Prolog

135 5 0
                                    


Kamis, 16 April 2009. Jam 20:00.
Seorang gadis kecil tengah berdiri di antara kedua orang tuanya. Dihadapannya telah dihidangkan sebuah kue ulang tahun dengan lilin yang berbentuk angka 6 dengan kuenya berwarna hitam dan putih.

Tidak seperti kebanyakan gadis kecil yang menyukai warna pink, gadis kecil ini sangat menyukai warna hitam dan putih.

Bukan tanpa alasan gadis kecil ini menyukai warna hitam dan putih, tapi karena memang dia sangat menyukai hewan yang namanya sering kali dikaitkan dengan masalah lingkaran hitam dimata. Kalian tentu tahu apa yang author maksud 'kan? Yupss mata Panda. Hal ini sering kali menjadi masalah terutama pada kaum hawa. Apa kaum adam juga merasakan masalah itu? Eh tunggu-tunggu!!! Kok jadi bahas mata panda si? Maafin author yang gaje ini manteman. Semoga saja lain kali kalau ada waktu akan saya bahas. Hehe.. Enggak kok becanda 😆😂 Oke sekarang author akan kembali membahas gadis kecil.

Tiba-tiba terdengar suara nyanyian para tamu undangan yang membuat suasana semakin meriah.

"Tiup lilinnya.. tiup lilinnya.. tiup lilinnya sekarang juga.. sekarang juga sekarang juga.."

Gadis kecil itu sedikit menundukkan badannya dan meniup lilin yang berbentuk angka 6 itu.

"Sekarang saatnya memotong kue," ujar sang pembawa acara.

Suara nyanyian para tamu undangan pun kembali memeriahkan acara itu.

"Potong kue nya.. potong kue nya.. potong kue nya sekarang juga.. sekarang juga.. sekarang juga.."

Gadis kecil itu mengangguk dan mengambil pisau untuk memotong kue nya.

"Hati-hati sayang. Sini bunda bantu," ucap sang bunda sembari tersenyum hangat. Gadis kecil itu mengangguk.

Setelah memotong kue, gadis kecil itu kemudian tersenyum dan berkata, "potongan kue yang pertama akan aku berikan kepada ayah sebagai laki-laki terhebat yang selalu melindungi aku."

Sang ayah pun tersenyum dan mensejajarkan tubuhnya dengan gadis kecilnya itu.

"Selamat ya, sayang. Semoga panjang umur, sehat selalu, diberi kecukupan rezeki, dan jangan lupa kewajiban lima waktunya ya," ujar sang ayah sembari memberikan kecupan dikedua pipi gadis kecil. Gadis itu mengangguk dan membalikkan tubuhnya. Di sana ada bundanya yang tersenyum hangat kepada gadis kecil itu.

Kemudian gadis itu mengambil potongan kedua dan memberikannya kepada sang bunda.

"Selamat ya, sayang. Bunda berdo'a semoga kamu menjadi anak yang sholehah berbakti kepada kedua orang tua dan jangan pernah lupa kewajiban lima waktunya. Do'a bunda selalu menyertaimu sayang," ujar sang bunda sembari memeluk gadis kecilnya itu kemudian mencium kedua pipinya.

Setelah berpelukan dengan sang bunda, gadis kecil itu sekarang menatap ke arah abangnya dan tersenyuk hangat.

Potongan kue ketiga, dia berikan kepada abangnya.

"Selamat ulang tahun adik abang. Do'a abang gak akan panjang-panjang, semoga kamu makin baik dan jangan nakal," ujar sang kakak dan memeluk adik kesayangan nya itu sembari mengecup keningnya dan berbisik, "kado dari abang udah ada di kamar kamu."

"Makasih abang," balas gadis kecil itu sembari mengeratkan pelukannya.

"Ay.."

Sebuah panggilan membuat gadis itu melepaskan pelukan dari abangnya.

"Iya Al," balas gadis kecil itu sembari tersenyum.

"Selamat ulang tahun Ay, semoga apa yang kamu cita-citakan menjadi kenyataan, jangan membantah ucapan orang tua kamu, dan semoga makin sayang sama aku ya," ujar seorang anak laki-laki yang seumuran dengan abangnya, sembari memberikan sebuah kado kepada gadis kecil itu.

Ucapan terakhir anak laki-laki itu membuat semua orang diam. Seketika suara gelak tawa terdengar di antara orang-orang yang ada disana.

"Ciee... witwiiwwww," goda sang kakak sehingga membuat rona merah di pipi sang adik terlihat dengan jelas.

Anak laki-laki itu hanya tersenyum kaku dan melihat ke arah gadis kecil dan menaik turunkan alisnya seakan mengkode gadis kecil itu.

"Iya, aku akan selalu sayang sama kamu Al," jawab gadis kecil sembari tersenyum malu dan mengambil kado dari anak laki-laki itu.

"Ciie kalian." Abangnya itu kembali menggoda keduanya.

"Abang udah. Jangan menggoda mereka, lihat tuh pipi mereka berdua udah kayak kepiting rebus," ujar sang bunda sembari cengengesan.

"Hehe iya, bun. Maafin abang."

Setelah acara selesai semua orang sudah kembali ke rumahnya masing-masing.

***

Alhamdulillah, gimana nyambung gak? Maaf ya kalau gak nyambung. Harap maklum masih belajar. Typo bertebaran..
Jangan lupa voment dan krisarnya ya❤

@istikhryyah_

NAYLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang