Eccedentesiast

47 6 0
                                    

Siang ini terasa begitu berat. Bukan karena mentari yang sudah berada tepat di atas kepala, ataupun karena kegaduhan para bocah di sekitarnya. Tidak. Kenyataan yang gadis itu hadapi lebih kompleks daripada berbagai permasalahan yang pernah dilewatinya. Tentang bagaimana cahya dalam hidupnya kini telah sirna. Karena, ibu yang amat disayanginya telah pergi untuk selama-lamanya. Meninggalkannya di umur yang masih belia. Gadis itu sudah lelah menangis, karena matanya yang sembab seolah telah kehabisan air mata. Dipandanginya, jenazah ibu tercinta di hadapannya. Diingatnya, berbagai kisah yang kini hanya akan menjadi kenangan semata. Namun, gadis yang sedang beranjak remaja itu pun tau, bahwa ia harus tetap melangkah, melengkapi dan melanjutkan puing-puing kehidupannya.

❤❤❤

Jauh dari itu, di sudut Taman Kota pada sore hari yang cerah, tampak seorang gadis yang sedang termangu. Sepi menghantui, meski keramaian tengah melingkupi. Ia hanya bisa mendesah kecewa ketika menatap tawa hangat yang menghiasi pemandangan Taman Kota sore hari itu. Pandangannya tertoleh pada laki-laki yang sudah berumur, berada sedikit jauh dari tempatnya duduk, sedang menatap layar gawai miliknya yang kini sedang ramai beredar di masyarakat. Gadis itu lagi-lagi hanya bisa mendesah ringan, meski jauh di lubuk hatinya, terbesit sebuah keinginan, keinginan sederhana, yang amat mendalam. Ah sudahlah, tugas sekolah besok mungkin lebih penting untuk dipikirkan, batin gadis itu sembari menatap langit senja yang kian jingga. Ia tersenyum, memandang barisan burung di angkasa, terbang menuju peristirahatan yang disediakan di Taman Kota.

About AcceptanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang