Bab 1 : Pembunuhan Bertanda X

8 0 0
                                    

Jakarta, Oktober 2018.

Sebuah mobil polisi melaju kencang. Di dalamnya terdapat dua petugas kepolisian.

"Pak Danar.. apakah anda telah mendapat rincian dari pembunuhan ini?"

"Belum. Di TKP sudah ada beberapa petugas, termasuk forensik. Nanti kita akan dapat info dari mereka."

Danar merupakan seorang polisi bagian kriminal yang ditunjuk menangani pembunuhan kali ini bersama koleganya, Rian.

Mereka berdua telah sampai di TKP, yaitu di sebuah rumah mewah di kawasan elit di Jakarta. Di luar sudah terdapat keramaian.

"Awas..awas.. saya mau masuk," ucap Danar sambil mengusir beberapa warga yang berkumpul di depan rumah korban.

Danar dan Rian telah masuk ke dalam TKP dan disambut oleh petugas,

"Selamat pagi, Pak. Saya Sandi, yang menangani bagian forensik dari kasus kali ini. Apakah bapak ingin melihat keadaan mayatnya dulu sebelum saya jelaskan beberapa penemuan yang saya temukan?"

"Jelaskan saja sembari saya memeriksa mayatnya, saya ingin segera melihat keadaan mayatnya," ucap Danar.

Danar dan Rian membungkukkan badannya di sekitar mayat.

"Nama korban Matthew Setiawan. Umur 30 tahun. Seorang pegawai kantor pajak. Dia tinggal seorang diri dan belum berkeluarga. Kemungkinan waktu kematian korban adalah tiga hari yang lalu, tapi akan saya periksa kembali nanti setelah proses otopsi dilakukan," ucap Sandi si petugas forensik

Kondisi mayat terlihat sangat mengenaskan dengan kondisi perut penuh tusukan dan leher tersayat. Dan yang paling aneh, terdapat sayatan berbentuk tanda 'X' di dahinya.

"Tanda X di dahunya.. aneh. Forensik, apakah luka sayatan di kepalanya ini fatal?" kata Danar

"Tidak. Luka tersebut tidak berpengaruh terhadap nyawa korban. Ini yang membuat saya bingung. Jelas sekali yang membuat korban meninggal adalah tusukan di lehernya.. tapi tidak diketahui mengapa pelaku masih sempat membuat ukiran 'X' pada dahinya yang tidak berpengaruh apa-apa. Dugaan saya sih itu hanya sebuah labeling dari pelaku." jawab Sandi dari forensik

"Mungkin pelaku ingin memberi pesan dengan tanda tersebut..", ucap Rian sambil memegang dagunya..

"Atau pelaku adalah seorang bocah narsis yang sok keren," Danar melanjutkan ucapan Rian

Kedua polisi tersebut terus mengamati seluruh tubuh korban. Danar mendekatkan kepalanya ke perut korban sambil memicingkan matanya,

"Luka luka sayatan di perut sangat tipis. Ini bukan karena pisau, kah?"

"Sepertinya bukan. Sayatan setipis itu sepertinya dihasilkan oleh pisau yang jauh lebih kecil dari pisau dapur biasa.."

"Pisau cutter?" lanjut Danar

"Kemungkinan besar iya. Kami tidak dapat menemukan senjata pembunuhan di sekitar TKP. Dan kami juga tidak menemukan sidik jari,"

"Hmm ini aneh.." ucap Danar sambil terus menatap luka-luka di tubuh korban, "Banyaknya luka sayatan di tubuh sepertinya menunjukkan kalau pelaku adalah seorang pemula yang tidak tahu cara membunuh, sehingga dia menyerang dengan membabi buta dan pada akhirnya sayatan di leher berhasil membunuh korban. Penggunaan pisau cutter juga dapat menunjukkan bahwa pelaku bukan orang dewasa yang memiliki cukup uang untuk membeli pisau, tapi.."

Danar menelan ludahnya sebentar, kemudian lanjut berbicara,

"Tapi di sisi lain, tidak adanya sidik jari dan senjata pembunuhan menunjukkan kalau pelaku merupakan orang yang lihai dalam hal membunuh. Pak Rian, saya minta tolong anda untuk mengumpulkan laporan-laporan dari petugas lain, ya.."

"Baik, pak."

Para petugas sibuk memeriksa dan menjalankan tugas masing-masing. Danar berkeliling mencari informasi tambahan dari petugas-petugas dan warga sekitar. Setelah waktu berjalan cukup lama, Rian menghampiri Danar yang sedang berdiri di dekat mayat.

"Pak Danar, saya telah mencatat beberapa informasi dari petugas-petugas lain. Tidak ada saksi mata dalam kejadian ini. Korban ditemukan setelah teman-teman kantornya curiga karena korban tidak masuk kerja selama tiga hari dan tanpa ada kabar. Rincian-rincian lainnya telah saya catat di catatan saya. Silahkan kalau ingin membacanya," Rian menyodorkan note kecilnya kepada Danar.

Setelah waktu berjalan cukup lama, Danar menyalin beberapa informasi dari catatan Rian ke catatannya sendiri yang sudah terisi oleh banyak informasi yang ia dapatkan seorang diri.

"Baiklah.. Informasi yang kita dapatkan sudah cukup banyak, dan tampaknya tidak ada informasi baru lagi yang dapat kita peroleh. Mayat sudah dapat dievakuasi. Pak Rian, mari kita kembali ke kantor dan membuat laporan.."

"Baik, pak."

Mereka berdua berjalan menuju mobil. Tanpa diselingi oleh omongan sama sekali, mereka memasuki mobil dan Danar menyalakan mesin mobil untuk segera bergegas pergi.


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 21, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The X MurderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang