Dua💛

34 6 3
                                    

Happy Reading🌈


~•~


Saat Nona sudah selesai makan, ia ingin segera beranjak dari ruang makan. Namun di tahan oleh sang Papi.

"Eitsss... Mau kemana kamu?" Tanyanya sambil menarik baju Nona.

"Emm... Itu pii... Emm.. Anu..." Ucap Nona kebingungan.

"Pasti mau main petasan lagi kan sama temen-temen kamu? Ngakuu!" Selidik Wijaya pada Nona.

"Sebenar aja kok pii.. Nona janjii..." Ucapnya sambil memberikan jari kelingking tanda janji pada Papinya.

"Gosok gigi sama sholat dulu baru jalan main..." Kata Ela angkat bicara.

"Tetap aja walaupun udah gosok gigi sama sholat subuh kamu gk boleh main petasan! Kamu itu anak perempuan Nonaa... Masa kelakuan kaya anak laki gini sih. Main petasan itu bahaya. Awas kalau Papi denger dari pak satpam kamu main petasan lagi.... Papi gk bakal kasih uang jajan!" Ancam Wijaya.


"Terus Nona main apa dongg pii?" Tanya Nona.

"Main yang lain. Asal jangan main petasan!" Wijaya memperingati.

"Emm... O.. Oke." Setuju Nona dengan ragu.

Setelah selesai mandi dan sholat, Nona segera menemui teman-temannya yang sudah menunggu sedari tadi.

"Na, lo lama banget dah.. Kita kita udah nungguin dari tadi nihh.." Oceh Bambang, teman laki-laki Nona yang hobinya ngoceh

"Ngoceh mulu lo dari kemarin kaya ibu-ibu komplek sebelah." Ucap Nona dengan nada sewot.

"Hahaha... Mirip sih lu kalau dilihat-lihat kaya mpok Tuti." Bagus juga ikut meledek kalau bambang mirip dengan mpok Tuti, ibu-ibu komplek sebelah. Bagus teman laki-laki Nona yang agak lemot, paling suka meledek Bambang dan Dinda.

"Wkowkowkoooo." Tawa Nona dan tiga orang temannya, kecuali Bambang yang sudah menekuk wajahnya.

"Udah apa itu muka gk usah di tekuk kaya gitu.." Ucap Dinda teman perempuan satu-satunya Nona.

"Auu nih si Bambang... Omong-omong kita mau main apa nih?" Tanya Arya teman laki-laki Nona yang lebih waras dari teman laki-lakinya yang lain.

"Main petasan di depan rumahnya mpok Tuti aja yukk." Ajakan Bambang sudah mulai gila.

"Seruu sih.. Tapii... Kalau main petasan gw gk bakal dapet uang jajan dari Papi." Ucap Nona yang di rendahkan.

"Lahh emangnya kenapa Na?" Tanya Bagus.

"Kata Papi gw itu anak perempuan gk boleh main petasan, katanya bahaya." Ucap Nona sambil menunduk pasrah.

"Jangan sedih dong Na... Sedih juga nih gw jadinya. Gw juga gk boleh main petasan kok sama bunda." Ucap Dinda menenangkan.

"Tenang aja Na.. Gw punya mainan yang lebih seru dari petasan." Kata Arya dengan wajah yang sulit di artikan.

"MAIN APAAN??" Tanya mereka berempat berbarengan.

"Santaii...santaiii... Jadi gini, kemarin anak komplek sebelah bilang mau ajak kita perang sarung. Dan gw udah bilang setuju sm mereka. Lagian ini cuma main biasa kok, bukan perang sungguhan." Ucap Arya memberitahu.

"Seru banget tuhh Ya... Udah aja ayok kita ke komplek sebelah!" Ajak Nona sambil beranjak dari tempat duduknya tapi langsung di tahan oleh Bambang.

"Lu mau kemana?" Tanya Bambang sewot.

"Mau ke komplek sebelah lah Pauull, kan kita mau perang sarung." Jawab Nona tak kalah sewot.

"Sarung lu mana gw tanya? Hah?" Tanya Bambang yang juga tak kalah sewotnya dari Nona.

"Owhh iyaa." Ucap Nona menunjukkan deretan giginya dan menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Punya kutu lu ya garuk-garuk?" Selidik Bagas yang menunjukkan wajah yang jijik.

"Sembarangan lu kalau ngomong." Ucap Nona Ketus.

"Berantem mulu dah... Kapan mainnya nihh?" Tanya Dinda menengahi.

"Au nihh.. Bocahnya si Azriil pasti udah nunggu dari tadi.." Kata Arya yang mulai emosi. (Bulan puasa boyy... Hahah).

"Yaudah gw ambil sarung dulu kalau gitu. Lu mau minjem gk Din?" Tanya Nona pada Dinda.

"Bol... " Ucap Dinda terpotong oleh Bambang.

"Lu berdua pake punya gw aja... Gw kurang yakin kalau lu bakal di pinjemin sarung apa gk sama om Jay." Imbuh Bambang yang sudah tau bagaimana ayahnya Nona. Nama Jay itu nama panggilan Wijaya saat SMA.

"Bener juga sii... Yaudah mana?". Tanya Nona.

"Nih.. Yang satunya lagi buat Dinda cantikk." Ujar Bambang dengan nada genit pada Dinda. (Masih kecil lu bangg).

"Cacarr bintik-bintik... Gigi lu noh ada cabenya!" Kata Dinda ketus dan memberitahu kalau di giginya Bambang itu memang benar ada cabenya.

"Hahahahha..... " Tawa mereka bersama-sama.

~•~

Bocah sableng😂
Maaf yaa ceritanya ngawur guyss🙏
Hujat dah hujattt....



















































Semangat terus puasanya💪

























































Salam abstrut🖤

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 25, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Abstrut Girl (HIATUS) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang