• infinity •

6 0 0
                                    

Kau tahu perasaan ketika dadamu dipenuhi letupan kebahagian, meledak bersahutan hingga seluruh ronggamu terasa sesak? Atau ketika ribuan kupu-kupu beterbangan memenuhi ruang kosong di perutmu hingga rasanya menggelitik dan kau hanya ingin tertawa?

~

Sore itu keduanya berusaha menepati janji satu sama lain. Yang lebih muda, menyelesaikan sidang skripsi agar cepat lulus dari almamater yang saat ini menjadi tempat bernaungnya, yang tua bertugas membawa mereka menikmati sisa hari itu ke taman hiburan. Entah apa yang akan mereka lakukan nanti, tidak penting. Saat ini mereka hanya butuh waktu, tempat, dan diri mereka. Oh, juga sepercik bubuh asmara.

Setelah tiga jam penuh mengelilingi taman hiburan dan mencoba wahana yang ada, mereka akhirnya menepi di sebuah lahan luas, dengan hanya rerumputan dan ilalang panjang di sebagian tempat. Yang menggunakan beret terduduk tegak, sedang kekasihnya menyandarkan kepala pada pundaknya. Menikmati sepoi angin yang membelai rambut mereka, dan jari-jari panjang yang menelisik di antara helai rambutnya.

"Taehyung," panggilnya pelan.

"Iya, sayang?" Tanya sang empunya nama lalu menatap lembut sang pujaan hati.

"Mau manggil aja tau!! Hehe, aku lagi seneng banget, akhirnya habis ini aku gak perlu banyak alesan buat gak dateng ke pameran lukisan kamu!! Aku bisa dateng kapan aja tanpa khawatir tiba-tiba jadwal bimbingan diganti, aku bisa dateng ke 3 pameran kamu sekaligus dalam sehari, sounds nice, isn't it?"  ujar pria tersebut diikuti kekehan kecil yang memperlihatkan sederetan gigi rapihnya.

"Emang gak capek? Pindah-pindah  3 pameran seharian?"

"Mmmm, kayaknya sih capek, tapi kan ketemu Taehyung, capeknya langsung ilang pasti."

Oh Tuhan, betapa Taehyung menyayangi pria yang bersandar di pundaknya saat ini, betapa tak sabar ia menantikan hari-hari itu datang, ketika ratusan orang bejubel di pameran lukisannya, namun ada seseorang berambut cokelat dengan mata besar yang melambaikan tangan antusias ke arahnya. Membayangkan hari itu membuat Taehyung tersenyum lebar, sangat bahagia hingga jantungnya mau copot.

"Taehyung lihat deh langitnya, cantik banget! Kamu coba foto deh, terus nanti kamu lukis, pasti hasilnya bagus! Terus nanti kanvasnya kasih ke aku biar bisa aku pajang di kamar. Biar aku inget hari ini." Celetuknya riang, menatap Taehyung dengan binar di kedua matanya.

"Boleh, nanti aku lukisin, terus kanvasnya aku kasih ke kamu."

"Oke!! Cepet difoto dulu nanti mataharinya keburu tenggelem!!"

"Aku udah inget kok, sayang. Gak usah khawatir, hasilnya bakal persis sama yang kamu lihat sore ini. Lagian i always remember small details about things i went through with you, tau?"

Pria disebelahnya tersipu, lalu melayangkan satu pukulan lemah di lengan Taehyung.

"GAK USAH BILANG GITU. MALU."

"Okay, okay nggak bilang kayak gitu. Kamu lagi seneng banget ya, hari ini?" Tanya Taehyung.

"BAANGET TAEHYUNG. I wish i could stay on this day forever, it almost feels like this day shouldn't come to an end, karena semua yang kejadian di aku hari ini gak berhenti bikin senyum. Nanti malem pun, aku pasti senyum karena mimpi indah. Yakin."

"Berapa persen?"

"Seratus persen!"

~

Dan detik bergulir cepat, membuat keduanya harus mengakhiri percakapan di lahan tersebut untuk bergegas ke mobil, melanjutkan perjalanan keduanya, membuat centang hijau pada list hal yang mereka sepakat lakukan hari itu.

Ketika pada seharusnya hari diakhiri dengan gelap, dengan bintang menggantung di angkasa untuk mereka pandangi kelipnya, menyematkan harapan pada salah satunya. Ketika pukul 11:11 keduanya bisa memejamkan mata dan berdoa tentang masa depan dan sesuatu yang bagus. Namun tidak dengan hari itu.

Semuanya berakhir dengan putih. Kita, teralih.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 01, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

infinityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang