Vote sblm membaca, komen pas lg baca 😙😚😗😘
Grizelle's POV
"Sehabis berbelanja dengan Kekasih, huh?"
Aku menoleh kebelakang, menemukan Harry yang berdiri sudah dengan baju santainya. Tampaknya Ia sudah selesai mandi, namun lagi-lagi kenapa dia harus menyebalkan seperti ini sih? "U-uhm, Aku baru saja berbelanja untuk memasa---"
"Aku tidak bertanya apa yang kau beli," ujarnya dan Aku menatapnya dengan tatapan tidak percaya, kenapa Ia menjadi seperti ini? Aku tidak mengenal dia yang seperti ini!
"Aku tidak berbelanja dengan Dylan jika itu yang kau maksud!" pekik ku, paru-paru ku terasa menyempit dan wajahku memerah, Aku tidak biasa beradu argumen dengan berteriak-teriak apalagi bersama Harry. Aku bukan tipe orang yang suka berteriak jika memecahkan masalah, namun Harry tampak sangat menyebalkan. Dia hanya tidak tau Aku mencoba untuk mendapatkan kata maaf darinya.
Rahang Harry mengeras mendengar ucapanku, "Oh ya? Kau pikir Aku bisa dibohongi? Jelas-jelas kalian pulang bersama tadi," ujar Harry dan Aku menahan air mataku, ia tidak tau jika Dylan menurunkanku didepan Supermarket.
"Dylan mengantarku hanya sampai Supermarket," jelasku, berusaha sejujurnya agar tidak ada lagi yang perlu ditutupi.
Harry tergelak setelah itu, "Kenapa? Kau takut ia mengetahui jika kita tinggal satu atap, hm?" tanyanya, Lagi-lagi senyum mengejeknya muncul sambil melipat tangannya didada.
"Aku hanya berusaha menghargaimu sebagai suamiku!" ujarku, air mataku jatuh melewati pipiku, membuatku dengan cepat menyekanya dengan kasar sebelum Harry melihatnya. Aku tidak mau ia melihat air mataku.
"Ya dan alasan lain yang lebih kuat adalah Kau takut dia mengetahuinya," ujarnya dengan tenang, matanya menatap tajam wajahku yang sedang menangis. Dia seolah menikmati wajah menangis ku. "Dia kan kekasihmu, sedangkan Aku hanya suamimu."
"T-tidak. Bukan seperti itu," ujarku, menyandarkan tubuhku pada Tembok dan terisak disana. Aku menghapus air mataku, "Tidakkah kau bisa mendengarkanku dulu?"
"Apa yang harus kudengar lagi? Aku sudah muak dengan sifat plin-planmu. Seharusnya dari dulu Aku tau jika Kau tidak dapat memilih, jadi Aku yang seharusnya dari dulu memilih untuk melepaskanmu terlebih dahulu," ujarnya membuat hatiku seperti tertusuk. Aku merasa seperti tidak diinginkan dan itu sangat menyakitkan. "Aku ingin kau tegas," ujarnya dalam.
"Apa? Apa yang kau inginkan sekarang?" tanyaku, berdiri tegak dan menghapus air mataku. Berusaha tegar dan menerima apa yang akan Ia ucapkan.
"Aku atau Dylan?" tanyanya, membuat jantungku kian berdegup kencang. Aku memainkan jari-jariku sendiri. Dia tampak sangat tegas dan menatapku tajam, menunggu jawabanku. Dia melipat tangannya didada, dengan gaya Arogan yang dulu sering ia lakukan. Dan gaya arogan itu sudah sangat lama tidak kulihat selama pernikahan kami.
"Aku tidak bisa memilih," cicit ku.
"Aku atau Dylan?" tanya Harry mengulang yang tadi. "Jika Kau ingin denganku dan melepaskan kekasihmu, maka ya, kita lanjutkan pernikahan ini," ujar nya dan Aku menatapnya nanar.
Aku menggeleng, melipat kedua tanganku didada. "Aku pergi," ujarku, berharap Ia mengerti apa maksudku. Rahangnya mengeras mendengar ucapanku, matanya menatapku tidak percaya dan tajam.
"Baik. Surat cerai akan kukirimkan nanti," ujarnya dan Aku mengangguk.
"Baik."
Aku menghapus air mata yang tidak henti-hentinya mengalir melewati pipiku. Lantas masuk kedalam Kamar Harry guna merapikan barang-barangku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lust [H.S]
FanficGrizelle Amber Lauveen Gadis cantik dengan otak cerdas, si Cengeng yang menggemaskan. Si murah senyum yang selalu ceria. Dirinya adalah seorang Gadis cerdas, cantik dan menarik, selalu ceria dan tertawa membuatnya sungguh mudah mendapat pekerjaan...