Di sore cerah seperti ini, taman sudah ramai dengan orang-orang komplek ataupun luar komplek. Rara,aku dan reya duduk di salah satu kursi tembok disana, melahap es krim yang ku beli saat di pintu gerbang taman.
"Ra, gimana sekolah nya?" Tanya ku mencari topik pembicaraan. Rara yang melahap es krim, menunda untuk menjilatnya kembali.
"Biasa aja ka, eh tapi tau ga ka? Ada yang kirim aku surat, terus di surat itu ada permen nya. Aaaaaaa romantis banget ka" ekspresi senang dan baper nan alay ala Adiku yang satu ini membuatku menyatukan kedua alis tapi kedua sudut bibirku terangkat.
"Permen apa? Lolipop?"
"Bukan ka"
"Terus?"
"Permen kiss satu hihi lumayan buat cuci mulut" mendengar pernyataan Rara dengan spontan kepala ku menggeleng.
Anak remaja sekarang, memang aneh, mereka selalu senang di iming-iming sesuatu. Bahkan yang tidak terlalu berhara. Eh tetapi, setiap orang punya perspektif berbeda bukan?
"Ka ma in i tu yuk" comel sekali adikuuu, reya memang baru bisa berbicara. Ya wajar, karena ia masih ber-usia 3 tahun. Telunjuk nya menunjuk jungkat jungkit berada di samping sana. Aku berekspresi bersemangat dengan mengangkat kedua alis seraya tersenyum.
"Kaka sendiri, reya sama Rara berdua disana, siap ya?" Ucap ku sedikit berteriak.
"Siapppp"ucap mereka berdua.
Kami mulai bermain jungkat jungkit, bagaimana pun tenaga ku lebih besar.
"Reya pegangan ya" perintah ku pada reya.
Bodoh nya aku, terlalu cepat menurunkan kebawah, hingga ia harus loncat dari jungkat jungkit, aku menutup mata. Tapi anehnya, tidak ada teriakan dari reya. Saat ku buka mata. Aku terkejut bukan kepalang, ada yang menangkap tubuh mungil reya, kau tau siapa dia? Dia pria yang tadi siang mengganggu ku.
Dengan cepat aku ambil alih untuk menggendong reya. "Reya ngga apa-apa kan?" Reya hanya menggeleng pelan, masih terlihat ekspresi terkejut dari reya.
Pria itu membungkuk menyesuaikan tinggi nya dengan reya.
"Kaka punya sesuatu" kemudian pria itu mengeluarkan permen lolipop kecil dan diberikannya pada reya, aku menatap nya acuh tak acuh. Rara juga datang menghampiri kami.
"Aku gak dikasi ni?" Rara mendengus.
"Untukmu yang sedang" ia mengeluarkan lolipop ukuran sedang dan diberikannya kepada Rara.
"Daaaan ini untukmu" lolipop besar berwarna-warni berhasil menarik perhatian ku. Tapi, aku gengsi untuk menerima nya:(
Sikut Rara menyenggol tubuh ku. "Terima tuh ka"
"Ga, makasi" ucapku seraya mengalihkan pandangan. "Yaudah sini ka, biar Rara yang makan, ka elyn nya juga ngga mau" tangan Rara mengambil alih permen lolipop.
"Ketemu lagi" perkataan yang santai, lembut dan diiringi dengan senyuman.
"Gue semakin yakin, lo itu bener-bener cenayang" telunjuk ku ini tidak bisa di control, hingga harus menunjuk ke arah wajahnya.
Tapi pria itu? Malah tersenyum manis padaku."Rara, reya ayo kita pulang" tangan ku menggendong berat badan reya, dan meninggalkan pria itu. Tapi Rara,masih berdiri di depan pria itu.
Tubuhku sudah jauh dari nya, tapi Rara masih disana, hanya Tuhan dan mereka yang tau apa yang dibicarakan.
"Raraaaaaa, ayokkk" ucapku teriak.
"I i ya ka" samar-samar aku mendengar ucapannya.
✨✨✨
Vote!!
YOU ARE READING
About you
Teen FictionSebuah konspirasi yang tak terduga, ketika kita bertemu di tempat yang sama, menatap langit yang tak berbeda. Seperti anugrah yang membawaku keluar dari hidup yang monochrom. Jauh sebelum itu, hanya ada coretan pena berwarna hitam di kertas putih...