Rahman prov
Sore ini ku putuskan untuk pulang ke kampung. Seharusnya pagi tadi aku pulang,tapi karena ada sedikit kendala yang harus ku selesaikan terlebih dahulu membuatku harus menunda beberapa jam kepulanganku.
Aku biasa menggunakan kereta untuk mengantar kepulangan atau kepergian ku,Sama hal nya seperti sekarang ini. Untuk mengalihkan kejenuhan yang saat ini menghampiri. Ku buka kembali ponsel yang sedari tadi ku simpan di saku celana.
Aku tersenyum, entah apa yang di lakukan gadis yang saat ini foto nya tengah ku pandangi. Gambarnya terpampang begitu jelas nan indah. Senyum manis yang terukir di bibirnya benar-benar berhasil mengalahkan manisnya gula dan juga tawa nya yang berhasil mengalihkan duniaku, bahkan teh manis dingin favorit buatan umi di rumah pun rasanya kalah manis jika di sandingkan denganya. Haha, memang hanya karena dia aku seketika menjadi lebay.
Tiba-tiba saja aku jadi teringat teh manis dingin buatan umi. Sungguh aku benar-benar tidak sabar ingin segera pulang dan meminta umi membuat teh manis kesukaan ku. Mungkin bisa di bilang tidak sopan tapi entah kenapa pernah suatu hari beberapa kali aku mencoba membuat teh manis dingin sendiri tapi rasanya selalu saja seperti ada yang kurang. Padahal cara dan pembuatanya sudah benar-benar mirip seperti apa yang umi lakukan.
Baiklah lupakan sejenak teh manis dingin buatan umi karena sekarang aku tengah menunggu pesan balasan dari gadis yang sudah lama aku kagumi,Sudah dari kemarin aku menunggu balasan pesan yang tak kunjung datang.Sikapnya yang cuek benar-benar membuatku merasa tertantang dan penasaran.
"Man..Saya duluan ya." Kata seorang kawan seperjuangan ku di perantauan menepuk pundak ku.
"Oh iya kang.Hati-hati ya di jalan."
"Siaap.Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam."
Aku segera bergegas dan bersiap menuju stasiun. Di Jakarta aku bekerja sebagai Office boy atau biasa orang sebut OB. Pendidikan terakhir ku SMA. Saat beberapa bulan setelah kelulusan kala itu aku langsung membuat surat lamaran kerja dan memasukanya ke beberapa perusahaan dan toko. Bohong jika aku bilang aku tak berharap bisa bekerja di perusahaan sebagai orang berdasi. Tentu saja salah satu mimpi ku bisa memakai pakaian formal seperti itu.
Tapi aku sadar diri dengan pendidikan terakhirku dan kemampuanku. Saat mendengar ada telfon dari sebuah perusahaan yang menerima ku untuk bekerja di tempatnya aku benar-benar bahagia. Meski aku tau aku di sana aku di terima sebagai OB atau tukang bersih-bersih tapi setidaknya aku bisa meringankan sedikit beban dan membantu perekonomian keluarga, Karena gajihnya pun lumayan.apapun pekerjaannya akan ku lakukan selama itu halal dan bisa menghasilkan uang aku pasti akan tetap bersyukur pada Allah.
🌺🌺🌺🌺🌺
Setelah sampai di stasiun beberapa menit kemudian kereta yang akan ku naiki tiba aku segera masuk dan mengambil tempat duduk penumpang.Untuk menghindari kejenuhan aku memilih memainkan ponsel ku.
Sampai tiba-tiba masuk dua orang wanita. Satu orang wanita dewasa memakai hijab meski bawahanya masih memakai celana jeans panjang dan seorang anak remaja yang kira-kira umurnya sekitar 10 tahun. Perlahan ku perhatikan mata nya seperti sedang menyusuri kursi penumpang namun sayang kursi kereta sudah terisi penuh.
"Dek,Mari duduk." Ucapku spontan dan segera bangkit. Aku tidak bermaksud apa-apa hanya sekedar ingin membantu saja. Tapi gadis remaja itu tak langsung duduk di tempat yang tadi ku persilahkan. Melainkan ia malah menatap mata sang Kaka hingga akhirnya sebuah anggukan dan senyuman manis terukir di bibir wanita berhijab itu.
Tapi tunggu,aku merasa seperti tidak asing dengan senyum itu.
"Makasih ya mas. " Ucapnya.
Benar setelah ku teliti aku seperti mengenalnya.
"Loh teteh ... "
🌺🌺🌺🌺🌺
Assalamualaikum teman-teman.jangan lupa Vote + Saranya ya,Biar akunya bisa lebih semangat up hehe :))
Jangan lupa murojaah nya❤️
Salam hangat dari Bogor:))
KAMU SEDANG MEMBACA
Semua Karena Takdir_Nya
Духовная литератураBukankah Allah telah banyak memberitahu kan kepada manusia bahwa berharap selain padanya hanya menghasilkan kekecewaan?Lantas mengapa masih banyak manusia yang menggantungkan harapan pada manusia lain?
