penyelundup mainan yang membuat anak suriah tersenyum

248 40 0
                                    

Gadis cilik itu tak bisa bicara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gadis cilik itu tak bisa bicara. Bukan lantaran bisu, tapi dibungkam trauma. Usianya baru 6 tahun, semuda itu ia telah menjadi saksi peristiwa mengerikan -- saat pasukan pemerintah Suriah menyeruak masuk ke dalam rumah.

Pria-pria sangar itu menjejalkan sang ayah ke lemari, menguncinya, lalu membakarnya hidup-hidup. Bocah itu juga menyaksikan bagaimana ibunya direnggut, dibawa pergi entah ke mana.

"Ia berteriak sejadinya hingga suaranya hilang," kata Rami Adham, seorang aktivis kemanusiaan, seperti dikutip dari BBC News, Kamis (29/9/2016).

Pria itu mengunjungi gadis cilik tersebut beberapa kali, membawakan oleh-oleh boneka Barbie dan mainan kuda poni dari bahan lembut.

"Reaksinya selalu sama. Senyuman indah tersungging di bibirnya."

Anak-anak menjadi pihak yang paling menderita dalam perang, termasuk di Suriah. Mereka terpaksa jadi yatim piatu, masa depan mereka suram. Tak ada sekolah, tak ada apa pun yang bisa dilakukan. Hari-hari mereka diwarnai kecemasan dan evakuasi darurat ke ruang bawah tanah.

"Anak-anak itu tak lagi takut mati. Mereka berharap mati dengan cepat daripada terluka parah. Menurut para bocah, saat nyawa berpisah dari raga, tak ada apa pun yang perlu dikhawatirkan."

Boneka Barbie untuk para gadis kecil. Sementara, bocah-bocah pria suka bola, mobil-mobilan, juga boneka beruang atau Teddy Bear.

Warga Finlandia keturunan Suriah itu rela menempuh perjalanan dari Helsinki ke kampung halamannya yang terkoyak perang. Sudah 28 kali ia menempuh perjalanan penuh risiko itu dalam waktu empat tahun.

Awalnya ia membawa sejumlah logistik: makanan, kebutuhan dasar hasil donasi Finnish-Syrian Association. Ia juga membantu mendirikan sekolah darurat di kamp pengungsi.

Sebelum perjalanannya yang pertama, putrinya yang baru berusia 3 tahun menyarankan agar Rami juga membawa mainan.

Usulan tersebut ia terima. Sesampainya di Suriah, hati Rami tergetar menyaksikan senyuman lebar dan sorot mata penuh rasa terimakasih dari wajah-wajah tak berdosa. Pria itu merasa melakukan hal berguna, membantu anak-anak melupakan sejenak segala penderitaan di tengah konflik tak berujung.

"Perasaan itu menggetarkan jiwaku, seolah menjadi baterai yang memberikan energi," kata dia.

Setelah terbang dari Finlandia ke Turki, Rami membawa sekitar 70 kg mainan, berjalan kaki melewati wilayah perbatasan pegunungan menuju Suriah. Kadang-kadang butuh waktu 16 jam, kali lain ia menemukan rute yang lebih pendek.

Boneka Barbie adalah tantangan. Sekali angkut ia membawa 100 mainan bernama asli Barbara Millicent Roberts itu dalam tasnya. Beratnya bukan main. Kemudian ia menjejalkan ratusan mainan yang lebih lembut. Karena itulah, ia dijuluki penyelundup mainan.

Kisah Islami Yang MenakjubkanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang