3.*Malam Tak Berujung 2*

5 2 2
                                    

Syava pov
Ku kira penderitaanku telah berakhir ketika aku bertemu dengan ayah. Aku sudah membayangkan aku akan dibawa pulang ke rumah dan berkumpul bersama mereka seperti dulu lagi. Sepertinya aku salah, aku tidak melihat Bunda ada di sana, dan juga aku tidak melihat raut bahagia di wajah ayah ketika bertemu denganku. Raut wajah ayah sama seperti dulu ketika dia membawaku untuk pertama kalinya ke rumah sakit jiwa. Belum sempat aku meredakan gejolak amarah dihatiku, ayah langsung memperkenalkan ibu baruku.

Mengingat kata katanya yang mengumumkan pernikahan mereka membuatku ingin berteriak agar dia mengetahui apa yang kurasakan saat ini. Sudah cukup dia membuat keputusan secara sepihak tanpa memikirkan orang lain. Aku sudah cukup memikul beban ketika aku harus menghabiskan masa remajaku di dalam rumah sakit jiwa, tolong jangan tambah lagi kesengsaraanku ketika melihat ayah yang ku banggakan bersanding dengan wanita yang berstatus ibu baruku.

"Ayah akan membawamu pulang kerumah, sekalian kau membantu ibumu ini mempersiapkan semua keperluan-keperluan untuk pesta. Dan hitung-hitung agar kau semakin dekat dengannya."

"Lagi pula kita akan tinggal serumah setelah ini." kata Randy

Sudah cukup aku ingin menyelesaikan semua ini sekarang, "Ayah, aku sungguh menghormatimu karena ayah telah memberikanku kehidupan, kasih sayang dan apapun yang dimiliki semua anak di dunia ini. Tapi untuk keputusanmu kali ini aku tidak akan menerimanya."

"Ayah bahkan tidak mengatakan alasan ayah menikahi wanita ini dan meninggalkan bunda."

"Aku tidak akan menerima dia sebagai ibuku ayah! aku hanya memiliki satu ibu yaitu bunda wanita yang telah melahirkanku." kataku sambil melihat wanita didepanku.

"Dan untukmu tante tolong menjauhlah dari ayahku, aku tidak peduli kalau kalian akan mengadakan pernikahan yang mewah 2 minggu lagi. Tolong tante batalkan pernikahan itu." lanjutku.

"SYAVA!! Ayah tidak pernah mengajarimu untuk  berperilaku seperti itu di depan orang yang lebih tua."

"Kau terima atau tidak keputusan ayah terserah. Tapi ayah akan tetap melanjutkan pernikahan ini seizinmu atau tidak!!"

"Baik, aku juga tidak akan mengganggu acara sakral ayah dan tante, jangan harap aku akan kembali ke tempat busuk itu." ucapanku mengakhiri pertemuan itu, aku berlari keluar cafe dan bertemu lelaki itu lagi. Aku segera menghampirinya dan meminta tolong agar dia mengantarku ke rumah saki itu. Aku melihat dia menelpon seseorang diseberang sana, aku tidak terlalu memperhatikannya yang aku pikirkan sekarang bagaimana perasaan bunda ketika tahu bahwa ayah akan menikah lagi. Aku melihat dia mengakhiri panggilan itu dan menarikku agar masuk mobilnya sekarang.

Didalam perjalanan hanya keheningan yang kentara, tidak ada satu pun dari kami yang ingin membuka suara. Aku membutuhkan seseorang untuk diajak bicara, mengeluarkan keluh kesahku, menunjukkan betapa terlukanya aku. Aku teringat hanya satu orang yang bisa kuanggap teman yaitu lelaki disampingku ini, meskipun aku belum tahu apa dia mau menjadi temanku. Aku penasaran apa dia memiliki hubungan dengan ayahku, tiba tiba saja dia datang dan membawaku bertemu dengan ayahku. Mengingat kejadian tadi membuat dadaku sesak, mataku memanas dan mungkin tidak lama air mataku akan jatuh. "Hei, jangan menangis dimobilku, aku tidak ingin tisuku terbuang sia sia." kata lelaki disampingku yang bahkan tidak kuketahui namanya. " Maaf aku tidak bermaksud menangis disini hanya saja air mata ini sulit diatur."jawabku

"Oh ya, maaf kelakuanku tadi. Perkenalkan namaku Fernando Gabriel Wijaya kau bisa memanggilku Riel."

"Dan maaf, aku tidak sengaja mendengar pembicaraan kalian tanpa izin. Aku tahu itu melanggar privasimu."

"Tidak masalah, nanti juga orang lain akan tahu. Keluargaku hancur dan aku anak yang tidak dianggap." jawabku

Aku melihat keluar jendela bermaksud untuk tidak membahas masalah itu lebih lanjut dan kurasa dia mengerti apa yang ku maksud. Aku sudah lama tidak melihat pemandangan kota ini, sangat bagus pada malam hari. Di ruanganku aku biasanya hanya melihat pasangan pasangan muda berkencan ria disamping rumah sakit. Dan tidak lama lagi aku akan kembali keruangan itu. Itu lebih baik daripada  menghabiskan waktu dirumah ayah, melihat ayahku bermesraan didepanku. Memikirkannya saja aku muak, aku membutuhkan pendapat orang lain tentang masalahku dan mungkin saja dia pernah mengalami hal yang sama denganku. Yahh hari hariku kedepannya tidak akan sama lagi.

Maaf atas kekurangan cerita ini, maklum baru pertama kalinya membuat cerita panjang.😁😁        

Sayatan CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang