IWS 01

16 5 0
                                    

-Happt Reading-

Semoga Enjoy sama jalan ceritanya, jangan lupa kalo kalian suka klik bintang nya,dan kalo ada yang salah kata dan kurang jelas silahkan komen.

¤¤¤¤¤¤¤¤

Pagi yang cerah telah datang, semua kembali beraktivitas, mengingat kemarin hari minggu semuanya bermalas malasan di rumah masing-masing. Dan sekarang adalah waktunya untuk bersiap-siap memulai hari biasa.

Alicia Hanazel, gadis yang tentu saja cantik, bersurai coklat tersebut menatap dirinya dicermin, mengamati seluruh badannya itu, lalu tersenyum dan dia sudah siap dengan seragam yang terbalut dalam badan proposional nya.

Sedetik kemudian, dia meraih tas dan keluar dari kamar. Dia turun dengan tergesa-gesa padahal jam belum menunjuk kan angka 6, dimana angka tersebut mengartikan bahwa sekolahnya sudah memulai pembelajaran.

Wanita cantik yang sedari tadi berkutat dengan segala macam bahan-bahan di dapur, menatap putrinya yang sama sekali belum berubah sikapnya sambil menggeleng.

"Apakah aku harus mengatakannya lagi, kalau kamu tidak perlu tergesa-gesa seperti itu. Sekolah nya tidak akan lari meninggalkanmu." Ucap Wanita tersebut.

"Memangnya kenapa Ibu?, apakah ibu juga harus ku katakan sekali lagi, kalau aku menyukai jalan tergesa-gesa seperti ini." Alicia sekarang telah duduk di meja makan, dan mulai mengambil roti dan selai untuk sarapannya.

"Sudahlah, berdebat dengan-mu tidak akan pernah selesai." Wanita tua itu meletakkan Susu hangat itu disamping Alicia.

"Itu Ibu tahu."

"Ibu Apakah semalam, aku "melakukannya" lagi?." Tanya Alicia dengan mulut yang masih mengunyah Roti.

"Yah... kamu melakukannya lagi, tetapi tidak sampai dengan yang kau maksudkan itu." Jawab Julia--Wanita yang dipanggil ibu itu.

"Syukurlah, aku tidak perlu menyusahkanmu lagi." Perkataan itu keluar dengan ringannya dari mulut Alicia, membuat hati Julia sedikit teriris.

"Ingat Hazel, kamu sudah Tante anggap anak Tante. Kamu adalah tanggung jawab Tante, di saat kedua---" Ucapan Julia kini terhenti, dia terdiam. Julia tidak bisa meneruskan kata-kata itu, dia tidak mau Alicia kembali membenci mereka, walaupun dia tetap benci. Tetapi setidaknya dia tidak akan membiarkan Alicia tambah membenci mereka.

"Humm.. baiklah ibu, Aku sudah selesai sarapan Aku pergi dulu."

Seketika itu juga Alicia bangkit dan pergi meninggalkan Julia, tetapi sebelum sampai depan pintu Alicia mengatakan sesuatu yang membuat Julia sedih.

"Ohh Iya, Aku memang belum bisa melupakan apa yang telah mereka lakukan kepadaku Ibu, tetapi Aku sudah menganggap Tante adalah Ibu ku, karena dirimu yang sudah membesarkan aku. Bukan mereka, dan jangan panggil Aku dengan sebutan Hazel panggil Aku Alicia."

Alicia membuka pintu, kemudian beranjak dari rumah bertingkat itu.

¤¤¤¤¤¤¤

"Serius, kenapa tiba-tiba seperti ini, Alice?"

"Ini mendadak, Aku perlu mengurus sesuatu disana Madelyn." Jawab Alicia.

"Tetapi, tidak sekarang juga. Kita bahkan baru mau menginjak tingkat 2, dan aku bahkan sudah memikirkan sesuatu untuk kita lakukan saat libur kenaikan kelas nanti."

Sekarang ini mereka sedang berada di dalam kantin sekolah, yang sangat luas. Alicia pasti akan sangat merindukan sekolah swastanya ini, dia bahkan sudah nyaman berada di sekolah ini. Entah apakah dia akan menemukan sekolah yang nyaman seperti ini saat dia berada di Indonesia.

Tetapi dia tidak punya pilihan lagi, dia ingin saja pindah dari negara ini. Bukan karena urusan mendadak, dia hanya ingin mendapatkan suasana baru.

"Apakah kita tidak ada waktu untuk menghabiskan waktu bersama?, sebelum kau pergi nanti sore Alice?." Sekarang ini mata Madelyn sudah mulai berkaca-kaca. Siapa juga yang senang ketika sahabat kalian pergi meninggalkan kalian, masih mending kalau kalian memiliki sahabat lebih dari satu. Madelyn sendiri hanya punya satu sahabat yang sangat setia, siapa lagi kalau bukan Alice.

Asal kalian tahu, mereka berdua ini sudah di anggap seperti kembar oleh penduduk sekolah ini. Karena mereka tidak pernah terpisahkan, walaupun kelas mereka berbeda. Tetapi kalau sudah jodoh berteman, mau di apakan lagi.

Mereka juga dikenal dengan kepintaran mereka, dan juga pasti, mereka ini sangat berbakat.

"Ayolah Madelyn, kamu ini jangan seperti bocah tingkat bawah. Cengeng sekali, pantas Calvin minta putus." Sarkas Alicia,dengan sangat tidak punya hati mengeluarkan kata-kata menyedihkan itu.

Madelyn terkekeh, dia kemudian menghapus air matanya itu, "Dasar, apa kamu tidak senang memiliki sahabat yang sangat baik sepertiku ini?, Aku mencoba untuk menghalangimu, agar terkesan kalau aku sangat sedih."

Alicia menatap sahabat nya ini dengan menyedihkan, sudah jelas-jelas dia cengeng masih aja mengelak.

"Terserah!." Alicia mulai melangkah meninggalkan Madelyn yang sedang tertawa bahagia melihat Alicia kesal.

"Tunggu Aku Alicee!!." Dia menyudahi tertawanya dan menyusul Alicia.

¤¤¤¤¤¤¤¤¤

Alicia mengangkat kopernya, kemudian memasuki taxi yang sudah di pesan oleh Ibu nya.

"Take care, semoga sekolah mu disana menyenangkan sayang. Jangan lupa mengabari Ibu ketika sudah sampai." Julia kini mencium pelipis Alicia dengan penuh kasih sayang.

Julia tidak akan rela membiarkan Alicia pergi sendiri, tetapi dia juga tidak bisa menemani Alicia. Karena suaminya bekerja di sini. Dia hanya bisa berdoa semoga Alicia tidak kenapa-kenapa, karena teringat akan perkataan Adiknya beberapa tahun yang lalu membuat Julia bimbang akan pilihannya. Mengijinkan Alicia pergi atau tidak, tetapi sekarang sudah terlambat dia sudah membiarkan Alicia pergi, tanpa sepertujuan dari Adiknya itu.
Dia hanya berharap 'orang itu' tidak menyadari keberadaan Alicia.

"Baiklah Ibu, aku akan baik-baik saja, sampai jumpa kembali Ibu." Alicia melambaikan tangannya dan kemudian duduk kembali, dia menghirup udara dan menghembuskannya perlahan.

Lembaran yang baru akan segera di beri tinta yang penuh warna. Dan Alicia berjanji warna tersebut akan selalu berwarna Indah.

I won't SURRENDERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang