Sayang
Dua puluh jarum putih beracun hitam melayang tanpa sayap.
Mengincar tubuh mungil berkulit halus bagai sutera yang di tenun para malaikat putih.
Kau tepis bahaya dengan tangan kirimu yang gemetar melawan takut dari relung jiwa.
Tangan kananmu menggenggam tanganku yang berkeringat membuang sesal yang menjelma rasa.
Kau jalin akar rotan tua dengan untaian batang eceng gondok dengan sepenuh hati.
Mengikat kuat di pohon beringin.
Mengayun melawan angin.
Menghampiriku yang duduk sembari mengupas apel merah.
Kau yang melalui segala rintangan hanya untuk sampai disini,
Duduk dan menatapku lekat lekat, seakan aku oksigen yang tanpanya api tak akan menyala.
Senyummu menggoda meski enam jarum beracun itu kini bertengger manis di lenganmu.
Aku menyayangimu, kamu, yang tanpa logika menyayangiku yang hanya bisa mengupas apel merah.
KAMU SEDANG MEMBACA
POPULUS
PoetryKumpulan Puisi yang hanya dibuat ketika sel kreatifitas dalam otak diusik oleh rasa bosan