tinggal sendiri

12 1 2
                                    

'Hari ini sama seperti hari-hari sebelumnya, tidak ada yang berubah. hanya saja caraku mencintaimu sedikit berubah. Dari yang awalnya diam-diam sekarang mulai ku tunjukkan'

Kira-kira begitu kalimat yang diucapkan penyanyi yang ada dipanggung cafe O'bar sebelum menyanyikan sebuah lagu yang akan dibawakannya sore hari ini. Cafe dimana tiga orang pelajar SMA sedang berkumpul dan menikmati makanannya masing-masing serta masih menggunakan seragam sekolah.

"O'bar emang terbaik sih, roti bakar nya selalu bikin perut gue puasss" ucap Kintan sambil menepuk-nepuk perutnya karena merasa kenyang.

"Lo mah dikasih eek bakar juga puas" jawab Gladis karena Kintan selalu mengatakan hal yang sama saat merasa kenyang.

"Walaupun gue doyan makan, tapi gue milih-milih kali. Kan kasian perut dan lambung indah Dedek kalau diisi bakteri" sanggah Kintan karena tidak terima dengan ucapan Gladis.

"Perut buncit gitu dibilang indah" kini Gladis malah meledek Kintan.

"Ehem, btw kita jadi ke Jogja ga sih?" Aku yang sudah selesai makan ikut menyumbangkan suaraku.

"Ngapain ke Jogja, liburan atau kulineran?" Tanya Kintan.

"Otak lo isinya cuma ada makanan ya, kita itu ke Jogja mau study tour" aku menjelaskan kepada kintan karena Kintan memang lemot. Kintan hanya ber oh ria dan tidak berkata apa-apa lagi.

"Gatau sih Ra, soalnya gue belum dapet informasi. Kemaren sempet dibahas katanya udah bikin proposal tapi biayanya masih belum dikasih tau ke kita, ga jelas banget" jawab Gladis menanggapi pertanyaan ku. Gladis merupakan mantan anggota osis, walaupun sudah kelas 12 ia masih aktif di osis, makanya dia tau banyak informasi.

"Iooh, ntar tiba-tiba jadi terus waktu nya mendesak, belum beres-beres barang bawaan, belum lagi uang jajan buat disana" Kintan pun ikut meluapkan kekesalannya.

"Dah lah, yuk balik, udah hampir malem" ajakku sambil melihat jam yang melingkar di tanganku yang sudah menunjukkan pukul 5 sore.

Gladis dan kintan langsung beranjak dari tempat duduknya masing-masing setelah melihat aku berdiri, kami pun langsung menuju parkiran, hari ini mereka nebeng mobilku dengan alasan mau berhemat, ga mau rugi beli bensin.

Setelah mengantar kedua sahabatku kerumah mereka masing-masing, aku  langsung pulang ke rumah. Kondisi rumah sangat sepi dan itu hal yang wajar, karena orang tua serta Abang ku sibuk dengan pekerjaannya masing-masing. Ditambah sekarang orang tuaku sedang diluar kota karena ada urusan bisnis.

"Eh, non Ara udah pulang?" Basa basi bi Nina yang melihatku memasuki rumah, Walaupun rumah ini sepi bukan berarti aku tinggal sendiri jika tidak ada Abang dan kedua orang tuaku, masih ada bi Nina yang setia menemaniku.

"Udah makan non?" Sambung bi Nina karena pertanyaannya di awal tidak aku jawab. Bi Nina sudah paham dengan sifatku yang cuek.

"Udah bi" jawabku singkat dan langsung menaiki tangga karena kamar ku ada dilantai dua, disamping kamar Abang ku.

Aku langsung menaruh tas dan mencharger handphoneku lalu mandi dan mengganti seragam sekolah dengan pakaian rumah, lalu lanjut main hp atau nonton Drakor, selalu seperti itu rutinitas ku disetiap harinya. Membosankan.

Karena mulai bosan dengan kegiatan ku menscroll beranda Instagram, aku iseng membuka grup WhatsApp "BADAI GURL" yaitu grup WhatsApp ku dan kedua sahabatku.

BADAI GURL

Amara Pelita
Kapan sih gue punya pacar woii?!

Gladis resik
Bacot aja Lo, berisik!

Amara Pelita
Gue serius!

Kintan hitam
Yang punya pacar nyimak...

Gladis resik
Jangan sampe gue tampol otak Lo ye

Kintan hitam
Iri bilang bozz

Amara Pelita
CARIIN PACAR!

Gladis resik
Yang deketin Lo itu banyak, tapi Lo ga mau, malah Lo jadiin mainan. Gilir yang ga pernah ngelirik Lo malah Lo kejar! Bego.

Kintan hitam
Bener tuh kata Gladis

Setelah membaca chat terakhir dari kintan, aku langsung mematikan hp ku. Kalau dipikir-pikir bener juga kata Gladis, kalau ada yang ngedeketin akunya yang gamau, tapi ga dijadiin mainan! Aku cuma gatau gimana cara nolaknya. Yang aku kejar malah ga perduli, ujung-ujungnya galau sendiri. Dasar manusia!

"Tumben cepet pulang" ucapku ketika aku mendengar suara mobil Abang ku memasuki pekarangan rumah.

Tok tok tok..

"Masuk aja!" Ucapku sedikit berteriak, aku tau pasti itu Abang ku yang mengetuk pintu.

"Belum tidur ternyata" ucapnya ber basa basi.

"Abang mau ngomong sesuatu, bisa turun kebawah sebentar" sambung Abang ku dan langsung keluar kamar. Tanpa menjawab aku langsung mengikuti Abang ku dari belakang.

"Duduk sini" perintah bang Angga sambil menunjuk sofa yang ada di ruang tamu, nama abangku Angga.

"Ara dengerin Abang ya!" Perintah bang Angga, sepertinya ini pembicaraan yang serius.

"Hmm" jawabku malas.

"Besok Abang mau ke Inggris, ada urusan bisnis. Mungkin Abang lama disana, Abang mau nyusul Mama sama papa, mau bantuin Mama sama papa disana" ucapan bang Angga terpotong, mungkin bang Angga menahan sedih.

Apalagi harus meninggalkan aku sendiri disini, biasanya kalau enggak ada Mama sama papa aku ditemani bang Angga. Walaupun dia sibuk tapi selalu menyempatkan waktu untuk menemani ku atau bahkan bertanya sudah makan atau belum.

"Amara baik baik di rumah, nurut sama bi Nina ya. Kalau ada apa-apa telfon Abang kayak biasanya, nanti Abang suruh sahabat Abang untuk rajin rajin jenguk kamu disini" aku langsung berdiri dan memeluk bang Angga, sebenarnya berat untuk berpisah dari bang Angga, Mama, dan papa. Tapi aku tidak bisa menahan mereka untuk pergi ke Inggris, mengingat perusahaan keluarga memang sedang dalam masalah sehingga bang Angga, Mama, dan papa harus menyelesaikan masalah ini.

"Yaudah, bang Angga hati-hati ya di negara orang, sering sering telfon Amara" aku berusaha menahan air mata sebisa mungkin agar bang Angga tidak khawatir.

"Iya, nanti Abang kirim nomor HP kamu ke sahabat Abang ya.  Kalau ada apa-apa langsung telfon aja sahabat Abang ya, dia baik kok" aku hanya tersenyum dan mengangguk.

🎈🎈🎈

Jujur aku bingung banget ceritanya mau gimana 😭😭

Aku minta support nya ya gaissssssssss

Jangan lupa kasih bintang, oke!
Harus!!!



AMARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang