PROLOG

61 15 21
                                    

"Kini kutahu bila cinta tak bertumpu pada Status. Semua orang tahu bila kita sepasang kekasih, namun status tak menjamin Cinta...

Kini kutahu bila cinta tak bertumpu pada Lidah. Lidah bisa berkata, namun hati tak sejalan, kata-kata tak menjamin Cinta...

Untuk apa...Untuk apa cinta tanpa---"

Lantunan musik dari sebuah tape recorder terputus. Rupanya ada seorang laki-laki bujang yang mematikannya.

"Hiishh!!!" dengus seorang gadis dengan rambutnya yang terurai itu. Kesal.

"Kenapa dimatiin sih, Bang?" tanyanya sambil beranjak bangun dari kasur empuknya. Laki-laki bujang yang ternyata adalah kakak dari si gadis itu malah acuh. Ia bergerak ke luar kamar adiknya.

"Abang?!!" teriak si gadis dengan manja. Tetap tanpa jawaban. Merasa kesal ia pun mengejar si kakak.

"Iih... Abang tuh kenapa sih? Gak suka apa liat adeknya seneng?" tanyanya setelah berada dekat dengan si kakak.

"Lagu galau gitu kok seneng. Seneng bagian mananya, dek?" jawab si kakak seraya duduk di sofa. Ruang keluarga.

Si adik pun ikutan duduk di sampingnya, diikuti decakan kesal, "Ck..."

"Main-main kek sama temen kamu, disuruh ke sini. Kerjaannya kok di kamar terus, kayak gak punya temen aja. Dasar kuper!" ejek si kakak.

"Ih! PeDe banget sih kalok ngomong! Aku tuh dengerin musik sambil chat-an sama temen di grup! Kalok ngomong tuh difilter dulu kali, bang!" cerocos si adik.

"Ngobrol sama temen tuh langsung, gak cuma chat-an aja bisanya. Palingan juga cuma jadi silent reader di grup. Kalok gak ya, sekali muncul langsung dikacangin. Hhh..." cengir si kakak sambil mengotak-atik benda persegi panjang yang bercahaya alias Handphone.

"Iihh...punya abang satu kok ngeselinnya minta ampun!"

"Punya adek satu cerewetnya, na'udzubillah!"

"Dasar abang cuek!"

"Dasar adek cerewet!"

"Iih...abang!!! Bunda...abang nih ngeselin! Potong aja uang jajannya!" rengek si adik.

"Lah...gak ngaruh dek-dek..."

Dari arah dapur, datang seorang wanita cantik dengan wajahnya yang tenang lengkap dengan celemek yang masih terpakai. Sambil membawa beberapa kotak makanan dan 2 gelas teh, ia menuju ke arah kakak beradik yang tengah adu cek-cok itu.

"Ya ampun! Masih pagi kok udah olahraga mulut aja" meletakkan makanan dan minuman di atas meja.

"Bagus dong, Bun. Barangkali bisa ngecilin mulutnya adek. Biar gak berisik."

"Tuh 'kan, Bun? Emang dasar abangnya tuh ngeselin. Bikin gerah hati, gerah body, gerah segala-galanya."

"Ssstt...udah. Gak enak di dengerin, adek kakak kerjaannya ribut aja. Kalok Ayah kalian tau, pagi-pagi gini abis kalian diceramahin."

"Sebenernya ya, Bun. Aku cuma kasih tau dia biar gak galau muluk kerjaannya. Masih kecil kok kerjaannya galaaaau terus."

"Ini kan HAM-nya aku, bang. Mau aku dengerin lagu galau kek, rock kek, kpop kek, atau bahkan dangdut sekalipun ya terserah aku lah. PRIVASI! Understand? Lagian aku juga bukan anak SD, bang. Aku udah gede, udah kelas 1 SMA. Masa iya, masih mau dengerin lagu balonku ada lima. Apa kata dunia?"

"Lah...kebiasaan kamu tu, dek. Abang ngomongnya cuma dikit,  kamu jawabnya panjang banget."

"Biarin! Aku punya hak mengemukakan pendapat kok. Wlee..." menjulurkan lidahnya ke arah si kakak.

Si kakak yang tidak terima akhirnya menjitak kepala si adik. Dan berakhir dengan saling menjitak satu sama lain.

"Haduh...haduh... Pusing Bunda! Mending kalian bantuin Bunda, sekarang ke Supermarket beli sayuran. Kebetulan Mba Siti lagi ijin pulang kampung. Daripada kalian di rumah, gucinya Bunda lama-lama bisa pecah."

Kedua kakak beradik itu saling tatap dan lalu tertawa bersama-sama. Singkat cerita, akhirnya mereka pergi ke Supermarket bersama naik mobil pribadi...

*ON THE ROAD*

Bismillah!!! Assalamu'aikum, gaeesss! Gue yakin ini cerita absurd banget dah, karena gue sendiri bingung mau mulai darimana😂
Gue gak bakal bosen minta vote, kritik dan saran dari kalian yang berbaik hati mau mampir di lapak gue yang masih bejubel :") dan pastinya typo masih berserakan dimana-mana :v

Hope you enjoy it!

-Leny Zakiyyatur Rohmah😙

Love In ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang