Ø8

197 36 4
                                    

Jaemin berdecak mendengar omongan Haechan.

"Sejak kapan gue homo, bangsat,"

Haechan tersenyum geli, " Lah lo nempel sama Jeno mulu,"

"Jen, urusin temen lo nih,"

Jeno menengok ke depan, "Bukan temen gue itu Jae, buang aja,"

Jaemin tertawa kemudian melakukan tos dengan Jeno, "Heh, kenapa gue yang dibully? "

Jaemin mengangkat kedua bahunya acuh.

"Woi, Jae cerita napa, sama gue,"

"Cerita apaan bego, orang ga ada apa apa, "

"Ga ada apa apa kok berangkat bareng, tadi berduaan, " jelas Haechan.

Jaemin rasanya ingin mengusir Haechan sekarang juga.

"Kakakanya Heejin temennya kak Yeri," kata Jaemin.

"Hubungannya apa?" tanya Haechan.

"Bodoh," itu bukan Jaemin ataupun Jeno yang menjawab melainkan Renjun yang baru saja datang.

"Lo tuh dateng dateng salam kek, malah ngatain gue,"

Renjun menatapnya tajam, "Eh, ampun Ren, hehe, "

Jaemin dan Renjun hanya menggelengkan kepalanya melihat Haechan yang makin hari makin ga jelas.

"Heran gue, punya temen kayak dia. Udah item, ga jelas, goblok, idup lagi, " kata Jeno yang bergabung dengan temannya itu.

Haechan mendegus, "Gue ini mau nanyain si dilan tentang Heejin ya, ngapa lo pada jadi bully gue?"katanya.

" Lo jelek sih," jawab Jeno.

Haechan yang mendengar itu hanya mengelus dadanya sabar. "Cepetan Jae, ceritaiin,"

Jaemin menghela napasnya kasar, "Kakaknya Heejin lagi ga dirumah, Heejin juga baru pindah di sini. Ya kak Yeri nyuruh gue jemput dia, "

Haechan mangut mangut, "Tapi kok lo mau biasanya mah ogah," tanyanya lagi .

"Kak Somi tuh deket sama Kak Yeri ga enak gue," jelasnya.

"Udahlah, kepo lo. Lagian kalau Jaemin deket sama cewek alhamdulillah, " kata Jeno.

Renjun mengiyakan omongan Jeno itu.

"Lo kalau ada apa apa cerita Jae, kita ini temen," kata Renjun yang dibalas rangkulan oleh Jaemin.

"Tenang aja,"

"Eh, chan tugas sejarah lo udah?" tanya Jeno.

"sejarah yang mana?" tanyanya santai.

"Yang suruh ngerjain bab 3 itu," jawab Jeno .

Haechan cuma ngangguk, "oh, "

"Udah?"

"BANGSAT BELOM ANJING, " teriaknya ketika sadar.

Dilain sisi Heejin dan Saeron sedang berbincang mengenai ekskul dan kegiatan di sekolah ini.

"Jadi kalau ekstra itu bebas milih apa aja?" tanya Heejin.

"Bener, kamu mau ikut ekstra apa jin?"

"Gatau, bingung," jawabnya sambil tersenyum malu.

"Yaudah, kamu mending tentuin dulu aja. Nanti salah pilih lagi" saran Saeron pada Heejin.

"Iya, aku pikir-pikir dulu deh, "

Tak lama guru datang dan semua murid di kelas langsung diam di tempat duduknya, memperhatikan ke depan.

Indeed - Na JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang