4. PERJANJIAN

37 6 0
                                    

4. PERJANJIAN

“ASYA!”

Cowok dengan almamater biru dongker itu melambaikan tangan nya lalu berjalan menghampiri Asya. Asya menoleh. Niat nya untuk masuk ke kelas terurung karena panggilan tersebut.

“Hai” sapa cowok berjas Osis itu. Namanya Geovanno Nusantara—Ketua Osis SMA Bhayangkara.

“Nusa? Tumben kesini, ada apa?” kata Asya.

“Nggak ada apa-apa kok. Oh iya, pulang sekolah nanti lo ada acara?” tanya Nusa.

Asya menggeleng. “Enggak ada. Emang nya kenapa?”

“Gue mau ngajak lo jalan. Lo mau kan?” ucap Nusa.

“Jalan?”

Nusa mengangguk. “Iya”

“Kemana?”

“Ada deh. Nanti gue kasih tau. Ya udah Sya, gue balik ke kelas dulu ya” ucap Nusa.

“Jangan lupa nanti pulang sekolah” sambung nya setengah berteriak lalu cowok itu menghilang di belokan koridor.

Kening Asya menyerit. Ia bahkan belum menerima ajakan Nusa tapi cowok itu sudah lebih dulu pergi. Asya mengedikkan bahu nya acuh lalu berjalan masuk ke kelas nya.

“Tadi kayak nya didepan ada Nusa” kata Sagitta begitu Asya sudah duduk di sebelah nya.

“Iya”

“Ngapain dia kesini?”

“Nggak tau. Katanya mau ngajak jalan” balas Asya.

“DIA NGAJAKIN LO JALAN??” teriak Sagitta histeris. Asya spontan menutup mulut Sagitta dengan tangan nya.

“Jangan teriak-teriak Ta!” ucap Asya sedikit kesal karena mereka berdua menjadi pusat perhatian di kelas nya.

Sagitta menyengir. “Sorry

“Eh, tapi lo serius?” lanjut Sagitta yang dibalas anggukan Asya.

“Wahh kayak nya dia suka deh sama lo Sya” ucap Sagitta.

“Ya elah Ta. Dia kan cuma ngajakin jalan. Masa gitu doang dia suka sama gue?” kata Asya.

“Itu namanya trik Sya. Dia ngajakin lo jalan itu buat awal pdkt! Lo kayak baru lahir kemaren aja” ucap Sagitta.

“Jangan aneh-aneh deh Ta. Mending sekarang lo belajar, hari ini kan ulangan fisika” peringat Asya pada Sagitta.

“ULANGAN??!!”

***

Jam pelajaran pertama di kelas XI IPA IV diisi dengan jam kosong. Guru yang seharusnya mengajar di kelas mereka terpaksa tidak bisa masuk kelas karena ada rapat dadakan yang dilaksanakan seusai upacara.

“SEPERTI MATI LAMPU YA SAYANG. SEPERTI MATI LAMPUUUU. CINTA KU PAD—”

“Nih! Makan tuh lampu. Berisik aja lo!” Benua menyumpal mulut Vertikal dengan segumpal kertas di tangan nya.

“Mampus” sahut Ariesh tertawa ngakak.

Vertikal melepas earphone hitam dari telinga nya. “Ya elah Nu! Kenapa sih? Gue kan butuh hiburan!” gerutu Vertikal kesal.

“Lo berisik! Gue mau tidur” kesal Benua lalu kembali menelungkupkan kepala nya. Cowok itu terbangun karena suara berisik Vertikal.

“Seperti mati lampu ya sayang” ledek Ariesh meniru suara Vertikal lalu cowok itu kembali tertawa.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 30, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BENUASYA [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang