Basketball [1]

35 1 0
                                    

Jika biasanya The Queen Dark menganggap hari Rabu adalah hari yang paling menyenangkan, karena bisa dengan mudahnya bolos pelajaran dan jalan-jalan ke luar sekolah tanpa repot-repot minta surat pada guru BK, maka kemarin adalah hari Rabu terburuk sepanjang mereka bersekolah di SMA ini. Karena, tidak hanya hampir ketahuan oleh musuh bebuyutan mereka, ---The King Dark, saat hendak pulang pun tiba-tiba mobil Raina yang katanya masih baru itu kempes dan mogok secara bersamaan. Dan dengan berbaik hati Syafina malah mengusulkan untuk ikut menumpang salah satu mobil pick up dekat mall. Saat diprotes kelima sahabatnya, ia dengan entengnya mengatakan kalau numpang di mobil seperti itu lebih menyenangkan dibanding naik taksi. Klise saja, alasannya hanya karna ia sedang ingin jalan-jalan ditemani terpaan angin sore. Lebih leluasa katanya.

Raina Risma, cewek cerewet yang katanya lumayan sinis itu sejak tadi tak bisa duduk tenang. Handphone ditangannya bahkan sudah bergetar sedari tadi, hal itu menyebabkan Vany yang duduk disebelahnya dengan kesal menyikut lengannya.

"Lo ngapa sih? Siapa yang nelpon?"

"Hehe, cowok gue-," Vany mendesah pendek. Sahabatnya satu ini memang baru saja jadian dengan anak kelas sebelah satu minggu yang lalu, namun sepertinya cowok yang bernama lengkap Raka Aldrian itu benar-benar possesive kepada teman cerewetnya ini. Hal seperti ini yang kadang bisa membuat sahabat-sahabatnya yang lain naik darah dan secara terang-terangan menyuruh si cowok untuk pergi saja dalam artian diputuskan secara sepihak. Agak possesive boleh, tapi jangan sampai menelpon setiap saat juga.

"Ah sumpah, bosen bosen bosen!" Cewek yang menjabat sebagai ketua TQD itu mengetuk-ngetuk kepalanya dengan pulpen abu-abu ditangannya. Saat ini keenamnya sedang berada di kelas dengan guru sejarah yang sedang menjelaskan tetapi bicaranya kelewat tenang, sehingga kalau nggak ngantuk, ya bosan.

Neko itu pengertian, tapi ngegasnya minta ampun. Kalau tinggi badan, ia termasuk yang paling tinggi diantara sahabat-sahabatnya. Padahal yang ketua basket cewek itu Raina, sedangkan wakilnya Vany. Kalau Kia, ia wakil ketua TQD. Syafina itu ketua ekskul Renang, Ryuu ketua ekskul modern dance.

Jika kalian penasaran bagaimana penampilan TQD, penampilan mereka itu pas. Tinggi 165 keatas, berat badan ideal, kulit putih mulus, tidak pernah make up ---hanya pakai bedak baby dan lipbalm, juga rambut yang indah. Apa mereka punya pacar? Ya, mereka punya pacar. Tapi biasanya, hubungan mereka itu nggak bertahan lama. Mereka itu semacam, playgirl mungkin.

"Bu! Kenapa sih kita harus belajar sejarah? Kan itu udah masa lalu bu," cewek yang berada di posisi wakil ketua TQD itu bertanya setelah sebelumnya mengangkat tangannya.

Cewek yang meng-curly sedikit rambut bagian bawahnya itu paling tidak suka jika di omeli, tapi ia sendiri suka mengomel dan memberi nasehat.

"Kita kan harus mengenang perjuangan para pahlawan, Azkiana Aretta.." guru yang sudah masuk kepala empat itu berhenti dari kegiatan mendongengnya sebentar.

"Kia bener kali bu, sejarah tuh masa lalu. Ngapa nggak pelajarin masa depan ajah?" Ryuu, cewek dengan rambut di kuncir kuda itu mendukung sahabatnya.

"Udah ibu bilang, ini tentang para pahlawan-"

"Sama aja bu! Yang namanya masa lalu mah dilupain!" Syafina. Satu-satunya cewek TQD yang masih memakai almamater itu menyela.

Semua sudah tahu, jika membuat kesal para guru itu adalah hobi dan suatu kewajiban bagi anak kurang waras seperti TQD ini agar bisa keluar kelas. Dan entah kenapa, guru-guru disini masih saja suka terpancing jika mereka sudah beraksi.

"Gatau, ibu kesel. Keluar sana kalian, niat bolos, kan?" Demi apa, guru ini polos sekali. Seisi kelas IPS 1 ini bahkan hampir terbahak, apalagi melihat Raina yang langsung ngacir duluan, dan senyuman bodoh seorang Syafina Kellania yang sudah kelewat senang.

Queen VS King DarkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang