Ayo kenalan dengan Nadeera.
Si jenius pemenang OSN Ekonomi tahun 2019.Nadeera tersenyum bangga, kala berseluncur di Instagram dan tanpa sengaja menemukan sebuah iklan instastory yang mengarah ke sebuah artikel mengenai dirinya. Tahun 2019 lalu adalah tahun yang gemilang baginya, impiannya untuk mendapat julukan sebagai siswa berprestasi, juga mengharumkan namanya sampai ke SMA lain sudah terwujud.
Bahkan sampai memasuki tahun 2020 ini, nama seorang Nadeera Nazriel masih di puja oleh siswa sekolah lain yang mengagumi kecantikannya dan masih banyak pula beberapa platform belajar online yang mau menjadikannya sebagai brand ambassador mereka karena kecerdasan yang Nadeera miliki.
"Iyadeh. Yang namanya lagi naik daun, bangga banget dah gue sama si jenius ini"
Kata Renata, yang sedari tadi melihat Nadeera tersenyum sambil menatap layar smartphone miliknya."Ini kan berkat support lo juga Ta sebagai sahabat gue. Yuk dah gua lagi seneng nih. Lo gue traktir makan. Gue juga udah bilang sama anak-anak lain buat ngumpul di cafe kaya biasa" Jawab Nadeera tanpa pikir panjang
"Asiiik. Kaya gini-gini nih. Gue suka banget. Yuk"
Dua sahabat itu lalu berangkat menuju cafe yang mereka tuju dan....
____
BRAAKK.
Suara pintu itu cukup membuat Nadeera yang sedang duduk di pinggir ranjang tersentak sambil melihat ke arah pintu kamarnya.
Wajahnya berubah menjadi sangat tegang dan takut.
Alur cerita di kepalanya yang ia rangkai sedari tadi terbang entah kemana."KEBIASAAN KALAU SEDANG DINASEHATI ORANG TUA, LARI KE KAMAR. MAU JADI APA KAMU HAH?" Kata wanita berusia 50 an
Nadeera hanya tertunduk. Ingin menjawab? Tidak. Itu bukan ide bagus. Pasti nanti kena pukul lagi.
"NGAPAIN AJA KAMU DARITADI DI KAMAR? DENGERIN LAGU PAKE EARPHONE SAMBIL CENGAR CENGIR? NGOMONG SENDIRI KAYA ORANG GILA DEPAN KOMPLEK?"
Di dalam hatinya Nadeera memutuskan untuk diam sampai semua ini selesai.
Hhhh... Sabar Nad, semua bakal selesai."KAMU TUH YAA. LIAT DONG ANAK DEPAN RUMAH. GAMPANG BANGET BERBAUR SAMA WARGA SEKITAR, INISIATIF NYA TINGGI. DITERIMA DI SMA UNGGULAN. GAKAYA KAMU, MASUK KE SEKOLAH YANG BIASA AJA. MANA DIEM BANGET. NANTI KALO DIBAWA KETENGAH ORANG KERJAAN NYA BENGONG KAYA ORANG BODOH."
BRAAAK.
Pintu itu ditutup dengan sangat keras oleh wanita itu, meninggalkan Nadeera sendirian. Menahan tangis.
Kata-kata seperti 'bodoh' memang sudah biasa keluar dari mulut mamanya jika sedang marah.
Nadeera merasa tak masalah dengan hal itu, namanya juga orang emosi kan?
Dia hanya tidak terima dibandingkan dengan orang lain, terutama orang yang sebaya dengan dirinya. Itu hanya membuat dirinya merasa gagal menjadi anak yang membanggakan.Padahal kalau dipikir-pikir Nadeera cukup memenuhi kriteria sebagai anak yang membanggakan. Dia bukan tipe anak yang nakal sama sekali. Dia sangat patuh.
Kepintarannya? Dia cukup pintar. Dia selalu mendapat peringkat 5 besar sejak kelas 10 dan kelas 11. Meskipun kepintarannya tidak setara dengan anak-anak dari sekolah favorit.Yap. Sekolah Nadeera memang ber-akreditasi A, namun SMA yang ia tempati sekarang bukanlah termasuk SMA favorit yang isinya rata dengan anak-anak pintar. Jujur sebenarnya dia sangat ingin pindah ke sekolah yang lebih baik untuk membuat kedua orang tuanya terkesan, tapi setelah dia pikir rasanya agak mustahil. Ingin sepintar apapun Nadeera, orang tuanya akan selalu menganggap anak tetangga depan rumah mereka yaitu Zahra jauh lebih baik dari anak mereka sendiri.
Hanya karena Zahra merupakan anak yang pandai bersosialisasi, dan siswi dari SMA unggulan. Yaaa pokoknya kalo kata orang tua. Sementara Nadeera? earphone selalu terpasang di telinganya ketika berjalan menumbuhkan kesan apatis dimata orang lain, tidak masuk SMA unggulan, dan tidak pandai bersosialisasi rupanya menjadi alasan kenapa orang tuanya senang sekali membandingkan dirinya dengan anak orang yang entah dari rt dan rw mana.
Nadeera pernah coba menjelaskan kepada orang tuanya bahwa dia telah mencoba berteman dengan beberapa orang, tapi mereka semua menolak Nadeera yang katanya aneh, teralu pendiam, tidak gaul. Namun mereka masih tidak mau mengerti anak semata wayangnya ini. Bahkan hal ini hampir membuat dia membenci dirinya sendiri.
Sekarang yang bisa Nadeera lakukan hanyalah membuat rangkaian cerita di kepalanya. Melihat dirinya sebagai orang yang sempurna, dibanggakan orang tuanya, dipuja oleh orang lain, punya banyak teman. Hanya hal itulah yang membuat ia terhibur saat ini.
Hidupku sempurna.
Batinnya seraya tersenyum kembali, memejamkan matanya, merebahkan tubuh di kasur. Dan kembali ke dunia yang ada di kepalanya...
KAMU SEDANG MEMBACA
Primadona. (GxG)
Teen FictionKetika anak ini sedang bersenda gurau dengan temannya. Anak itu hanya tersenyum akan sebuah percakapan yang ia buat di kepalanya. Ketika anak ini sedang menjadi kebanggaan orang tua nya. Anak itu hampir menangis akan ekspektasi orang tuanya yang ta...