Imam Hasan Al-Bashri adalah tokoh ulama besar dari kalangan tabi’in yang tumbuh di salah satu rumah Rasulullah saw. Banyak orang yang menghadiri majelisnya untuk mereguk ilmu dan kebijaksanaannya.
Meski dikenal sebagai tokoh besar namun hal itu tidak menyurutkannya untuk tetap hidup dalam kesederhanaan. Ia tinggal di rumah susun yang tidak terlalu besar bersama istri yang sangat dicintainya. Tepat di atas rumahnya adalah tempat tinggal tetangganya yang beragama nasrani. Kehidupan berumah tangga dan bertetangga di antara mereka sangat rukun dan tidak pernah ada gejolak.
Di dalam kamar Hasan Al-Bashri selalu ada ember kecil yang berfungsi untuk menampung tetesan air dari atap kamarnya. Sudah puluhan tahun ia menampung tetesan air tersebut lalu membuangnya jika sudah penuh dan menaruh kembali ember kosong untuk menampung tetesan air tersebut.
Air tersebut ternyata berasal dari kamar mandi tetangganya yang nasrani tersebut yang bocor. Rusaknya saluran air membuat air kencing dan kotoran tersebut merembes ke kamar sang Imam.
Imam Hasan Al-Bashri memang tidak memberi tetangganya akan kondisi tersebut ia khawatir fakta tersebut akan mengganggu kenyamanan tetangganya.
Hingga suatu ketika Hasan Al-Bashri jatuh sakit dan tetangga nasraninya tersebut menjenguknya. Ia pun kaget saat melihat cairan najis dari kamar mandi yang merembes ke kamar Hasan Al-Bashri.
“Sejak kapan engkau bersabar dengan semua ini?” tanya tetangganya.
Hasan Al-Bashri tidak menjawab ia hanya melempar senyum kecil.
“Tolong katakan dengan jujur, wahai Imam. Ini demi kenyamanan kami” cecar tetangganya tersebut.
Dengan suara berat Hasan Al-Bashri menjawab, “Sejak dua puluh tahun.”
“Kenapa engkau tidak memberitahu kami?” tanyanya lagi.
“Nabi kami mengajarkan, memuliakan tetangga adalah hal yang wajib dan menjadi satu bukti beriman kepada Allah dan hari akhir. Anda adalah tetangga saya,” jawabnya lirih.
Tetangga nasrani tersebut pun menangis dan seketika mengucapkan dua kalimat syahadat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Islami Yang Menakjubkan
AcakSiapalah aku? Aku memosting tentang agama bukan berarti aku sudah faham semua tentang agama,hanya untuk mengingatkan diri dan membagi ilmu yang tak seberapa agar kita tidak terjerumus kedalam lubang dunia,dan berjalan bersama menuju jannah Rasululla...