Jakarta, 20 Oktober 2019.
Gadis itu kini menatap tajam kearah cermin. Bibirnya yang terpoles indah itu tersenyum bangga tatkala melihat bayangannya ke arah cermin.
"Nona semuanya sudah siap, mari saatnya berangkat, Tuan besar sudah menunggu dikantor." Gadis cantik itu hanya mengangguk lalu mulai berbalik sembari membenahi beberapa berkas yang dibawanya.
"Roy jangan lupa perintahku tadi malam, jemput perwakilan dari sarana crop di Soekarno Hatta sekarang. Aku akan menemui ayah untuk rapat setelah ini."
Laki laki berbaju hitam itu mengangguk hormat. "baik nona Natalie saya laksanakan."
Natalie tersenyum bangga. Ia lalu berbalik ke arah para maid yang berdiri rapi di aula rumah.
"Susan, jangan lupa ingatkan Nadine untuk minum obat, kondisinya memang udah stabil but jangan sampai kalian lengah lagi. Jika itu sampai terjadi kalian tau bukan apa yang bisa kulakukan."
Tubuh maid itu sedikit bergetar menandakan ketakutan atas ancaman yang baru saja diberikan oleh Natalie.
"Baik nona akan saya persiap-" ucapan maid itu terhenti.
"Please I'm not child anymore Alice, gue udah 14 tahun oke so jangan anggep gue anak umur 7 tahun lagi."
Natalie tertawa kecil menatap sang adik yang kini tengah merengut kesal." kalo lo udah bisa inget waktu jangan lupa buat les fisika, sejarah Ama sains. Guru lo bakal Dateng sekitar jam sembilan pagi."
Nadine memutar bola matanya. Ia kini berjalan mendekati sang kakak yang tengah memerintah beberapa pelayan dan juga bodyguard. "Sumpah lo tau dandanan lo udah kayak Tante Tante kurang belaian, orang gak bakal ngira kalo usia Lo masih 17 tahun." Ucap gadis itu.
"I don't care, udah sana mandi habis ini sekolah lo mau dimulai. Jangan kabur lagi kayak kemarin, Lo bakal bikin gue tambah ribet ngerti."
"Hello Alice, ini weekend lho. masa' lo mau jadi budak perusahaan sih."gadis itu merengut dengan kesal.
"Kalo lo lupa Dine, gak ada hari libur buat gue. Hari ini gue ada rapat Ama bokap, Lo tau kan perintahnya gak bisa di ganggu gugat." ujar gadis itu.
Nadine hanya mendengus lalu menyentuh beberapa berkas yang sudah disiapkan oleh Natalie. "Lo masih aja mau dengerin si brengsek itu ngomong."
"Nadine, watch your mouth. Lo tau itu bisa bikin lo mati seketika." Natalie menghela nafas melihat tatapan tidak peduli dari adiknya itu.
"Fine, pergi ke kamar lo sekarang. Pagi ini gue banyak urusan, gue mungkin bakal balik agak malem so take care for your self okey."
Nadine mengangguk lemah. "Gue bakal nelfon lo siang ini, good luck sis."
Natalie terkekeh, lalu mengusap lembut rambut adiknya itu. "Sorry ya gue janji weekend depan kita hangout. Sekarang gue pergi dulu ya."
KAMU SEDANG MEMBACA
SUNSHINE
Teen FictionNatalie Stevano Thomas Menjadi seorang putri dari alexandro Thomas mungkin adalah salah satu hal yang paling diinginkan oleh anak perempuan manapun, namun terlahir dari keluarga kaya dan memiliki wajah rupawan juga otak genius layaknya Bill Gates t...