hujan

19 4 1
                                    

🌈🌈🌈

Rasanya sangat melelahkan hari ini. Dihukum Bu Laras karna lupa bawa buku sejarah, disuruh bolak balik perpustakaan untuk mencari buku ekonomi yang diminta pak Jamal yang menyusahkannya lagi, karna buku itu sulit sekali di cari. Dan sekarang adyra harus memasuki jam pelajaran olahraga saat tengah hari bolong. Memikirkannya saja adyra gak sanggup.

"Dyra ayok cepet ganti baju, Lo tau kan pak Santo tuh bawel banget." Nara segera menarik tangan dyra untuk ganti baju.

"Aku gak olahraga dulu deh Ra, capek tau!" Ucap adyra kembali duduk dengan lemas.

"Plis deh dyra, gausah drama. Lo mau diocehin Berjam jam sama pak Santo karna Lo ga ikut olahraga?" Eva baru saja mengganti bajunya lalu kembali masuk kelas menemui adyra dan Nara yang juga belum ganti baju.

"Kamu pikir gak cape apa, nyapu sepanjang koridor terus disuruh bolak balik perpustakaan sama pa Jamal." Adyra kesal mendengar Eva yang mengatakan bahwa adyra sedang drama. Padahalkan capek beneran tau! Gerutu adyra dalam hati.

"Yeh siapa suruh lo pake ga bawa buku sejarah segala." Ucap Eva yang membuat adyra semakin kesal. Eva memang seperti itu, wataknya yang keras, cuek, juga selalu berkata seenaknya. Ceplas ceplos banget anaknya, tapi adyra sudah mengetahui sifat sahabat barunya itu, jadi adyra memakluminya.

Tiba tiba suara dobrakan pintu membuat ketiga perempuan di dalam kelas itu kaget bukan main. Saat pintu terbuka munculah sosok pak Santo yang sudah memegang ranting pohon di tangannya.

"Kalian bukannya cepat ganti baju malah ngerumpi di kalas!." Bentak pak Santo

"Dan kamu Eva, kamu kan sudah ganti baju lalu kenapa ga ke lapangan. Buat apa kamu memakai baju olahraga di dalam kelas hah!" Pak Santo semakin marah sepertinya.

"Karna kalian sudah membuat saya marah, kalian saya hukum. Lari mengelilingi lapangan sampai jam pelajaran saya habis." Lanjutnya yang langsung membuat mata ke tiga perempuan itu hampir keluar.

"Ma- maaf pak, tadi Eva sama Nara udah ngajakin saya buat ganti baju, tapi karena saya yang terlalu lama mengulur waktu jadi kita masih disini dan belum ke lapangan deh jadi jangan hukum kita ya pak." Ucap adyra menjelaskan sambil memohon pada guru olahraganya itu.

"Gak bisa gitu. Dengan kalian tidak segera ganti baju pas jam pelajaran saya mulai, itu artinya kalian menyepelekan pelajaran saya. Yang tujuannya juga baik untuk tubuh kalian."

'baik baik pala Lo. Mana ada olahraga baik di siang bolong begini. Sehat kaga yang ada item gue.' gerutu Eva dalam hati.

"Tapikan disini saya sudah ganti baju pak, jadi saya gak salah." Eva membela diri.

"Saya tanya sekali lagi. Untuk apa kamu ganti baju tapi bukan ke lapangan malah ngerumpi di kelas. Sama saja bohong Eva." Bentak pak Santo.

"Lo gak setia kawan banget sih va, Kitakan disini bertiga. Lo malah mau menang sendiri." Nara menatap sinis Eva.

"Udah udah, disini kan saya yang salah, tadi saya aja yang dihukum deh pak gapapa." Ucap adyra dengan terpaksa.

Eva dan Nara menatap takjub pada adyra. Bagaimana tidak tadi kan adyra yang bilang kalau dia capek dan gak mau olahraga. Tapi sekarang, adyra malah menawarkan diri untuk di hukum lari mengelilingi lapangan sendirian.

"Kalian bertiga salah. Tapi karna salahmu lebih dominan, maka untuk Eva, kamu lari 5 putaran karna sudah memakai baju olahraga mu. Nara, kamu lari 7 putaran. Dan adyra, kamu lari sampai jam pelajaran bapak habis." Pak Santo langsung meninggalkan mereka di dalam kelas.

"Dyra, Lo gapapa." Tanya Nara ragu.

Dyra hanya tersenyum dan menyambar tangan Nara dan Eva untuk segera ke lapangan.

all is hurtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang