Chapter 2

9 1 1
                                    

Cuaca siang ini sangat panas, cahaya terik yang dipancarkan oleh matahari menembus payung yang ia pakai dan langsung menghunjam kulitnya yang tidak tertutup. Hawa panas itu menyengat kulitnya dan ia sudah merasa sangat kegerahan.
Sudah hampir satu jam ia terpaksa mengekor direktur tempat ini untuk berkeliling. Ia tidak menyukai hal seperti turun ke lapangan seperti ini, membosankan dan melelahkan, tetapi jika tidak ia lakukan sesekali maka para direksi setempat akan berlaku seenaknya.

“Saya tidak menyukai ini,” Eleanor menyilangkan tangannya di depan dada.

Wajah pria itu memucat ketika mendengar ucapan Eleanor namun ia tetap tersenyum lebar dan terkekeh pelan, “Saya jamin tidak akan terjadi hal-hal buruk, Miss. Saya selalu mengawasi sendiri seluruh aktivitas di tempat ini dan tanggung jawab sepenuhnya ada pada saya,”

Eleanor melirik jam tangannya dengan pikiran berputat di kepalanya, sudah ia duga jika laporan yang ia terima selama ini cukup berbeda dengan apa yang ia lihat langsung.

Gumaman pelan Eleanor sama sekali tidak membantu, pria itu mengusap-usap kedua tangannya dengan cemas, “Saya bisa mengubahnya lagi jika itu membuat Anda tidak nyaman,”

Mendengar itu, sebelah alis Eleanor terangkat, “Untuk apa ?,  Anda sudah menjamin tidak akan terjadi hal buruk,”

Tanpa berkata lebih, Eleanor berjalan mengelilingi tempat itu meninggalkan direktur yang mematung. Kakinya melangkah memasuki ruangan berisi puluhan mesin berukuran besar yang terus bekerja di bawah pengaturan para pekerja yang dengan teliti mengawasi mesin-mesin itu sambil mengedarkan pandangannya saat melewati lokasi-lokasi lain sebelum akhirnya mengeluarkan ponselnya dan menghubungi Julian.

Eleanor melesat masuk begitu Julian datang membawa Maybach hitamnya, pria itu melaporkan apa yang ia dapatkan selama perjalanan kembali ke kantor sebelum terdiam selama beberapa saat.

"Ada yang harus saya lakukan dengan Direktur Kris ?" Julian bertanya setelah melihat air wajah Eleanor yang teelihat jengkel.

“Cari seseorang dari perusahaan untuk mengganti posisinya,”

"Baik," ucap Julian dengan patuh dan tanpa bertanya lebih. Lagi pula ia sudah menduganya, banyak rumor buruk mengitari Direktur Kris meski ia sendiri yakin ada hal yang lebih buruk dari semua rumor itu yang tidak disukai oleh Eleanor.

Julian melirik melalui spion dalam mobil, “Apa Anda mau mempersiapkan diri terlebih dahulu untuk pertemuan Anda dengan Tuan Louis Sinclair ?, masih ada banyak waktu sebelum waktu pertemuan,”

“Tidak. Seperti ini saja cukup dan bukankah aku masih ada jadwal rapat penting siang ini ?”

Julian menggeleng, “Tidak, itu tidak penting. Vice president Andrew bisa menggantikan kehadiran Anda,”

"Kenapa kau terdengar begitu memaksa ?" Eleanor membalas lirikan Julian dan membalasnya dengan tatapan menyelidik.

Namun ia kemudian menghela nafas begitu melihat wajah sungguh-sungguh yang ditunjukkan oleh sekretarisnya itu, "Kau urus itu,"

“Baiklah dan apakah aku harus memanggil Christine ?” ucap Julian sambil menekan sebuah nama di layar ponselnya.

Mata Eleanor melebar, “Tidak, jangan Christine. Aku bisa merias diriku sendiri, Julian,”

Eleanor membuang wajahnya keluar jendela ketika Julian menyebut nama Christine.

Pria itu, perias sekaligus sosialita kelas atas. Hilir mudik menekuni pekerjaannya sekaligus menggali informasi para klien untuk kemudian dijadikan bahan pembicaraan bersama kliennya yang lain.

Dan sejak ia hampir menjadi salah satu kliennya yang banyak bercerita, ia memilih untuk tidak menggunakan jasa pria itu sama sekali.

Sesampainya di penthouse, Julian memandangi Eleanor yang menghilang setelah berbelok di sudut lantai atas sebelum melangkah ke arah dapur untuk mengambil segelas air.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 21, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

CeruleanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang