two

525 71 10
                                    

Tahun demi tahun terlah berganti. Dan seiring berjalannya waktu, Koga terpaksa merelakan kepergian anaknya.

Tidak hanya dirinya dan istrinya yang merasakan kesedihan, seluruh rakyatnya juga merasakan hal yang sama.

Seolah kejadian belasan tahun silam kembali menyerang kerajaannya. Kejadian yang hanya diketahui oleh keluarga kerajaan, beberapa ksatria, dan rakyat yang terlibat dengan kejadian itu.

Tapi, mereka masih berharap bahwa suatu saat Izumi akan kembali tidak peduli spa yang terjadi.

Terlihat sederhana, namun setiap tahunnya mereka akan membuat lampion dan meletakkannya di sungai.

Hal ini juga dilakukan dengan upaya "orang itu" tidak menyadari pesan tersirat Koga.

Tapi sayang, bukan seorang Tenshouin kalau tidak mengetahui perbuatan Koga.

Ya, Tenshouin Eichi. Orang dimaksud Koga serta orang yang telah membunuh rekannya demia kenyamanannya sendiri.

Tidak ada yang tahu jalan pikirnya kecuali 1 orang.

Orang yang membuat juniornya berpikir ia berkhianat.

Mengubah pesan itu menjadi lampion air yang mengambang tanpa tujuan dan alasan.

Membuat sosok kecil bermata biru cerah itu menganggap dewi mengirimkannya lampion-lampion untuk membuat dirinya terhibur di hari ulang tahunnya.

"Ayah," lamunan pria yang menyandang status seorang "Ayah" sekaligus "Ibu" itu buyar. Segera menoleh ke sumber suara dan tersenyum lembut.

"Izumi, ohayou."

"Ohayou. Tidakkah ini terlalu pagi untuk menghirup udara segar Ayah? Bagaimana kalau penyakit ayah kambuh lagi?" Sebuah selimut hangat menyelimuti tubuh nan rapuh itu, menghindari udara pagi yang menusuk dan berbahaya bagi kesehatannya.

"Ahaha, Ayah baru saja menikmati pemandangan pagi hari ini. Ayah tidak akan kambuh secepat itu," raut cemas terpatri di wajah pemuda berusia 18 tahun itu. Ya wajar saja sih mengingat tingkat kecerobohan dan kekanakan Eichi yang mmebuat Izumi sering memijat pelipisnya.

"Tetap saja Ayah akan kambuh dengan mudah."

"Wah, aku senang punya anak yang pengertian sepertimu."

"Khh- itu sudah menjadi tugasku, chou uzai."

Eichi terkekeh melihat sifat Izumi yang tidak jauh dari Ayah kandungnya. Benar-benar ayah dan anak, sayangnya Izumi tidak pernah menyadarinya bahwa ia dilahirkan untuk menjadi boneka.

Berada dibawah kendali ayahnya dan melakukan apa saja. belasan tahun Eichi menggunakan sisi polosnya agar tidak diketahui niat aslinya dan selalu melarang Izumi keluar dari tempat tinggalnya agar tidak dijual di pasar gelap.

"Aku sudah menyiapkan sarapan, ayo kita makan dulu," Eichi beranjak dari duduknya dan mengikuti Izumi.

Hanya semangkuk sup hangat namun itu sudah cukup untuk Eichi. Dan ia merasa bahwa ia perlu mengisi persediaan makanan kembali.

Tidak ada percakapan diantara mereka berdua selama makan, hanya suara dentingan antara sendok dan dasar mangkok yang terdengar. Hingga pada akhirnya Izumi memecahkan keheningan itu.

"Apakah Ayah akan pergi keluar lagi? Bersama orang aneh itu."

"Haaa ... aku sudah berulang kali menyuruhmu untuk tidak memanggilnya orang aneh Izumi. Panggil dia Wataru."

"tapi dia kan memang aneh. Bawa balon terbang cuman sekedar menemui Ayah atau melakukan hal yang tidak berguna lalu pergi begitu saja seperti angin," Eichi sweatdropped. ia kehabisan kata-kata dan hanya bisa menggelengkan kepalanya.

"Jangan seperti itu, kalau tidak ada dia maka kau sudah mati kelaparan belasan tahun yang lalu."

"Lalu, kenapa Ayah tidak menyuruhku untuk keluar saja? Aku heran kenapa Ayah tidak pernah mengijinkanku untuk keluar," aktivitasnya terhenti sejenak. Tidak ada suara dentingan antara sendok dan dasar mangkok. Hanya aura suram yang terpancar dari tubuh rapuh itu.

Dulu mungkin Izumi akan takut dengan aura Eichi dan memilih diam, tapi kali ini ia ingin mengetahui jawaban sebenarnya. meskipun Eichi sering kali mengatakan bahwa Izumi adalah incaran semua orang.

"Izumi, bukankah aku pernah memberitahu tahumu?"

"Tapi aku masih tidak puas dengan jawaban Ayah. Kenapa aku menjadi buronan orang? Memangnya apa salahku? Bahkan aku sama sekali tidak meninggalkan rumah ini."

Eichi menghela nafas, ia sudah mengetahuinya bahwa cepat atau lambat Izumi akan penasaran alasan ia tidak diijinkan untuk keluar.

"Kau tahu? Kau memiliki fisik yang unik."

"unik?"

"Iya, warna rambutmu dan warna matamu. Mata birumu yang cerah menjadi incaran orang gelap untuk menjualnya dengan harga tinggi. dan warna rambutmu menjadi daya tarik orang-orang yang menjual belikan makhluk hidup. 

kau mungkin tidak mengetahui hal ini, tapi Ibumu salah satu korbannya." ekspresi Eichi sendu.

"rambutmu dan Ibumu sama, dan matamu menurun dariku. tapi karena hal itu, aku dan Ibumu menjadi incaran orang-orang gelap itu. Ibumu tertangkap ketika kau masih kecil. Saat itu aku tidak bisa berbuat apa-apa karena Ibumu berpesan untuk menjagamu. Maka dari itu  aku tidak pernah membiarkanmu keluar. Karena aku takut kau akan pergi sama seperti Ibumu."

nais plot Tenshouin. 

Izumi diam mendengar penjelasan Eichi. Ia tidak tahu bahwa Ibunya pergi jauh karena orang-orang gelap itu. Genggamannya pada sendok mengerat, Izumi berpikir bahwa selama ini Eichi tidak mengijinkannya keluar karena ia tidak disayangi.

melainkan melindungi apa yang berharga baginya. hal tersebut membuat Izumi merasa bersalah kepada Eichi.

"Maafkan aku Ayah ... aku-"

"Tidak apa-apa, memang sudah waktunya aku menceritakan hal ini kepadamu. Aku tidak apa-apa selalu keluar masuk, Wataru menemaniku. Jadi selama ada dia Ayah aman."

Eichi tersenyum hangat, ia senang Izumi memahami maksudnya. Ini masilah awal, tidak akan ada yang tahu apa yang terjadi kedepannya. Baik Eichi maupun Izumi, mereka hanya mengikuti jalan yang telah takdir pilih.

Hingga berjumpa dengan jalan kebenaran.
.
.
.
.
.
.
.
.
827 words
Tbc....
Pub: 18 Juni 2020

Switch Roles ; Tangled「Sena Izumi X Reader 」✔✔✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang