PENDAHULU

60 7 0
                                    

Sudah masuk tahun ajaran baru, hari ini hari pertama mereka ber-26 bertemu lagi dengan Ayahanda kesayangan mereka, Pak Donghyun. 

Pak Donghyun baru saja mengatakan bahwa beliau akan merombak kembali sistem organisasi kelas, dan itu membuat beberapa siswa mengeluh. Alasan utama nya karena mereka takut menjadi kandidat. 

Sementara itu Kim Seungmin, yang telah menjabat sebagai ketua kelas selama enam bulan di semester satu suasana hati nya sedang bahagia. Tentu saja, karena sebentar lagi ia akan lepas beban menjadi kepala dari para ular di kelas ini. 

Pak Donghyun mulai menuliskan beberapa nama yang akan menjadi kandidat, di antara nya ada Sunwoo, Chaeyeon, Hyunjin dan Yeji. Jelas itu menimbulkan sorakan tidak terima dari sang pemilik nama dan kaum pencinta buaya darat, Hyunjin. 

Pak Donghyun membagikan kertas kecil kepada setiap siswa, sementara siswa yang jadi kandidat di biarkan berdiri di depan kelas bersamaan dengan jantung mereka yang berdegub kencang karena takut terpilih. 

Sedari tadi mulut Ryujin tak henti berkomat-kamit, sesekali memelototi Seungmin karena lelaki itu tak ada henti menunjukan senyum dengan artian 'mampus lo' pada Ryujin. 

“Tulis nama ketua kelas dan wakil nya menurut pemikiran kalian sendiri siapa yang berhak melanjutkan jabatan Seungmin di tahun ajaran ini ya. Tidak ada diskusi, murni karena pikiran kalian sendiri,” jelas Pak Donghyun lalu guru tampan itu duduk kembali di meja nya. 

Semua nya mengangguk mengerti. Ada yang sudah menentukan pilihan nya dengan cepat, dan ada yang masih cap-cip-cup dengan ke empat kandidat di depan sana. 

“Minju, gue bingung anjir siapa yang jadi ketua kelas nya,” gerutu Chaeyoung yang duduk di belakang Minju. 

Gadis cantik itu membalikkan badan nya. “Sunwoo aja, siapa lagi coba? Masa Hyunjin?”

Chaeyoung terdiam sejenak lalu mengangguk-angguk. “Bener juga, si dower mana bisa mimpin kelas. Orang dia sendiri yang—”

“Brot, gue denger ya.”

“HEHEHEHE BAPAK HYUNJIN!!!!”

Setelah di pelototi oleh Hyunjin, gadis itu langsung merunduk pada kertas di tangan nya dan menuliskan nama Sunwoo sebagai ketua kelas. 

“Mau milih siapa?” tanya Yireon pada kembaran nya sambil menyerahkan kertas nya pada Jyunhao. 

Jyunhao menggulung kertas milik Yireon lalu mengangkat kedua bahu nya. “Yang jelas bukan Hyunjin.”

Mendengar jawaban Jyunhao, Yireon terkekeh. “Dendam banget kayaknya sama dia.”

“Enggak lah ngapain dendam, terkecuali kalau dia berani macarin kembaran gue,” ujar Jyunhao sambil tertawa di ikuti pukulan kecil Yireon di bahu nya. 

“Oke anak-anak waktunya sudah habis, silahkan simpan kertas kalian di sini ya,” kata Pak Donghyun sambil menepuk permukaan meja nya. Semua anak berhamburan dari bangku nya, terkecuali beberapa orang yang menerapkan system eh, nitip dong.

Pak Donghyun mulai membuka satu persatu kelas yang di gulung itu, sembari menuliskan nama yang tertera pada ketas tersebut. Sambil menunggu Pak Donghyun selesai mengumpulan hasil suara, beberapa murid menunggu antusis.

Para kandidat ketua kelas itu pun sudah duduk kembali ke tempat masing-masing. Terkecuali jantung seorang oknum Hwang Hyunjin yang sedang mengadakan diskotik dadakan di dalam sana.

Han yang duduk di belakang bangku Hyunjin menepuk bahu anak itu. “Santai, kemungkinan lo jadi ketua kelas itu cuman nol koma nol persen.”

“Lo kayak gak paham aja gimana badut nya temen sekelas lo,” gerutu Hyunjin. Mendengar nya, Jaemin sebagai badut yang sesungguhnya terkikik.

Di sebelah barisan bangku Hyunjin, ada Ryujin dan Yeji yang sedang menepuk bahu bergantian satu sama lain.

“Bener-bener dah kalau sampai gue jadi ketua kelas, besok gue mogok makan!” seru Ryujin.

Haechan yang melihat itu ikut menimpali. “Sinting lo.”

Ryujin membalikan badan nya jadi menghadap Haechan. “Chan, lo tuh gak tahu aja jadi ketua kelas tuh mimpi terburuk gueeee!!!”

“Kagak usah begitu juga bangsat, Seungmin aja masih hidup sekarang setelah enam bulan jadi ketua kelas tidak bertujuan—ADUH BANGSAT AMPUN AI SIA!” ucap Haechan di akhiri dengan pekikan karena teman sebangku baru saja menyikut perut cowok itu. Pelaku setelah nya hanya memasang wajah tanpa dosa, sementara Haechan menggerutu. “Psikopat lo, Min, bener dah.”

“Perhatian dulu sini, Bapak mau umumkan bagaimana hasil nya.”

Dugun dugun dugun. Begitulah jantung Hyunjin sekarang.

Perlahan Pak Donghyun menuliskan masing-masing suara yang di terima. Yeji dengan 4 suara, Chaeyeon dengan 7 suara, Hyunjin dengan 5 suara dan Sunwoo dengan 10 suara. Melihat hasil nya semua orang bersorak kecuali si pemilik suara tertinggi, Sunwoo dan Chaeyeon.

“ALHAMDULILLAH ANJINGGG!!!”

“Hyunjin bahasa nya!” tegur Pak Donghyun.

Yang barusan berteriak kegirangan itu menciut. “Eh, ampun, Pak.”

“MINJUU GUE PUNYA DOSA APA SIH DI KEHIDUPAN SEBELUMNYA….” pekik Chaeyeon pelan di telinga Minju. Gadis itu hanya tersenyum simpul sambil mengelus bahu Chaeyeon.

“Hyunjin kamu kan ada beberapa orang yang vote, jadi bagian organisasi kelas juga ya?”

“Tapi pak—” Hyunjin hendak protes namun Pak Donghyun telah menuliskan namanya sebagai seksi keamanan.

Sepertinya acara bersyukur Hyunjin tadi akan dia batalkan.

“PAK HADUH KEAMANAN MODEL HYUNJIN MAH KELAS GAK AKAN AMAN SELAMANYA PAK PERCAYA SAMA SAYA” teriak Haechan berkoar-koar ditempat disetujui yang lain namun ditolak Pak Donghyun. 

Pak Donghyun kembali menulis jabatan selanjutnya di papan tulis.  “Siapa yang mau jadi bendahara?”

Anak-anak mulai heboh lagi. 

“HWANG YEJI AJA PAK”

“Kenapa gua???”

“Kan lo galak.”

“SIYEON JUGA GALAK!!!”

“KALO SOAL GALAK MAH SEUNGMIN LEBIH MAUNG!”

Lalu Haechan berakhir mengaduh di pukul Seungmin dengan botol air. 

Pilihan Pak Donghyun jatuh pada Yeji dan Siyeon sebagai bendahara, lalu berlanjut ke jabatan lainnya sampai berakhir terpilihnya Ryujin sebagai partner keamanan Hyunjin yang diprotes semua orang.

                                       

MISCELLANEOUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang