanya aneh karena tidak sesuai dengan usia Jimin. Mau memanggil nama, tidak sopan juga. Jadi lebih baik dia mengambil opsi ketiga, memanggilnya dengan sebutan yang sekarang. Jimin—tidak percaya dengan jawabannya dan hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala mendengarnya.

"Ah, ya, Yoora, bukumu terjatuh di jok kursi mobilku, maka dari itu aku ke rumahmu untuk mengembalikannya." Dia mengatakan tujuannya datang ke rumah Yoora sebelumnya, karena Jimin tahu pasti gadis itu juga bertanya-tanya. Maka dari itu dia menjelaskannya sebelum Yoora bertanya, agar gadis itu tidak curiga. Tapi, ya ... selain karena ingin mengembalikan buku, Jimin juga ingin melihat Yoora—rindu sedikit.

"Di mana buku ku?" tanyanya semangat, akhirnya dirinya menemukan buku yang ia cari—penyebab ia bertengkar dengan Jungkook.

Bisa-bisanya dia juga ceroboh meninggalkan bukunya di mobil Jimin. Untungnya Tuhan masih baik padanya, mempertemukan bukunya. Jika bukan terjatuh di mobil Jimin, bisa mampus dirinya.

"Sudah berada di dalam tasmu, aku sudah memasukkannya tadi saat aku membantumu memasukkan barang ke dalam bagasi mobil."

"Ah begitu, ya. Terima kasih, Ahjussi!"

Mereka akhirnya sampai di rumah Jimin, tentunya barang-barangnya dibantu juga oleh pemilik rumah tersebut.

Jimin memberitahu di mana letak kamarnya, setelahnya dia menggunakan beberapa jam untuk mengatur barang-barangnya agar malamnya ia bisa santai.

Ternyata, tidak butuh waktu yang lama untuk membereskan semua barangnya—karena tidak terlalu banyak sebenarnya. Ada baiknya juga tidak memiliki barang yang cukup banyak.

Sudah selesai semua, Yoora memutuskan untuk mandi karena ia berkeringat. Ia benci berkeringat karena akan menimbulkan bau yang tidak sedap. Tidak lucu jika tiba-tiba Jimin masuk di kamarnya untuk mengetahui keadaannya dan akan mencium bau keringatnya disaat yang seperti ini. Itu sangat memalukan.

Yoora menjalani harinya seperti biasa, tapi untuk hari ini dia tampak lebih santai karena tidak perlu membereskan kamar, memasak makanan, dan juga membersihkan rumah Jungkook. Di tempat Jimin ini, dia benar-benar seperti anak remaja yang memikirkan tugas saja, tidak memikirkan hal yang lain seperti ; bagaimana hidupnya kedepannya, bagaimana dirinya mendapatkan uang, bagaimana dirinya terlepas dari Jungkook dan bisa hidup seperti anak remaja lainnya, dan sebagainya. Dia bersyukur Jimin ingin menampung dirinya walau hanya sementara.

"Yoora, makan terlebih dahulu, kau bisa melanjutkan tugasmu setelah makan!" Teriak Jimin dari dapur, ia memanggil Yoora agar gadis itu makan malam bersama dirinya. Yoora mengembuskan napasnya, sebentar lagi tugasnya akan selesai tapi dirinya sudah dipanggil oleh Jimin untuk makan malam, mau tidak mau ia harus segera makan malam bersama dengan peia itu, dirinya tidak mungkin menolak perkataan Jimin, bukan? Secara di sini dia hanya menumpang, dan Jimin adalah pemilik rumah ini. Jadi, dirinya harus mendengar perkataan beliau.

Jika dia menolak, bisa-bisa dia ditendang keluar oleh Jimin.

"Iya Ahjussi, aku segera turun." Teriaknya juga kemudian keluar kamar dan menuruni anak tangga. Disaat ia sudah berada di ruang makan, ia menemukan Jimin yang sudah duduk rapi sambil memandang dirinya dengan senyuman manisnya, serta makanan yang sudah tersusun dengan baik di meja makan.

Ah, Yoora merasa senang sekali, rasanya baru kali ini dia dianggap manusia. Rasanya senang ada orang yang menghargainya, selain Lisa, sahabatnya.

"Tugasmu sudah selesai?" tanya Jimin lalu mengambil makanan untuk Yoora, perempuan itu menggeleng untuk menjawab.

"Ahjussi? Biarkan aku yang mengambilkan makanan untukmu." Jimin hanya tersenyum dan mengangguk. Yoora mulai mengambilkan makanan untuk Jimin—layaknya seperti istri yang mengambilkan makanan untuk suaminya.

"Makan yang banyak, aku sengaja membuat makanan yang lebih banyak dari sebelumnya agar kau sehat dan pertumbuhanmu akan berjalan dengan baik. Jangan malu untuk menambah makanan, aku malah senang jika kau ingin menghabiskan semuanya." Yoora hanya tersenyum dan mengangguk menanggapi ucapan Jimin. Tidak mungkin ia bisa menghabiskan makanan sebanyak ini.

Hanya diperlakukan seperti ini membuat Yoora bahagia, kehadiran pria ini membuat hidupnya bahagia setelah adanya Lisa yang selalu menghargai dan mencoba membantu dirinya dalam hal apa pun. Jika boleh meminta, Yoora ingin terus hidup seperti ini.

Perempuan itu sesekali melirik Jimin yang tengah meringis kesakitan sambil memegang lukanya, pastinya luka itu adalah pukulan dari Jungkook.

Kini Yoora merasa sangat khawatir sekarang, "Ahjussi, apa kau memiliki kotak P3K?" Jimin langsung saja menatap Yoora dan menunjuk ke tempat di mana kotak itu berada.

Perempuan itu dengan segera mengambil kotak itu dan hal itu membuat Jimin sedikit bingung, karena Yoora mendatangi mua dan mulai mengeluarkan obat-obatan untuk mengobati luka Jimin.

Tanpa rasa malu, Yoora mulai mengobati wajah pria Park tersebut yang dipenuhi dengan luka. "Yoora?" Perempuan itu sama sekali tidak menanggapi panggilan Jimin, ia fokus mengobati luka pria di depannya."

"Kau akan jatuh nantinya jika kita berada dalam posisi seperti ini." Jimin mengingatkan gadis ini, tapi Yoora keras kepala, dia tidak mendengarkan ucapan pria yang ia obati.

"Eh!" Yoora hampir saja terjatuh, namun Jimin yang menyadari hal itu dengan cepat menangkapnya. Dan pada akhirnya yang terjadi adalah ; Yoora menindih tubuh Jimin dan pria itu memeluk pinggangnya.

Kan, Jimin sudah bilang.

Kan, Jimin sudah bilang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

10 November 2020.

JIMIN AHJUSSI ✓  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang