Hari semakin sore dan matahari perlahan mulai tenggelam.
"Terima kasih ya xea hari ini kau sudah mau mengantar ku".
"Tak apa dhea, lagi pula garda juga teman kita".
"Wah sekarang kau sudah agak berbeda, bukan lagi xea yang dulu".
"A-apa nya yang berbeda?".
"Dulu kau setiap kali di ajak ngobrol pasti jawaban nya singkat. Paling Hanya menganguk dan bilang iya, sepertinya sekarang kau lebih berani berbicara dan lebih percaya diri".
"A-aku hanya sedang belajar berani".
"Nah gitu dong. Aku senang kau yang seperti ini, lebih enak di ajak ngobrol nya".
"Ji-jika kau suka aku yang seperti ini, maka aku akan akan tetap seperti ini dhea".
"Tapi aku lebih suka kau menjadi diri sendiri xea. Kau tak perlu menjadi orang lain untuk di cintai semua orang, cukup menjadi dirimu saja xea. Mau Berubah ataupun tidak bagi ku kau tetap istimewa".
"Te-terima kasih dhea".
"Xea, boleh aku bertanya sesuatu?"
"Silahkan dhea".
"Apa kau pernah mencintai seseorang?".
"Aku mencintai semua keindahan dhea".
"Aku tahu, tapi Bukan itu yang ingin aku dengar. Apa ada orang yang kau suka di sekolah xea? ".
Bayangan xea tertuju pada seorang wanita yang dulu ia temui di toilet.
"Be-belum ada".
"Bukan kah banyak wanita cantik seperti ku di sekolah, masa sih tak ada satupun yang kau sukai? ". Ia tertawa.
"Aku tak memperhatikan".
"Cobalah sesekali kau cari pacar agar hidup mu tidak terlalu hampa xea".
"Tak ada yang menyukai ku dhea".
"Hei, kau hanya tak tahu. Pasti masih ada wanita yang dapat mencintai mu apa ada nya".
"Terima kasih dhea kau selalu saja bisa menghibur ku".
Hari semakin gelap, mobil yang mereka tumpangi berhenti.
"Maaf ya xea aku belum bisa mampir, ibu ku di rumah pasti khawatir aku harus bergegas pulang. Lain kali aku pasti mampir ke rumah mu".
"Tak apa dhea, kau hati-hati ya".
"Iya".
Orang tua xea pun sama, ibu nya gelisah menunggu kedatangan xea di teras rumah.
"Xea dari mana saja kau tumben jam segini baru datang, ibu khawatir xea".
"Maaf bu, xea habis menjenguk teman bu".
"Ya sudah, tapi lain kali kau kabari ibu ya. Biar ibu bisa tenang xea".
"I-iya bu, maaf".
"Kau mandi dulu sana gih, nanti baru makan".
Hari ini Banyak kejadian yang tak biasa Juga kejadian yang tak terduga.
Xea membuka jendela, mengundang angin masuk ke kamar, untuk menemani sunyi nya. Ia terduduk menatap langit. Menyaksikan kerumunan bintang yang bertebaran mengelilingi bulan. Indah, hanya itu kata yang tepat untuk menggambarkan nya.*****
Tak mau kesiangan, Jam enam pagi xea sudah siap berangkat ke sekolah. Hari ini jadwal ia Piket. Setelah sarapan dan pamit ia akhir nya berangkat.
Sekolah sudah ramai tapi kelas masih sepi, ia tiba pertama. Dari banyak nya orang yang di tugaskan untuk piket hari ini termasuk garda, tapi tak satupun yang datang, mereka terlambat dan garda masih sakit.
Xea mengambil sapu, menaikan satu persatu kursi ke atas meja. Lalu mulai menyapu.Jam setengah tujuh tugasnya telah usai. Satu persatu murid berdatangan.
"Rajin sekali kau xea, maaf ya hari ini aku tak membantu mu, aku bangun nya kesiangan hehe". Ucap dhea
"Tak apa, lagi pula hari ini bukan tugas mu".
"Kau mau kemana xea?
"Aku mau buang sampah dulu".
"Mau aku bantu?".
"Tak usah, hanya sedikit kok".
Xea melangkah menuruni anak tangga sambil membawa tempat sampah di genggaman nya.
Setelah ia membuang sampah dan hendak mencuci tangan tangan nya tiba-tiba byuurr, Pakaian nya basah kuyup. Sontak xea kaget dan suara tawa terdengar dari arah belakang nya.Mereka mendekat sementara langkah xea mundur ke belakang.
"Ka-kalian kenapa menyiram ku?.
"Jangan banyak bicara kau". Ujar viuu
"Ini balasan yang pantas untuk mu".
"A-apa aku pernah bertingkah ke kalian?".
"Diam kau".
Viuu mendekat, memojokan xea. Punggung xea sudah menempel di dinding, tak ada jalan lagi. Lalu viu mencekik leher xea, xea meronta memegang tangan viuu. Berusaha untuk mengendurkan cekikan nya.
"Sekali lagi kau mendekati miki, akan ku habisi kau". Bentak nya dan mendorong xea hingga terjatuh ke lantai. Xea terbatuk-batuk mengatur nafas nya.
Lalu mereka pergi meninggalkan luka dan pesan singkat.
Xea menahan sakit, bukan hanya di leher nya tapi juga di hatinya. Ia menahan air mata agar tak segera jatuh, lalu bergegas masuk ke dalam kamar mandi dan membiarkan air matanya membasahi pipi. Ia menangis tak bersuara, sebisa mungkin ia membungkam mulut nya agar tak terdengar tapi membiarkan air matanya berjatuhan. Tak ada yang melihat kejadian itu. Juga tak ada yang melihat jika ia sedang menangis di dalam kamar mandi.
Sedikit demi sedikit air matanya menyurut Setelah puas menangis. Xea menyeka pipi, mencuci muka. Memasukan air kedalam matanya agar tak terlihat habis menangis. lalu keluar, kembali ke kelas.
"Xea kenapa baju mu basah kuyup? ". Tanya dhea.
"Eh, ke-kpeleset di kamar mandi hehe". Ia berusaha untuk tetap tersenyum di hadapan dhea, menutupi luka di hati nya.
"Astaga xea". Dhea bergegas membuka jaket di tubuh nya dan memakai kan nya ke tubuh xea yang tengah kedinginan.
"Lain kali kau hati hati ya xea".
"I-iya dhea, terima kasih".
_______________
KAMU SEDANG MEMBACA
XDL-Trip (SUDAH TERBIT)
Ficțiune adolescențiSebuah kisah seorang anak Sma genius yang mengalami banyak penderitaan juga kesedihan di lengkapi dengan bumbu bumbu cinta di dalam nya.