Dengarkanlah hembusan angin bernyanyi
tentang kebohongan yang telah engkau muntahkan
berbisik tentang pantulan jiwamu
Hina! sebutnya sambil menerpa wajahmuDedaunan itu terus saja menari bergoyang
mengolok mu bagai remahan tak berguna
Hei, lihat itu dia si pembual!
Sebutnya sembari mentertawakanmuaku tidak berdusta,
aku tidak menipu,
apa salahku pada kalian?
teriakmu pada sungai yang menatapmu tajamOh langit, bisakah kau tunjukkan jawaban kepadaku?
Aku tak berteman dengan kejahatan,
tak pula menjinjing Kerugian,
mengapa seisi dunia merendahkan diriku?Wahai pemuda yang naif
Jika kau bukan pembohong, dimanakah kau tinggalkan jati dirimu?
Siapa wajah yang kau bawa setiap kau bertemu dengan teman-temanmu?
Mengapa kau rendahkan dirimu dibawah harga dirimu?seberharga apa eksistensimu?
semahal apa teman-temanmu?
setinggi apa lingkunganmu?
hingga dirimu tega menenggelamkan jiwamu?Oh, anak muda
siapa dirimu? apa yang kau kejar?
layak kah pengorbanan mu itu hingga ragamu tak lagi mengenal bayanganmu?
Hingga kau kubur jiwa idealismu di pojok ruang kamarmu,
apakah senilai dengan bualan "Agar aku diterima semua orang" mu itu?Kemanakah sebenarnya engkau berjalan kini?
YOU ARE READING
Pembual
PoetryKepada dirimu yang suka berbohong di depan cermin yang kusam, tak terlihat siapa wajah yang berdusta, tetapi kau tetap sadar siapa yang mengucapkannya