─j & h
Enjoy and happy reading!!
Aku menatap jengah guru sejarahku di depan sana. Ayolah sejarah itu bukan tipeku, aku lebih suka dihadapkan oleh angka dan rumus daripada harus menghafal banyak tragedi serta fenomena di seluruh dunia. Itu terlalu membosankan dan membuatku cepat mengantuk
Jaemin yang duduk terpaut satu bangku di samping kananku tampak menikmati cerita bu Airin yang masih berceloteh tentang Toronto--negara yang dulu pernah beliau kunjungi sewaktu remaja. Bukan menikmati semacam mendengarkan dengan baik, Jaemin bukan lelaki tulen seperti yang orang-orang tau kalau urusan sejarah. Lelaki itu seperti diriku.
Yang ku lihat lelaki itu justru tampak menopang dagu dan memejamkan mata. Enak sekali, dia bahkan sampai tertidur. Sebenarnya kalau aku mau, aku juga bisa mengikuti jejaknya. Tapi itu sulit mengingat aku tidak bisa tidur di sembarang tempat
Aku mengalihkan pandangan dan melihat pada jam dinding, dua menit lagi bel akan berbunyi tapi guru sejarahku itu belum menunjukkan tanda-tanda akan mengakhiri kelas. Duh, itu membuatku kesal
Anak laki-laki di kelasku tentu gak mempermasalahkan soal efektifnya mata pelajaran sejarah, mereka justru semangat, terkecuali Jaemin dan Haechan. Kurasa kedua temanku itu gak perduli dengan pesona bu Airin. Aku beritahu sesuatu, bu Airin itu terlalu cantik dan selalu mempesona dalam keadaan apapun. Ditambah lagi beliau masih single. Kalian... tau maksudku kan?
Aku menggerutu sebal
[•] Tteet-teeett
Tepat seperti yang kubilang tadi, detik berikutnya bel sudah berbunyi. Kulihat bu Airin tampak tersenyum sebelum menutup buku lalu mebereskan barang-barangnya di atas meja. Sambil membenarkan letak kacamatanya, beliau pamit undur diri dan dengan itu kami secara resmi boleh istirahat
"Jove, ke kantin gak?"
Suara itu membuatku menoleh. Membuat pergerakanku yang tadinya memasukkan selotip ke dalam tempat pensil terhenti sebentar. Ada Jaemin yang sudah berdiri di depan mejaku sambil menguap. Lucu sekali, matanya masih menyipit sehabis tidur
Sayangnya aku gak bisa ikut dengannya ke kantin karena teringat pesan mama tadi pagi sebelum aku berangkat ke sekolah, "Kamu duluan, aku mau ngasih titipan mama ke Renjun dulu."
Mendengar penuturanku Jaemin mengangguk mengerti lalu berjalan duluan keluar kelas bersama Haechan yang sudah menunggu di depan kelas. Aku merogoh laci lalu mengambil kotak persegi berwarna hijau muda itu dan membawanya pergi
Sepanjang aku berjalan melewati koridor, aku menyapa beberapa orang yang kebanyakan memang ku kenal. Tentu, karena gedung ini berisikan kelas untuk anak IPA saja. Karena terlalu sering bertemu di gedung yang sama membuatku yang awalnya gak mengenal siapapun selain anak sekelasku tanpa sadar mulai mengenal kakak kelas dan teman seangkatannku, terkecuali anak IPS, aku minus kalau harus menghafal mereka. IPA saja belum semuanya aku kenal apalagi IPS
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] Sirius | Mark Lee
Fanfiction❝ Halo Merkuri, Ini aku Bumi. Kita ini planet yang terpisah ribuan mill jaraknya ❞ ⓞⓝ ⓖⓞⓘⓝⓖ ✎ svurse