Setelah lulus SMA kebanyakan orang akan memilih melanjutkan ke dunia perkuliahan. Suasana yang berbeda dari sekolah biasanya yang harus mengenakan seragam lengkap dan merasakan jadwal pelajaran yang tidak harus dimulai kala matahari baru muncul. Sama hal nya seperti Deno, ia juga ingin berkuliah.
Deno berasal dari desa, ia punya prinsip apa yang diinginkan harus bisa dipegangnya. Hidupnya sangatlah sederhana bersama orang tuanya, hasil dari warung sang ibu dan gaji pegawai honor ayahnya yang menjadi pohon duitnya selama ini. Senja itu ia sedang memandang langit jingga, nan jauh di sana sayup-sayup ia melihat seseorang mengenakan seragam lengkap dengan wajah letih namun masih terpancar senyum di raut wajahnya dan kini kian mendekat. Rupanya itu adalah ayahnya yang baru saja pulang dari kantor yang tidak jauh dari rumahnya.
Dengan wajah yang tidak lepas dari senyum itu terus memandang Deno dengan wajah tercerah selama hidupnya. “ Nak, selamat kamu bisa melanjutkan cita-cita mu untuk berkuliah” ayahnya Deno ternyata mendapat surat yang menyatakan bahwa Deno lulus tes di sebuah kampus yang ada di kota. Rumah Deno penuh dengan rasa kebahagiaan dari kedua orang tuanya dan mereka pun membuat acara kecil-kecilan untuk mengantar Deno pergi kuliah.
Pagi itu entah mengapa dunia sedang diiringi isak tangis haru, anak semata wayang yang menjadi kebanggaan orang tuanya harus pergi jauh dari kampung.
“ bu… Deno pergi ke kota untuk kuliah ya bu.”
“iya nak hati-hati di kota.”
“ jangan sampai kamu lupa mengabari ibu dan bapak mu ini nak “ Lalu ayahnya pun juga berucap.
Sambil bersalaman dengan kedua orang tuanya, Deno pun melenggang pergi meninggalkan mereka dengan rasa enggan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hedonisme berakhir kehancuran
Short StoryDeno mencoba ingin diakui dengan membelanjakan seluruh uangnya tapi tidak tahu apa yg akan terjadi selanjutnya