BENUASYA

78 13 3
                                    

Bel pulang sekolah berbunyi. Salah satu hal yang paling ditunggu semua murid sekolahan termasuk Asya. Selain bel istirahat, bel pulang juga sangat dinanti bagi sebagian murid SMA Bhayangkara. Terbukti dengan beberapa dari mereka yang sudah menggendong tas, padahal guru yang mengajar belum berpamitan keluar kelas.

Perempuan berkuncir kuda itu baru saja sampai didepan gerbang. Ia berdiri didekat pos satpam sambil menunggu jemputan nya. Hampir satu jam, namun jemputan nya belum juga datang. Asya melirik jam di pergelangan tangan nya. Sudah hampir menunjukkan pukul 2, itu artinya sudah 1 jam ia menunggu.

Asya menghela napas kasar. Hari semakin gelap. Sekolah pun juga sudah di tutup. Sekarang Asya beralih ke halte bus dekat sekolah nya. Ia berdecak kesal. Sudah beberapa kali ia menghubungi jemputan nya, tapi tidak satupun diangkat.

“Mang Asep mana sih” gerutu Asya sambil mengutak-atik ponsel nya.

“Kok lama banget?!” lanjut nya. Perempuan itu menunggu sambil menahan gelisah.

“Hai cantik, sendirian aja nih” suara itu membuat Asya menengok. Tiga orang laki-laki seumuran mahasiswa.

“Mau pulang bareng gak?” tanya salah seorang dari mereka. Asya melirik sinis.

“Apaan sih!” kata Asya jutek.

Seorang laki-laki yang memakai kacamata hitam tertawa. “Cantik-cantik, galak juga yah” kata nya.

“Ayo pulang bareng kita aja” ucap seorang laki-laki lain yang memakai topi hitam sambil menarik tangan Asya.

Perempuan itu menepis kasar. “Gak usah pegang-pegang!” kata Asya semakin jutek. Ia berdiri menjauh dari ketiga laki-laki itu.

“Jangan jauh-jauh atuh, sini deketan” laki-laki berjaket denim itu menarik tangan Asya. Asya memberontak.

“Lepas! Ck! Apaan sih lo, dasar gila!” kata Asya sambil mencoba melepaskan tangan nya.

Cowok ber-kacamata hitam itu mendekat. “Lo bilang kita gila?” tanya nya. Kedua cowok lain nya memegang kedua tangan Asya yang terus memberontak.

“Iya, lo bertiga gila!” kesal Asya.

Sebuah tamparan mendarat di pipi kiri nya. Asya terkejut. Ia mengangkat wajah nya. “Sialan! Lepas brengsek!”

“Lo belom puas? Belom cukup gue tampar?” laki-laki itu memandang Asya tajam. Lalu beralih menatap bibir nya.

“Ohh, atau lo mau yang ini?” kata laki-laki itu sambil mengusap pelan bibir nya. Ketiga cowok itu tertawa kencang melihat wajah Asya yang semakin ketakutan.

“Nanti gantian ya An” sahut cowok yang lain.

Cowok yang dipanggil 'An' itu tertawa. “Beres itu mah” kata nya sambil mengacungkan jempol.

Asya menggeleng. Perempuan itu sudah menangis sekarang. “Lepas. Gue mohon lepasin gue” kata Asya lirih. Tenaga nya kalah kuat dari ketiga cowok ini.

Cowok itu tersenyum miring. “Tadi ngatain gue brengsek, sekarang lo mohon-mohon minta dilepasin, lo pikir gue bego?” ucap nya.

“Udah. Nikmatin aja” kata nya. Detik kemudian, laki-laki itu mendekat. Ia memajukan wajah nya ke arah Asya. Asya menunduk, menghindari wajah laki-laki didepan nya.

Suara pukulan terdengar keras. Asya mengangkat pandangan nya ke sumber suara. Ia melihat seorang laki-laki berpenampilan urakan yang memakai seragam persis dengan nya.

Cowok itu menarik baju mahasiswa didepan Asya tadi dari belakang. Memukul kepala nya hingga membuat mahasiswa itu limbung. Saat lawan nya kehilangan keseimbangan, cowok itu kembali memukul rahang nya hingga sudut bibir nya sobek.

“Anjing! Siapa lo? Mau jadi pahlawan?” cowok yang menggoda Asya tadi menyeka sudut bibir nya yang berdarah.

Bukan nya menjawab, cowok yang sekira nya satu sekolah dengan Asya itu malah mendaratkan pukulan nya lagi. “Dasar banci! Berani nya sama cewek” kata nya sambil meludah di wajah lawan nya kasar.

“Lo berdua jangan diem aja” ucap cowok yang sudah terbaring di jalan raya itu pada kedua teman nya yang masih menahan tangan Asya.

Setelah pergelangan tangan nya terlepas, Asya langsung berlari sedikit menjauh. Sedangkan kedua mahasiswa lain nya berniat memukul laki-laki berseragam putih abu itu. Namun kalah cepat karena cowok itu lebih dulu menghajar mereka berdua.

“Cupu! Bangun lo, sini lawan gue” kata cowok itu yang sudah melihat ketiga orang didepan nya tersungkur.

Namun ketiga orang mahasiswa itu tidak membalas, mereka justru malah lari meninggalkan halte. Setelah ketiga mahasiswa itu pergi, cowok itu menghampiri Asya.

“Lo gak papa?” tanya nya.

“Gak papa. M.. Makasih” kata Asya.

Cowok itu mengangguk. “Lain kali kalo digodain gitu, langsung pulang aja” kata nya.

Asya tersenyum. “Iya, makasih banyak ya” ucap Asya.

Laki-laki itu kembali mengangguk. “Nama lo siapa?”

“Asyara Givanna. Panggil Asya aja” Asya menjulurkan tangan nya.

“Gue Benua” kata cowok itu membalas uluran tangan Asya.

“Kita satu sekolah?” tanya Asya.

“Iya. Yaudah, gue cabut duluan. Lo hati-hati disini” kata nya sebelum beranjak.

Asya tersenyum sambil mengangguk. Ia memperhatikan laki-laki itu hingga motor nya hilang dari pandangan Asya.

Namanya Benua?

______________________________________________________

Note : HALOO! Semoga suka sama Benuasya yaa. Tenang aja ini masih prolog kok, untuk next chapter nanti, bakal aku panjangin tiap part nya. Oh iya udah puasa hari ke 18 nih, siapa disini yang puasa nya masih full? Harus tetep semangat puasa nya yaa!! Benuasya bakal nemenin quarantine day kalian dirumah aja. Jadi, lanjut gak nih?


Jangan lupa Vote, Komen dan Share cerita Benuasya yaa! Share sebanyak-banyak nya ke temen-temen kalian.


BENUASYA
SMA Bhayangkara

Benua Gemilang

Asyara Givanna

Salam sayang dari aku untuk kalian<3

Tencuu gaiss<33333

BENUASYA [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang