Aku bukan gadis yang cantik atau pun pintar. Kata ibuku aku cuma anak pembawa sial, karena kehadiaranku ibu harus berhenti kuliah dan membesarkanku. Ayahku pergi saat tau ibu hamil, dan meninggal kan ibuku.
Ibuku wanita yang tabah, dan pekerja keras. Aku sering menyiapkan sarapan atau bekal untuk ibu bekerja walau hanya roti isi ataupun nasi goreng sebelum aku berangkat sekolah.
Aku sayang sekali pada ibu, namun ibuku selalu marah dan memakiku terus. Kadang aku hanya bisa menangis sendiri dikamar saat malam hari ibu masih bekerja.
Aku tengah menempuh tahun terakhir di SMA Gunung Jati, termasuk sekolah favorit. Dan aku bisa masuk karena memiliki nilai yang cukup bagus. Selain itu aku juga mendapat beasiswa tidak mampu untuk meringankan SPPku.
“Zara kamu nanti ada waktu tidak? Kita mau kerjain tugas kelompok?” tanya Febi teman sekelompokku.
“ada tapi malam hari setelah aku pulang kerja!” jawabku sambil mencatat dibuku.
“ya sudah, kamu datang kerumahku ya, kita kumpul bareng! Niko dan Bima juga ikut. Ga enak kalo kamu absen terus.”
Aku mengangguk, “iya deh aku usahain. Doain aku pulang cepet.”
“doa ga cukup bu, usaha dong buat datang, jangan cuma mau enak doang!” ucap Niko sinis.
Aku diam tak menjawab. Sejak awal ia selalu sinis padaku dan apalagi sejak semester 5 ini ia jadi temen kelompokku. Makin deh dia ngejek aku.
“jangan diambil ati Ra, emang mulut si Niko ini agak bocor. Butuh ditambal pake cipokan kebo!” ujar Bima sambil ngakak.
“brengsek lu Bim!” Niko melempar bukunya ke arah Bima kesal.
Niko sangat aneh, usil dan jail kalo sama cewek, walau gitu cewek yang mau jadi pacarnya juga banyak dan malah cenderung berebut untuk jadi pacarnya.
Ya maklum saja, selain anak orang kaya, ia juga ganteng. Ga bakal ada yang nolak sama dia. Aku saja jika ada kesempatan pasti tak akan menolaknya. Tapi aku harus tau diri dan menahan diri. Aku bukan siapa-siapa.
@##@
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Dulu, Sekarang, dan Selamanya
ChickLitaku takut mencintaimu aku tak punya keberanian untuk itu walau hati dan mulut ini mengkhianati ku