Bagian Satu= Happy Reading =
****
"Terkadang 'takdir' dan 'kebetulan' itu beda tipis"- Anahira
****
"Ini ongkosnya bang" ucap sang gadis sambil memberikan selembaran uang bewarna kuning.
"Neng.. kembaliannya " teriak si abang angkot melihat si gadis langsung pergi.
"Ambil aja bang" balas gadis itu tak kalah berteriak sambil terus berlari menuju gerbang sekolah.
Hari ini adalah hari pertama gadis bersurai coklat itu bersekolah di SMA Angkasa, sekolah barunya.
'Gilak, baru hari pertama gue dah hampir telat' gumam nya setelah berhasil memasuki pagar sekolah yang hampir ditutup oleh pak satpam.
"'Aw... lo bisa ngeliat ga si? " tiba-tiba ada yang menabrak bahunya dari belakang.
"Sorry" balas pemuda itu tanpa melihat korban yang tlah ditabraknya dan terus berjalan pergi
"Eh, siapa suruh lo bisa langsung pergi seenak jidat, bantuin gue dulu" omel gadis itu sambil menarik jaket cowo tersebut.
Cowo itu berhenti dan mulai menatap gadis yang baru saja ditabraknya,
"Gue telat, yang lain aja"
"Tapi gue maunya elo! Anterin gue ke ruang guru please" gadis itu mulai memasang ekspresi memohon berharap cowo di depannya ini luluh.
Pemuda itu tak membalas ucapannya, dia mulai melangkahkan kaki dengan lengan jaketnya yang masih ditarik oleh gadis stranger yang tak sengaja ia tabrak dan terhenti pada ruangan yang bertuliskan 'ruang guru'
"lepas" komentar cowo itu sambil melirik ke arah tangan gadis itu yang masih mencubit jaketnya
"oiya hehe, makasi ya" cengir gadis itu tanpa sadar. Ia tak bisa melihat wajah pria yang telah membantunya ini karna pemuda itu memakai masker.
'Anahira Putri D.'
Cowo itu melirik sekilas name tag perempuan itu dan melenggang pergi tanpa respon.
"Irit banget tuh cowo" komentar gadis bersurai coklat itu melihat kepergian cowo itu.
******
"Anak-anak hari ini kita kedatangan siswa baru ya, ayo masuk nak" sapa guru yang tengah mengajar itu
Gadis itu mulai memasuki ruangan kelas yang bertuliskan "XII MIPA 3"
"Hallo perkenalkan semuanya! Nama gue Anahira Putri Davira. Kalian bisa manggil gue, Ana. Harap bantuannya dan semoga kalian betah temanan sama gue" ucap gadis itu dengan tersenyum.
"Anjir bening ya boss"
"Kalo dipanggil baby boleh ga by?"
"ID line nya apa cantik?"
"Nambah saingan deketin cogan njir"
"Udah punya pawang belom?" respon kaum adam yang mengadi-ngadi. Gadis yang kerap dipanggil Ana itu hanya tersenyum.
"Hushh kalian bisa serius ga? Ayo Ana silakan duduk di kursi yang masi kosong ya" komentar Bu guru mengakhiri perkenalan mereka.
"Baik anak-anak kita mulai lagi pembelajaran fisika kita pagi ini"
KAMU SEDANG MEMBACA
Anaska
Teen FictionIni bukan kisah cinta biasa, karna perihalnya kisah cinta tak ada yang biasa. Ini kisah Anaska, Kisah Ana dan Aska. Dua hati yang sedang mencari makna sebuah takdir. Satu persamaan yang mereka miliki, ialah 'hati yang tlah mati'. Ketika Ana mulai '...