Adventurous Love

Prologue

(Perhatian : Ini hanya cerita fiksi, apabila ada kesamaan nama tempat/tokoh hanyalah kebetulan)

Navieria Highschool, salah satu SMA paling elite di kota Midikarta, sekolah ini sangat besar dan megah, Naviera Highschool adalah tempat dimana anak para pejabat, atau orang penting di Midakarta bersekolah. Gedung sekolah ini memiliki 5 lantai. Lantai pertama adalah lantai untuk kantin, aula, dan juga ruang Tata usaha, Lantai kedua adalah lantai untuk laboratorium sains, ada juga laboratorium computer, dan terakhir ada perpustakaan yang sangat besar, perpustakaan itu bisa menampung hingga ribuan buku yang diurutkan berdasarkan genre dan alphabetnya. Lantai ketiga adalah tempat UKS, untuk siswa, atau bahkan guru-guru yang merasa kurang enak badan, dan juga di lantai ini ada ruangan khusus bernama booster room, mungkin kedengaran agak aneh, tapi ruangan ini benar benar berguna, bagi siswa, guru, bahkan sampai karyawan yang mengalami stress atau jenuh, bisa berdiam diruangan ini, namun ruangan ini bukan ruangan yang bisa dipakai setiap saat, siswa bisa menggunakan ini dengan izin dari kepala sekolah, ada 3 booster room di sekolah ini, pertama adalah untuk siswa, guru, dan juga karyawan. Ruangan ini kedap suara, diruangan ini terdapat kasur, speaker, dan laptop, orang yang berada di dalam ruangan ini tidak bisa mendengar kebisingan dari luar, begitupun sebaliknya, jika berada didalam ruangan ini, kia bisa mendengarkan musik, atau bahkan tidur sebentar, dan juga ruangan ini dilengkapi dengan alarm, yang akan berbunyi setelah 20 menit. Lantai ke 4 adalah tempat kelas-kelas siswa, mulai dari kelas 10,11,12 ada dilantai ini, kantor guru, ruang loker ada dilantai ini. Lantai terakhir, lantai yang paling atas diisi dengan lapangan indoor, mulai dari lapangan basket, futsal, voli, bahkan badminton ada dilantai ini, dan yang jelas, semua lantai pasti memiliki toilet. Disekolah inilah, awal dari petualangan Sam, dan tempat dimana Ia belajar apa itu rasa senang, sedih, kehilangan, kecewa.

Samuel Christopher Abraham, akrab dipanggil Sam, adalah seorang pemuda yang periang, ramah, baik hati ,dengan otak yang cerdas, bahkan, jenius. Tubuhnya cukup tinggi untuk anak seusianya, dan tubuhnya pun terlihat sangat ideal. Namun sayang, keadaan ekonomi Sam benar-benar buruk. Sejak ayahnya menderita gagal ginjal dan mengharuskannya untuk cuci darah, membuat ayahnya bangkrut, dan membuat keluarga mereka susah untuk makan dan untuk membeli kebutuhan sehari hari, dan karena ini juga, Sam jadi sulit bergaul diantara teman temannya yang rata rata adalah anak anak dari pejabat besar di Midakarta. Sam mampu masuk ke Naviera Highschool karena kemampuannya yang luar biasa, dan mendapatkan beasiswa saat ia SMP dulu.

Sam seringkali merasa tidak nyaman, karena kondisi ekonomi yang berbeda jauh dari teman temannya. Namun, seperti anak SMA umumnya, pasti ada satu perempuan yang Sam sukai, perempuan itu bernama Clara Stephanie, Sam mengalami yang biasa dinamakan Cinta pada pandangan pertama. Clara adalah anak yang cantik, terlihat ramah, dan yang pastinya, kaya. Ia adalah anak tunggal dari salah satu pejabat besar di Midakarta. Namun sayang, cinta Sam bertepuk sebelah tangan, karena perempuan yang ia sukai telah jatuh hati pada laki laki lain. Laki laki yang Clara sukai bernama Marcello Justin Anderson, yang kerap dipanggil Justin. Justin adalah anak sulung, dan calon pewaris dari salah satu perusahaan terbesar di Midakarta

Justin adalah anak yang sombong, namun entah mengapa, banyak wanita yang terpikat padanya, termasuk Clara. Clara menyukai Justin, namun tidak sebaliknya, dan terjadilah cinta segitga, antara Sam, Clara, dan Justin. Justin juga adalah salah satu anak yang terkenal di sekolah, bukan karena prestasinya, bukan karena karakternya, dan juga bukan karena kekayaannya, melainkan reputasinya sebagai orang yang suka mempermainkan perasaan perempuan atau bisa kita sebut tukang PHP (Pemberi Harapan Palsu). Lak-laki pintar, perempuan ramah nan cantik, dan Laki-laki pemberi harapan palsu. Dari sinilah petualangan Sam akan dimulai.

-END OF PROLOGUE-