01. Dijodohkan?

73 3 0
                                    

Suara dentingan sendok dan piring terdengar dengan jelas di meja makan. Mereka terlihat sangat menikmati sarapan kali ini. Sesekali terdengar suara candaan dan teriakan dari mereka.

"Bang Akhtar!!! Itu ayam punya aku balikin!!" Ujar seorang gadis dengan amarah yang menggebu-gebu. Akhtar? Ya dia adalah anak sulung di keluarga ini.

"Ini punya abang dek Nay," jawab Akhtar dengan santainya. Ya, cowok itu tak lain adalah kakak dari gadis itu. Nay? Tentu, nama gadis itu adalah Nayla.

Nayla semakin dibuat kesal dengan jawaban sang kakak yang dengan santainya mengakui bahwa ayam itu miliknya.

Sedangkan Akhtar? Ia hanya mengendikkan bahunya, tak peduli dengan kekesalan sang adik.

"Abang tadi ngambil ayam itu dari piring aku!!!"

"Ini punya abang!!"

"Ish.. itu punya aku!!

"Abang!"

"Aku!"

"Abang!"

"Aku!"

"STOOOOP!!!"

Tiba-tiba suara anak laki-laki membuat mereka terdiam. Dia adalah adik dari mereka berdua. Ya, mereka tiga bersaudara. Dua laki-laki dan satu perempuan.

"Abang sama teteh kenapa sih tiap hari ribut mulu? Sekali-kali akur kek, apa susahnya coba!!!"

"GAK BISAAA NIZAM!!" jawab keduanya bebarengan. Nizam? Dia adalah putera bungsu dari keluarga ini.

Jawaban mereka membuat nyali sang adik menciut. Sebenarnya ia kesal dengan kelakuan kedua kakaknya itu. Tapi kalau mereka berdua sudah berteriak seperti tadi, siapa pun akan memilih diam. Sang adik pun memilih pergi ke belakang rumah meninggalkan setiap orang yang ada di meja makan yang menatapnya seakan merasa bersalah.

"Sudah sudah! Bunda sama ayah mau bicara hal penting kepada kalian berdua terutama sama teteh," ujar sang bunda membuat keduanya diam seketika.

"Emangnya aku buat kesalahan apalagi?" Batin seorang gadis yang dipanggil teteh itu. Dia meremas tangannya sambil mengingat apakah dia membuat kesalahan besar? Karena tak biasanya kedua orang tuanya itu ingin membicarakan hal penting seperti ini. Dia ingat, dulu orang tuanya pernah mengajaknya membicarakan hal penting setelah dia membuat anak orang hampir kehilangan nyawanya.

Flashback on

"Sayang, sini deh," panggil bunda membuat Nayla kecil mengangguk dan menghampiri sang bunda yang tengah duduk bersama ayahnya di ruang keluarga.

Dilubuk hatinya yang paling dalam, dia sangat merasa ketakutan. Bukan tanpa alasan, diingatannya masih terekam jelas kejadian satu minggu lalu ketika dia tak sengaja mendorong kepala salah satu temannya ke dinding kelas. Sehingga membuat suasana dikelas II-B kacau tidak terkendali. Apalagi ketika ada darah yang bercucuran dari belakang kepala temannya itu.

"Kenapa melamun?" Tanya sang ayah.

Ucapan sang ayah membuat Nayla kecil kembali tersadar dari lamunannya.

"Hehe Ayah, enggak kok," jawab Nayla kecil sembari menggelengkan kepalanya.

"Duduk disini, Nay. Ayah sama bunda mau bicara. Penting banget," ucap sang ayah sambil menepuk sofa. Dia pun duduk diantara bunda dan ayahnya.

"Apa kamu membuat kesalahan besar, sayang?" Tanya sang bunda membuat Nayla kecil terdiam, tangannya dingin dan jantungnya berdetak dengan cepat.

"A.. a.. anu bun," jawab Nayla kecil terbata-bata.

NAYLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang