toko buku

20 5 4
                                    

🌈🌈🌈

Adyra sedang berjalan menyusuri toko buku langganan nya yang sudah hampir 3 bulan tidak adyra kunjungi karna, kesibukannya awal masuk SMA.

"Tidak terasa hidup cepat sekali berlalu, perasaan baru kemarin mama ngajak adyra ke toko buku ini pertama kalinya" gumam adyra sambil berjalan menuju rak buku favoritnya, tak lupa dengan senyuman mengembang di bibir manisnya.

"Buku apalagi yaa yang mau adyra baca, emm" gumam adyra di depan susunan buku di depannya.

Ya, adyra sedang berada di depan susuan novel di toko buku ini. namun, bukan novel roman seperti yang biasa anak muda jaman sekarang baca, adyra lebih suka novel yang berkaitan dengan psikologi, karna adyra ingin mempelajari sedikit demi sedikit tentang ilmu psikologi dari novel novel yang ia baca, agar tidak cepat bosan pikirnya.

"Kayanya ini menarik" ucap adyra sambil menunjuk satu novel yang berjudul 'Prozac nation (Elizabeth wurtzel)'

Saat adyra hendak mengambil novel pilihannya tiba tiba yang ia tangkap bukan novel tadi melainkan tangan seorang pria.

Saat adyra menengok kesamping betapa terkejutnya ia melihat seorang pria di sampingnya ini.

"Ini kak Adam ya?" Tanya adyra dengan polosnya.

Namun yang di ajak berbicara tidak menanggapi ucapan adyra, melainkan hanya diam saja menatap mata perempuan itu.

Pria yang disebut adyra bernama Adam malah melirik tangannya yang masih di genggam adyra di atas buku yang bertuliskan 'prozac nation (Elizabeth wurtzel)' itu.

Tersadar dengan lirikan mata pria disampingnya, adyra pun langsung melepaskan genggaman tangannya kepada pria itu dengan raut wajah yang bisa ditebak bahwa adyra sedang menahan malunya yang teramat sangat sekarang.

"Maaf kak, adyra gak sengaja" ucapnya sambil menunduk dalam.

Lagi lagi orang yang diajak berbicara itu tidak menanggapi ucapan adyra lagi.

Pria itu malah mengambil buku yang ingin adyra beli ke depan kasir.

Adyra pun tidak terima buku yang ia incar untuk dibawa pulang, kali ini malah di ambil pria yang ia sebut bernama Adam itu.

Adyra pun menghampiri pria tersebut ke depan kasir.

"Kak Adam, itukan buku yang mau adyra beli. Kok Kaka main ambil aja sih." Ucap adyra sambil menunjukan wajah kesalnya.

"Ngaco, yang ambil buku ini duluan itu saya." Ucap seseorang yang sedari tadi adyra panggil Adam itu.

"Enak aja. Siniin kak bukunya, adyra mau beli!" Adyra mencoba mengambil buku dari Adam.

"Apaan sih, saya duluan yang ambil bukunya tadi. Buktinya tangan saya duluan kan yang ada di atas bukunya." Ucap Adam yang membuat adyra malu untuk yang kesekian kalinya.

"Ya tapikan, adyra udah liat buku itu duluan. Tadi pas adyra liat buku itu, disitu adyra cuma sendiri, gak ada kak Adam." adyra belum juga mau mengalah rupanya.

'gadis keras kepala' ucap Adam dalam hati.

Tiba tiba, wanita paruh baya yang masih terlihat cantik datang menghampiri dua remaja yang sedang memperdebatkan buku itu.

"Loh adyra, kamu kesini lagi cantik." Sapa wanita paruh baya itu kepada adyra seakan sudah akrab dengan adyra.

"Eh mami Rieke, iya adyra baru bisa kesini lagi. Soalnya, kemarin-kemarin kan masih sibuk sama sekolah baru" adyra segera mencium tangan wanita paruh baya itu sambil menanggapi uacapannya.

Ternyata wanita paruh baya itu adalah sang pemilik toko buku ini, jelas saja adyra sudah akrab dengannya. Bagaimana tidak sudah hampir 7 tahun adyra selalu berlangganan membeli buku disini.

" Mami dengar ada ribut ribut tadi di sini, makanya mami samperin." Ucap wanita yang adyra panggil mami Rieke tersebut.

"Ini loh, adyra kan mau beli buku itu, tapi malah di ambil sama kak Adam." Ucap adyra memasang wajah memelasnya.

"Loh Adam, kok ga bilang Tante mau kesini." Ucap mami Rieke sambil menatap Adam.

"Adam sekalian lewat aja Tante tadi, abis latihan basket." Ucapnya sambil tersenyum ramah.

Adyra hanya bisa bengong mendengarkan percakapan mereka berdua, sepertinya mereka sangat akrab, batin adyra.

"Ya ampun jadi kalian berdua ngerebutin buku ini." Ucap sang pemilik toko buku tersebut.

"Bukan ngerbutin mami, ini kan emang adyra duluan yang mau beli, eh malah di ambil sama kak Adam." Ucap adyra dengan tatapan kesalnya kepada Adam.

Adam hanya bisa memperhatikan wanita yang menuduhnya ini dengan tatapan yang sama kesalnya.

"Dam, bukunya kamu kasih ke adyra aja ya." Ucap Rieke.

"Gak bisa gitu dong, Ini kan Adam duluan yang ambil Tante." Ucap Adam sambil melirik adyra.

"Kasih adyra aja dam, bukunya masih tersisa satu lagi sepertinya di gudang, biar nanti Tante ambilkan." Ucap Rieke menenangkan Adam.

Mendengar perkataan Rieke, Adyra segera memasang senyum manisnya.

Dengan terpaksa Adam pun memberikan bukunya kepada adyra, dengan tatapan tak sukanya.

Sekarang adyra dapat tersenyum senang, karna buku yang sedari tadi mereka perdebatkan sudah ada di tangannya.

Adyra segera membayar buku tersebut dengan cepat, takut akan Rieke yang nantinya berubah pikiran memberikan buku itu kepada Adam lagi.

Selesai membayar kiarapun mengucapkan terima kasih kepada Rieke, lalu memberi tatapan mengejek kepada Adam yang masih memasang muka kesalnya.

"Adyra pulang dulu ya mami" uacapnya sambil mencium tangan Rieke kembali.

Adyra pun segera keluar dari toko buku tersebut, tak lupa menjulurkan lidahnya kepada Adam tanda mengejek.

Adam yang melihatnya semakin geram dengan tingkah laku wanita tersebut.

Setelah adyra meninggalkan toko buku itu, Rieke pun menepati janjinya untuk memberikan Adam buku yang tadi ia perebutkan dengan adyra.

"Nih dam, kamu tuh kalo sama perempuan ngalah sedikit lah " ucap Rieke yang hanya diberikan senyuman oleh Adam.

Saat Adam hendak membayar bukunya ke kasir, Rieke mencegahnya.

"Udah bawa pulang aja, dam." Ucap Rieke sambil menepuk pundak Adam lembut.

"Gapapa Tante, Adam beli aja bukunya." Ucapnya lalu mendapat gelengan kepala dari Rieke.

"Gimana keadaan mama dam?" Tanya Tante Rieke.

"Alhamdulillah." Ucapan Adam kali ini sangat datar, seolah menyembunyikan sesuatu yang orang lain tidak boleh tau.

Rieke memasang senyum , "yaudah Tante titip salam buat mama ya dam"

Lagi lagi Adam hanya membalasnya dengan senyuman.

Setelah itu adam pun mengucapkan terima kasih kepada Rieke, lalu meninggalkan toko buku tersebut.

Sebelum menaiki motornya, adampun berpikir siapakah wanita menyebalkan tadi dan kenapa wanita itu mengenalinya.

Persetan dengan wanita menyebalkan itu, Adam pun langsung menarik motornya dan membawanya menerobos jalan ibukota.

🌈🌈🌈

Terimakasih sudah membaca 🙌

Jangan lupa vote, komen, dan follow akun wattpad akuu!💙


Salam sayang
Panda❤️

all is hurtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang