"Nararya Olivia Beryl! Mana ini? Kok udah di panggil dua kali gak nyaut!?" Suara lantang Bu Lusi menggema ke seluruh ruang kelas.
"Ga masuk,Bu. Sakit udah hampir satu Minggu,ibu cek aja di buku absen,Bu..,"ucap Angel sang sekretaris yang memang salah satu tugasnya adalah mengurus absensi kelas.
"Aduh,anak ini sering banget ga masuk sekolah,ya! Bulan kemarin aja cuman masuk empat kali,gimana mau naik kelas dia nanti?"
•••
"Eh,serius gue dicariin,Bi?"tanya Nara yang sedang berbicara di sebrang sana.
"Ya,iya,Nar! Lo cepetan sembuh,kenapa,sih? Gue kan jadi ga ada temen buat ngobrol bareng!"tegas Bianca,teman sebangku Nararya. Walaupun baru 2 bulan menjadi anak murid di SMA Antariksa dan Nara yang jarang masuk sekolah,tidak membuat kedua gadis itu tidak akrab. Malah keduanya sudah sangat dekat karena Nara sering menelfon Bianca untuk bertanya tentang pelajaran yang ia lewatkan.
"Emang sebegitu ngangenin banget ya gue,Bi?Haha. Gue sekolah kok besok. Udah kangen diomelin Bianca!"
Belum sempat Bianca membalas,Nara sudah memutus sambungan telepon secara sepihak.
"Kurang ajar,Nara. Awas aja dia masuk besok!"
Keesokan harinya,Nara benar-benar menepatkan janjinya kepada Bianca. Ia masuk sekolah meski wajahnya sedikit pucat, menandakan bahwa gadis itu belum sepenuhnya pulih dari sakitnya.
"NARAAAA,AAAA KANGEN BANGET,TAU!?LO SAKIT APALAGI,SIH!?" teriak Bianca kepada Nara yang baru saja duduk di kursinya.
"Sakit flu sama batuk doang,kok."
"Dih, sakit flu sama batuk bisa ga masuk 5 hari!? Enak aja lo. Emang nyokap lo ga marah apa lo ga sekolah?"tanya Bianca.
"Ya,maka dari itu gue ga sekolah,Bi. Disuruh istirahat sama mama,tau. Lo ga tau aja nyokap gue itu super protektif sama anaknya,ga mau gue kenapa-kenapa kalo belum sembuh,"jawab Nara sambil tersenyum.
"Tapi ka--"
"Lo kan juga gue ceritain waktu itu kalo kakak gue dokter,jadi emang kalo sakit,gue harus total istirahat,Bi!"sambung Nara yang berhasil memotong ucapan Bianca.
"Jadi bulan kemaren lo cuman masuk 4 kali sisanya lo sakit flu, gitu?"lagi-lagi Bianca bertanya. Sifat kepo nya memang sangat melekat.
"Ya,gak,lah! Ya kali gue sakit sebulan, sebenarnya gue izin ke luar kota,cuma gue buat aja alasannya sakit,biar ga di minta-minta oleh-oleh sama orang kayak...LO!" Nara menunjuk wajah Bianca lalu cepat-cepat pergi ke luar kelas. Tidak tahan lagi dengan sikap ke-kepoan yang dimiliki temannya itu.
Baru saja melangkahkan kakinya keluar dari daun pintu, seorang guru laki-laki setengah baya memanggil dirinya.
"Nararya,kan? Ayok,ikut bapak ke ruang tata usah, ada beberapa barang dan berkas yang perlu kamu bereskan." Tanpa basa-basi lagi,Nara langsung mengikuti bapak guru tersebut.
Ruang tata usaha terletak di dekat parkiran sekolah. Bel sudah berbunyi beberapa menit yang lalu. Terlihat segerombolan laki-laki yang telat sedang memohon izin masuk kepada Pak Indra. Tidak semudah itu,mereka harus menyelesaikan hukuman yang diberi Pak Indra untuk dapat masuk ke kelas.
"Nah,ini LKS-nya,kalo ini baju olahraga dipakai sesuai jadwal mata pelajaran olahraga kelasmu,ya! Mulai sekarang kamu harus rajin-rajin sekolah,ya,Nara. Ini baru awal masuk ajaran aja kamu bisa dihitung pakai jari berapa kali masuk sekolah. Oke?"
"Iya,Bu. Saya permisi ke kelas lagi,ya,Bu. Udah mulai pelajaran soalnya." Nara bergegas keluar dari ruang tata usaha, mengambil beberapa peralatan yang belum sempat ia ambil karena tidak mengikuti pengenalan lingkungan siswa. Selain itu,ia mendapat banyak ocehan dari Bu Lusi, wali kelasnya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Mysterious Senior
Teen FictionKafin Adelard Emilio menatap lekat gadis cantik di hadapannya. Sudah berapa lama ia selalu terikat dengan gadis ini. 'Kapan ia akan berhenti?'batin Kafin. Namun,bagi Nararya Deolinda Berly, berhenti baginya sama saja menyerah. Ia takkan berhenti sa...