Chapter 2

84 3 1
                                    

Di dalam mansion keluarga Milton terdengar gebrakan kasar dari seorang mafia yang dikenal sangat berbahaya oleh seluruh penjuru dunia yaitu Kenzie.

"Aku tidak akan mau dengan perempuan yang kau pilih itu!!AKU TIDAK MAU!Dan sampai kapanpun aku tidak akan meninggalkan dunia mafia ku yang telah aku bangun dari nol,Daddy!"bentak Kenzie dengan dingin dan datar kepada ayahnya.

Ayahnya mendecih"Lalu,kau bangga dengan apa yang kau bangun itu Ken?!Seharusnya kau bekerja sebagai pemegang saham di bisnis Daddy! Dan juga kali ini perempuan yang Daddy inginkan untuk bersamamu adalah perempuan yang baik bukan seperti sebelum-sebelumnya"

Ibunya yang tak tau harus berbuat apa pun hanya bisa menangis tersedu sedu. Seperti ini lah pemandanagn setiap hari di mansion Sean,ayah Kenzie.

Kenzie muak.Kenzie muak dengan semua ini. Seolah-olah disini ialah peran antagonis nya.

"Karena hanya disana aku merasa sedikit bahagia bisa merasakan hangatnya keluarga meski bukan sedarah. Setidaknya disana masih ada orang yang menerimaku dan menganggap ku!Tidak seperti Daddy dan Mommy yang hanya tau menuntut dan menuntut. Untuk urusan bisnis lebih baik Daddy serahkan pada anak haram itu! Aku tidak sudi makan dari uang kotor yang Daddy berikan".

Ibunya yang terkejut mendengar apa yang dikatakan putranya pun hanya diam. Ia menyesal telah membiarkan Kenzie tumbuh dan berkembang sendiri. Ia menyesal tidak mendidik Kenzie secara baik.

"Tutup mulutmu,Ken. Apa kamu tidak punya etika sampai membentak orang tua yang telah membesarkan mu? Dimana letak hormatmu!HAH?!"

"CUKUP!!" Teriak ibu Ken sambil menutup kedua telinga nya dengan tangan.

"Apa anda bilang?etika?orang tua yang membesarkan?letak hormat? Kapan Daddy membesarkan Ken?HAH?KAPAN?bahkan sekedar bermain robot dengan Ken kecil pun Daddy tak pernah! Lalu,etika?Apa daddy pernah mengajarkan Ken tentang sopan santun?PERNAH?KAPAN?",bentak Kenzie tak terima lalu segera pergi untuk melampiaskan amarahnya.

"KENN...!HIKS....MAAF..IN.. HIKS MOM..MY.....NAK...HIKS..jang..an ..pergi...nak",ucap ibunya
yang tersedu sedu.

Namun ,Kenzie tetaplah Kenzie yang hatinya sudah terlanjur membeku akibat perbuatan orang tuanya. Namun,ada beberapa kata yang mampu membuat Kenzie berhenti.

"Jika kau tak menyetujui perjodohan ini, Daddy pastikan tak akan pernah menemui nenek mu yang ada di Chicago" putus Sean.

Benar,ibu kandung Sean sekaligus nenek Kenzie yang bernama Maretha sedang sakit parah dan dengan biadab Sean tidak mempedulikannya. Nenek Maretha adalah kelemahan Kenzie. Satu-satunya orang yang menyayangi Kenzie dan menganggap Kenzie ada. Maka dari itu,ia sangat menyayangi nenek Maretha melebihi apapun di dunia ini.

"KEPARAT KAU!",Kenzie berbalik ke belakang lalu

BUGH

BUGH

BUGH

BUGH

"Ken,stop..hikss" ia tak kuasa menahan air mata nya untuk tidak keluar lagi.

"Jangan berani-berani kau menyentuh malaikat ku ,Sean. Aku tidak segan-segan akan menghabisimu tak peduli kau Daddyku".

Lalu,Kenzie meninggalkan ayahnya yang terkulai lemas.

|=|

Aqilla dengan riang kebawah untuk makan malam bersama keluarga nya. Namun,saat hampir sampai di tangga terakhir,ia memelankan langkahnya. Ada yang beda kali ini,batinnya. Biasanya ia disuguhkan oleh pemandangan sang kakak yang menyambutnya dengan seringaian dan tatapan jahil,dan bunda dan ayahnya yang selalu menampilkan senyum hangat,namun tidak untuk kali ini. Entah ada apa,Aqilla hanya bisa diam.

Acara makan malam yang biasanya ramai pun hening hanya ada dentingan suara sendok dan piring yang bersentuhan. Aqilla bingung dan terheran-heran tapi hanya bisa diam.

Lalu suara besar memecah keheningan

"Aqilla selesaikan makananmu dan kami tunggu di ruang keluarga".

Ini benar-benar aneh

Aqilla bergegas mencuci piring sebentar karena bibi Misha,ART di rumah mereka sedang pulang kampung.

Di ruang keluarga

"Yah,Bunda takut Aqilla akan menentang" kata Bunda Sheyla dengan nada khawatir

"Bagaimana bisa terjadi Yah,Bun" raut wajah meminta penjelasan tercetak jelas di wajah Denim,ia bingung.

"Ceritanya panjang,Denim" kata Ayah Gavin dengan tenang meski ia pun ragu untuk mengatakan kepada anak perempuan semata wayangnya.

Tak lama,datanglah Aqilla

"Duduk samping Bunda sini sayang"kata Bundanya dan Aqilla pun hanya bisa menurut.

"Sebenarnya ada apa Yah,Bun. Mengapa canggung sekali. Apa ada yang kalian sembunyikan?". Tanya Aqilla dengan nada curiga.

Hening cukup lama












Hai,guyss!
Bosenin ya ceritanya?
Aku selalu berharap kalian suka

AQILLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang