"Siapa dia?" Ujar Park Jiyeon, salah satu pelayan di kediaman keluarga Jeon.
"Ku dengar ia pelayan baru tuan muda." Bisik Bae Suzy sambil melihat gerak gerik Jieun.
"Ah kenapa nyonya tidak mau mengangkatku saja sebagai pelayan pribadi tuan muda." Jiyeon kemudian menghampiri Jieun yang sedang berbincang dengan satpam di kediamannya. Suzy yang melihat pun hanya mengikuti di belakang Jiyeon.
"Hei kau pelayan baru bukan?" Jieun yang sedang berbincang dengan satpam di kediaman tersebut pun menghentikan percakapannya dan mengalihkan perhatiannya kepada seorang wanita yang sepertinya lebih tua 3-4 tahun dibandingkan dirinya.
"Ah ne, perkenalkan aku lee jieun. Kau bisa memanggilku..." Jiyeon segera menghentikan omongan Jieun dengan menyilangkan kedua tangannya tepat di depan wajahnya.
"Aku tidak ingin mengetahui namamu." Jiyeon hanya mengarahkan pandangan datar ke arah Jieun.
"Oopss, oke baiklah. Kalau begitu aku harus mengantarkan makanan ke kamar tuan muda dulu. Sampai jumpa, nona judes." Jieun pun melambaikan tangannya ke arah satpam dan kedua wanita yang menghampirinya tadi. Suzy yang melihatnya pun melambaikan tangannya sembari menampilkan senyum manisnya. Jiyeon yang melihat hal tersebut pun menghentikan lambaian tangan Suzy dan mengajaknya untuk melanjutkan pekerjaan lainnya.
.
.
.Suara ketukan pintu terus bergema dari seorang gadis Lee tersebut, entah ini sudah ketukan ke berapa. Gadis itu terlalu sibuk mengetukan tangannya ke pintu dan pria yang berada di dalam kamar tersebut pun sibuk bernyanyi sambil membersihkan tubuhnya di kamar mandi. Merasa tidak ada jawaban, gadis tersebut pun memutuskan untuk membuka pintu. Pikirnya tuan muda tersebut tidak ada di kamarnya dan ia hanya akan menaruh makanan tersebut dan setelah menaruhnya ia pun akan keluar. Sesimple itu, tetapi ketika gadis Lee membuka pintu tersebut yang dilihatnya malah pemandangan yang luar biasa. Perut kotak-kotak layaknya roti sobek, serta tubuh atletis yang indah. Tetapi seketika pikirannya normal kembali, ia pun berteriak. Mendengar kegaduhan tersebut, tuan mudanya pun mulai melihat keberadaan gadis tersebut. Dan kedua mata mereka pun bertatapan.
"KAUUU!!!!" ujar keduanya serempak detik itu juga.
"Ada apa ini pagi hari sudah ribut saja." Nyonya Jeon pun menghampiri sumber keributan tersebut.
"Ah maafkan saya nyonya, tadi saya kira tidak ada orang di dalam kamar tuan muda. Tetapi ketika saya buka ternyata tuan muda habis selesai mandi." Jieun menundukan wajahnya tidak berani menatap mata nyonyanya.
"Ah iya tidak apa Jieun, kau bisa kembali sekarang." Nyonya Jeon pun tersenyum menatapnya. Melihat hal tersebut pun Jieun segera bergegas keluar kamar.
"Ibu, dia siapa?!!" Kesal Jungkook sembari menatap kedua pasang mata ibunya.
"Dia pelayan pribadimu Kook." Nyonta Jeon pun berjalan menghampiri Jungkook sembari mengecup kening pria tersebut. "Ibu berangkat kerja dulu ya sayang, ibu ada meeting hari ini. Kalau ada apa-apa kau bisa mencari Jieun." Ujar nyonya Jeon sembari menutup pintu kamar Jungkook.
"Ahh kenapa harus wanita itu yang menjadi pelayanku." Lirih Jungkook sembari menggunakan pakaian kaosnya.
.
.
.Setelah seharian bekerja, malampun tiba. Jieun sudah mematikan kamar tidurnya, dan baru saja akan memejamkan matanya sebelum suara dari luar jendela membatalkan niatnya untuk tidur. Dan setelah ia melihat ke jendela, muncullah seorang lelaki sembari menyalakan senter ke arah wajahnya. Jieun yang melihatnya pun langsung menegakkan kembali tubuhnya dan menghampirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
GOT TO BELIEVE
FanfictionJeon Jungkook, dibesarkan dalam kemewahan dan sekarang berubah menjadi seorang pemuda pemberontak, ia mencoba untuk mendapatkan kebebasan seperti anak seumurannya. Sesuatu yang ibunya, Jun Ji Hyun tidak akan izinkan. Kemudian dia bertemu dengan Lee...