MUSANG (12)

1.6K 236 33
                                    

sesuai dengan saran yang lebih tepatnya perintah dari ryujin kemarin, esok paginya yeji pun langsung jalan ke rumah yang ada di seberangnya yang gak lain dan gak bukan adalah rumah lia

yeji menatap rumah besar itu ragu, dia gak nyangka loh kalau lia ternyata orang yang kaya sama kayak dia. soalnya tampangnya kayak culun-culun gitu, makanya jangan nilai orang dari covernya 

ia sudah berdiri agak lama menatap pagar rumah itu tanpa berniat melakukan apa-apa, yang langsung menimbulkan kecurigaan sama tukang kebun yang lagi nyirem tanaman 

bapak-bapak berumur itupun meninggalkan pekerjaannya sebentar dan menghampiri yeji 

"nyari siapa neng?" 

"eh ayam ayam" 

iya gais, yeji latah. dan latahnya itu gak elit banget loh bikin yeji malu sendiri 

"anu pak, lia nya ada?" tanya yeji dengan sopan, jarang banget loh dia sopan ke orang 

bapak tukang kebun itu ngangguk ngerti dan membuka pagar rumah lia tanpa menjawab pertanyaan yeji 

"masuk neng, non lia nya lagi sarapan"  kata bapak-bapak itu sambil narik tangan yeji buat masuk ke rumah besar itu 

yeji jadi gelagapan, gak nyangka kalau dia bakal diajak masuk. kan rencananya dia mau nunggu diluar aja terus suprise in lia 

"bi, ini ada temennya non lia tolong dianterin ya" kata pak tukang kebun kepada salah satu pembantu rumah tangga lia 

bibi itu pun mengangguk dan membawa yeji semakin masuk ke dalam rumah lia. yeji melihat sekeliling, rumah lia besar sama seperti rumahnya, struktur rumah mereka pun hampir sama, hanya saja rumah lia cenderung berwarna cerah berbeda dengan yeji yang cenderung berwarna hitam putih 

flat, sama kayak kehidupannya sebelum ketemu lia 

eak 

pembantu di rumah lia juga banyak, dan mempunyai pekerjaan seorang satu. beda sama yeji yang cuma ada pembantu buat bersih-bersih, nyuci gosok, sama tukang kebun 

mereka pun tiba di ruang makan, yeji makin gugup karena gak jauh dari sana ia melihat lia sedang makan bersama kedua orang tuanya 

rasanya yeji mau kabur aja sekarang 

"non lia, ini ada temennya" panggil bibi itu, setelah menundukkan badannya ia pun berlalu meninggalkan yeji sendirian 

otomatis ketiga orang itu langsung menoleh dan menatap yeji bingung, apalagi lia 

"loh kak yeji? ngapain?" tanya lia yang masih duduk di kursinya, setidaknya samperin dulu kek yeji nya  

yeji gerak-gerak canggung ditambah kedua orang tua lia tengah menatapnya dengan penuh selidik 

"anu, pengen anterin lo ke sekolah" kata yeji sambil menggaruk kepalanya yang gak gatal 

pokoknya ini semua salah ryujin, main suruh-suruh dia aja dikira enggak canggung apa ke rumah orang lain? 

"eh? ngapain kak gausah" tolak lia  

yeji malah manut aja, dia udah siap buat balik kanan bubar jalan buat keluar dari rumah lia. sebelum suara berat ayah lia terdengar 

"loh kenapa gausah? kan dia udah baik mau nganterin kamu" 

ibunya lia pun ikut menimpali "iya, kasian tuh dia udah jauh-jauh datang kesini. iya kan?" tanyanya pada yeji 

yeji garuk-garuk pipinya, heran aku tuh dia suka banget sih garuk-garuk? 

"enggak sih tan, rumahku diseberang" 

musang [yejisu]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang