Ingatan

80 6 0
                                    

Part 1

____
بسم الله الرحمن الرحيم

Jadikan bacaan kedua setelah Al-Qur'an ya.. :)
__

Dengan kecepatan diatas normal, sosok pemuda tampak mengendarai motornya dengan ugal-ugalan. Fokusnya yang buyar, membuatnya hampir menabrak pengendara lain. Namun, ia masih cukup memiliki kesadaran untuk mengelak lebih gesit.

Pemuda itu kacau.

Fikirannya masih saja melayang. Masih sulit banginya berdamai. Hinga akhirnya, pemuda itu memilih untuk membelokkan motornya kejalur sepi yang memang jarang dilewati pengendara.

Hanya untuk berjaga-jaga. Otaknya masih waras untuk memikirkan keselamatannya sendiri

Hari sudah mulai gelap, jalur yang pemuda lewati itu memang benar-benar sepi. Dan sejauh ini, ia tak menemukan pengendara lain atau bahkan pemukiman di sepanjang jalan yang ia lewati.

Sepertinya, pemuda itu sama sekali tak peduli.

Masih dengan kecepatan yang sama. Pemuda itu tanpa sadar mulai memejamkan matanya tepat saat kepalanya kembali berdenyut hebat.

Namun,  bukannya meringankan sakitkepalanya, memejamkan mata malah membuat beberapa kenangan masalalunya bergantian berputaran dibenak.

Sebuah tawa nyaring seakan terdengar begitu nyata di telingannya.

Flash back on

"Haha, abang jangan... Faida gelii..." gadis kecil itu berlari menghindar dari pria kecil yang mengejarnya dan siap untuk mengelitikinya.

Namun, usaha gadis kecil itu untuk menghindar hanya berbuah sia-sia. Nyatanya, pria kecil itu bisa menangkapnya dan melingkarkan tangannya di perut gadis kecil itu dari belakang.

"Yah,, ketangkep."

Pria kecil itu terkekeh.

"Abang lepasin..."

"Gak bisa dong. Ada syaratnya."

Gadis itu mengerjap polos, "apa?"

Senyum lebarpun terlukis diwajah pria kecil itu, tanpa menunggu waktu yang lama, ia sudah berhasil memutar tubuh gadis kecilnya hingga sepenuhnya menghadap dirinya.

"Cium,"

Gadis kecil itu mengangguk patuh, wajahnya mulai mendekat, namun, brakk!!

Mereka jatuh diatas rerumputan bersama. Menghadirkan tawa-tawa kebahagiaan.

"Haha, dasar adek jail! Sini abang gelitikin lagi.." pria kecil itu memiringkan tubuhnya dan mulai memainkan jarinya di perut sang adik.

"Hahahaha, udah bang.. Geli.. Hahaha"

Melihat gadis kecil itu sudah berkaca-kaca, pria kecil itupun mengakhiri aksi menggelitikinya. Lantas kembali pada posisi terlentang menatap kelangit.

Pria itu tersenyum samar, menatap indah bintang yang bertaburan diatas.

Namun, tatapannya beralih, saat merasakan sesuatu yang menempel pada pergelangannya. Pria kecil itu sedikit tertegun mendapati benda yang kini sudah melingkar manis di pergelangan tangannya.

 AFNANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang