[ Omake : Special Aka x OC for Chi-chan. Sekaligus ucapan dari Lune :'3]
Aku tak pernah menyangka akan berada di gedung ini.
Gedung luar biasa megah dengan hallnya yang sekarang menampung nyaris ratusan orang berpakaian formal di dalamnya. Ada tamu-tamu penting, tak lupa media massa yang turut meramaikan. Suasananya yang diiringi dentingan piano di salah satu sudut membuat siapa saja akan terlena.
Aku sendiripun begitu.
Dengan gaun putih panjang yang menyapu lantai serta tiara bertahtahkan berlian senada menyampir indah di surai hitam legam yang kini tertata rapi, aku berdiri tepat di bagian terdepan sembari menatap orang-orang yang sibuk bercengkrama dan mengucapkan 'selamat' bergantian padaku dan pria di sampingku.
Pria dengan manik scarlet-gold yang memakai kemeja putih polos dibalut jas hitam yang dibagian dadanya dihiasi sedikit mawar putih. Pria yang kini paras porselennya menampilkan seringaian tipis dan berstatus sebagai suami resmiku semenjak mengucapkan janji sakral paginya.
Yah, sekarang, namaku bukan lagi 'Akaya Akiko'. Melainkan kini sudah resmi menyandang marga Akashi; Akashi Akiko.
Rasanya aku sama sekali tak bisa menghilangkan senyum yang mengembang di wajahku. Baru saja kemarin aku mendapati hadiah kejutan dari sahabat-sahabatku sekaligus dilamar oleh kekasihku, sekarang aku sudah berdiri di sini; seolah menjadi gadis paling beruntung di muka bumi.
"Wah, tunggu saja, kami pasti menyusul." Suara bernada bariton itu membuatku berbalik dan mendapatkan Aomine Daiki dengan balutan jas hitam berdiri di sana. Salah satu lengannya bertautan dengan milik seorang gadis bermanik magentayang kini surai pink panjangnya digulung ke atas hingga terkesan elegan. Gaun sewarna padpardscha membalut sempurna tubuh rampingnya.
"Itu benar! Pernikahan kami nanti, kalian datang, ya! Aki-chan dan er—Seijuurou-kun!" Aku mengangguk mengiyakan. "Tentu saja kami akan datang, iya'kan Sei-kun?" balasku sembari menyikut pelan pria di sampingku hingga mendapat anggukan darinya.
Selain itu, juga ada Midorima, Kise dan Takao yang kini sedang bercengkrama dengan Murasakibara dan Himuro yang mengurus bagian wedding cake-nya.
Dan begitu aku menyapu pandanganku lurus menuju arah pintu masuk yang dipenuhi banyak orang, surai sewarna langit musim panas yang cerah tiba-tiba membuat senyumku mengembang semakin lebar. Sosok yang biasanya memiliki hawa keberadaan sama tipisnya dengan bayangan itu kini malah tertangkap jelas indra penglihatku.
"Tetsuya-kun!" seruku semangat begitu Kuroko sudah berada tidak begitu jauh dariku.
Pria minim ekspresi itu tersenyum kecil lalu membungkuk pelan untuk menyapa sekaligus memberi ucapan selamat. "Selamat atas pernikahannya Akiko-chan, Akashi-kun."
Aku memberengut sedikit, "Hei! Margaku sekarang Akashi juga, loh!" Dan hanya dibalas gumaman kecil. "Aku tahu, kok."
"Oh ya, darimana saja kemarin?"
"Aku dan Kagami ke Seoul."
"Seoul?"
Belum sempat Kuroko menjawab, seorang pria bertubuh sama besarnya dengan Aomine namun dengan rambut gradasi merah-hitam turut datang. "Kagami-kun!"
"Yo, Aki! Wah, kau sudah menikah, eh? Selamat ya."
Aku mengangguk antusias sambil mengucapkan terima kasih. Pria itu kemudian bergabung dengan Aomine yang meneriaki namanya. Dan tiba-tiba saja aku teringat sesuatu. "Tetsuya-kun!" panggilku.
Pria yang tadinya tengah berbincang dengan Akashi itu kini berbalik menghadapku dengan salah satu alis terangkat. "Ya?"
"Hadiahku, mana?"
Kalimat itu sukses membuat pemilik manik aquamarine itu tersenyum tipis lalu merogoh sesuatu dari balik jas putih yang dikenakannya, mengeluarkan sebuah kotak berwarna biru tua. Salah satu tangannya membuka kotak itu menampilkan sebuah kalung silver indah dengan liontin berbentuk kelopak bunga mekar; spontan membuat mataku berbinar takjub.
"Maaf kalau hanya ini yang dapat aku berikan." Lalu pria itu mendekat dan memakaikan kalung itu ke leherku. Aku menggeleng cepat, "Tidak, kok! Ini kalung paling cantik yang pernah aku pakai," dan aku lalu beralih memeluk erat pria di depanku itu; entah kebiasaan sejak kecil setiap kali bertemu dengannya atau karena terlampau senang. Mungkin keduanya.
Detik selanjutnya, aku sontak melepaskan pelukan itu begitu mendapat deheman dari pria di sampingku.
"Kau ingin menggoda istriku di hari pernikahan kami, Tetsuya?" Seringai kembali terpatri di wajah bak porselen pria itu, sukses membuatku menyikutnya kembali. Hei, memangnya salah aku memeluk sahabatku sendiri?
Seperti biasa, Kuroko hanya menanggapinya dengan ekspresi tenang dan jawaban singkat, "Tentu saja tidak, Akashi-kun."
Akashi terkekeh sebentar, "Oh, ya. Bukankah kau juga akan menyusul, Tetsuya?" Dan kalimat itu sukses membuatku merengut.
Bersamaan dengan itu, Kuroko hanya mengangguk pelan dan tiba-tiba mengalihkan pandangan kembali ke arah pintu masuk. Tentu saja aku dan Akashi mengikuti.
Dan dari sana, seorang gadis bersurai coklat panjang yang terkepang longgar serta mengenakan gaun emas yang menutupi tubuhnya dengan lilitan rumit, menyisakan untaian cukup panjang yang melambai anggun bersamaan langkahnya yang semakin mendekat. Sebelah tangannya membawa sebuah bingkisan tak begitu besar dan sebelah tangannya yang terbebas menyambut uluran tangan Kuroko padanya.
Gadis itu tersenyum kecil, lalu menggumamkan sesuatu.
"Meskipun terlambat—Selamat ulang tahun, Aki-chan.
Aku harap Aki-chan masih mau menerima hadiah ini.
Dan, selamat atas pernikahannya."
![](https://img.wattpad.com/cover/28247270-288-k278040.jpg)
YOU ARE READING
DONUM [Gift!]
RomansaHari ulang tahun? Hanya hari biasa dengan sedikit pengecualian ketika orang-orang mengucapkan selamat padamu. Tapi, tidak. Kali ini berbeda. Karena tepat di 'hari ulang tahun' ini, aku mendapatkan hadiah paling spesial yang takkan pernah terlupakan...