Ø7

190 41 8
                                    

Hujan turun dengan derasnya membasahi jalanan ibu kota. Jaemin dan Heejin memutuskan untuk berteduh sebentar di halte.

"Maaf ya Jae, kamu jadi kehujanan gini, " ucap Heejin menyesal.

"Gue yang salah, harusnya tadi bawa mobil aja,"

"Kamu harusnya kan pulang dari tadi karna nunggu aku piket kamu jadi kehujanan, "

"Kan gue bilang pulang bareng, "

"Harusnya tadi kamu pulang duluan aja. Aku bisa pesen gojek, "

Jaemin heran dengan gadis ini, biasanya cewe menyalahkan cowo kalau kehujanan, rempong. Tapi yang ia dapati malah ujaran minta maaf.

"Udah jin, kan amanah. Gue ga keberatan kalau kehujanan gini, udah sering, "

Heejin diam tak ingin membantah lagi. Ia memeluk dirinya sendiri kedinginan.

Jaemin melepas jaketnya,  ke bahu gadis itu. Ia juga kedinginan sebenarnya tapi kalau ia membiarkan Heejin mengigil kedinginan itu sama aja dia pengecut.

"Loh Jae buat kamu aja," Heejin melepaskan jaket itu namun ditahan oleh Jaemin.

"Pakai aja, gue nggak dingin,"

"Makasih jae,"

Jaemin menahan rasa dinginnya, mencoba mengontrol ekspresi.

Hujan mulai sedikit tenang, Jaemin memutuskan untuk melanjutkan perjalanan daripada pulang malam nantinya.

Jaemin nganterin pulang Heejin sampai depan rumahnya. Heejin turun dan merapikan rambutnya yang berantakan karna tak pakai helm.

"Makasih banyak ya,"

Jaemin menaikan kaca helmnya, "Santai, "

"Jaketnya aku cuci dulu ya?"

"Hm," Jawabnya singkat.

Jaemin turun dari motornya, menahan lengan gadis itu,

"Jin, be my friend?" kata Jaemin lirih

Heejin cengo, bukannya mereka udah temenan ya? Kok minta jadi teman.

"Yes," jawabannya santai.

Berteman bukan hal yang buruk kan?

Jaemin mengangkat kedua sudut bibirnya tipis, tak terlihat di balik helm full face itu.

"Okey, gue pulang dulu,"

Heejin mengangguk, tak paham dengan pikiran lelaki Na ini.

Ketika motor Jaemin sudah hilang dari pandangan Heejin masuk ke dalam rumahnya. Mengambil minum di dapur lalu membawanya ke kamar.

Rumahnya sepi apa mungkin kakaknya lagi keluar?

Kak Somi


Kak dimana?|

Karena tak kunjung ada balasan dari sang kakak, ia memutuskan untuk mandi terlebih dahulu. 

Heejin mengeringkan rambutnya dengan hairdryer. Hawa dingin yang dibawa hujan perlahan mulai menghilang karna mandi hangatnya.

Ia menyetel ac menjadi lebih hangat. Ia tak mau besok sakit karena kedinginan. Ia kemudian menuju ke meja belajar, melaksanakan tugasnya sebagai pelajar.

Heejin itu suka belajar, di sekolahnya dulu dia selalu jadi no 1 pararel. Nggak menutup kemungkinan dia juga anak Olimpiade. Pernah juara 1 Olimpiade Matematika. Pialanya jadi hiasan di ruang tamu dan kamarnya sendiri. Sebanyak itu.

Indeed - Na JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang