Ikanaide

344 32 18
                                    


Ada yang masih ingat saya? WWWWWWW, HAI GENGS! paling banyak orang yg lupa akan buku ini.... Iya, nggapapa kalau kalian lupa sama buku ini, karena SAYA JUGA LUPA SAMA BUKU INI.

Eniwei. Stay safe guys and gals, di rumah aja, kaga usah keluar. keluarkan jiwa hikikomori kalian. Marathon anime saja, kaga usah macam-macam :v.

Oh ya... Mohon maaf lahir dan batin. Selamat menikmati bulan ramadhan bagi yang merayakan, dan saya minta maaf kalau pernah salah sama kalian semua :)










DRABBLE!!
enjoy~







Eve baik-baik saja, sumpah. Ia baik-baik saja, tidak ada yang salah dengannya. Sou tahu itu. Tak ada yang salah dengan kakak kembarnya. Merekalah yang salah. Dunia ini yang salah. Rumah sakit sialan itu yang salah.

Seenaknya mereka menculik kakaknya. Seenaknya mereka menuduh kakaknya. Sou meronta-ronta minta dilepaskan. Kakaknya hanya flu dan demam, tidak ada yang serius dari itu.

Namun mereka seenaknya mengambil kakak kesayangannya tersebut. Seenaknya mereka mengatakan bagaimana kakaknya punya penyakit yang serius dan beresiko. DEMI TUHAN KAKAKNYA HANYA FLU BIASA.

Ia mengingat bagaimana kakaknya tersenyum lembut kearahnya. Walau tertutupi masker, namun Sou tahu bahwa ia sedang tersenyum. Matanya menatap sang adik seraya melambaikan tangan kanannya. Sou meronta minta dilepaskan. Dua orang tetangga apartemennya menahan sang adik agar tidak pergi menuju sang kakak. Sou menangis minta dilepaskan. Kakinya menendang udara dan tangannya berusaha untuk lepas.

  "LEPASKAN!! LEPASKAN BANGSAT!! NII-SAN TIDAK SAKIT! TIDAK!! JANGAN BAWA NII-SAN PERGI!!" Teriak Sou. Dua orang tetangga yang menahan kedua tangannya terlihat menahan sedih. Sedih melihat sang adik yang marah, dan sedih melihat sang kakak yang pergi.

  "NII-san! NII-san!! EVE NII-san!!!" Sou semakin menggila saat sang kakak dibawa masuk kedalam ambulans.  Tangisnya pecah saat ambulans itu mulai pergi meninggalkan apartemen itu.

  "TIDAK! TIDAK! TIDAAAAK!!!!" Sou menangis. Air mata membasahi pipinya. Tanpa sadar ia jatuh terduduk di tanah. Dua tangan yang menahannya tadi kini hanya bisa mengusap punggungnya pelan, membisikkan kata-kata penenang yang tidak di hiraukan sang adik.

  "nii-san...." Suara paraunya diselingi isak tangis. "kembalilah, nii-san.."

  "Eve-san pasti akan kembali kok  Sou. Iya kan, Sakata?"

  "A-Ah, iya iya. Urata benar! Eve pasti akan kembali! Nanti kita bisa main PUBJ bareng lagi!"

  Sou tak ingin mendengar bacotan dua makhluk disisinya. Pikirannya hanya fokus pada satu hal. Yaitu kapan ia akan kembali dipertemukan dengan kakaknya.

  'aku akan menunggu nii-san pulang.' adalah rencananya untuk hari kedepannya.

.

.

.

  Sou sudah membeli bunga untuk menjenguk sang kakak di rumah sakit. Bunga itu berwarna biru muda. Wangi dan warnanya menenangkan hati. Senyuman terbaik ia siapkan untuk menjenguk sang kakak.

  Sou dilarang menjenguk sang kakak.

.

.

.

  2 minggu berlalu, Sou masih menunggu. Sakata dan Urata selaku tetangga yang baik, kerap kali datang mengunjunginya. Membawa makanan dan game consol, mereka berusaha sebaik mungkin menemani sang adik.

  Dan Eve belum kembali

.

.

.

.

  Hujan...
Dingin dan berisik.
Sou benci hujan.
Sou sangat membenci hujan

Tapi ia lebih membenci kenyataan bahwa kakaknya tak akan pulang.
















author's note.

terima kasih telah meluangkan waktu kalian membaca ff ini. Terima kasih banyak.

Ingat! dirumah saja! hindari kerumunan dan rajin cuci tangan! mari bersama kita doakan semoga saudara-saudara kita yang sedang berjuang melawan virus ini tetap kuat dan deberi kemudahan oleh yang maha kuasa....

Stay safe, stay at home!

Utaite Drabbles Desu >w< [very Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang